Sad story

14 1 1
                                    

Sampailah mereka di tempat ternyaman tingkat dua karena yang pertama adalah masijid utama pesantren Al-hidayah.  Terlihat satu tempat duduk dari kayu di pinggiran sungai. Kursi yang sangat nyaman untuk diduduki plus udara pagi yang menyambut mereka dengan damai.

"Zara ...,"

"Hmm ....," Zara bersandar pada kursi bambu itu dengan tangan dibelakang kepala sebagai tumpuan.

"Kamu sudah tau?" Riska ikut duduk disampingnya.

"Tidak!"

"Serius dong, Zara."

"Oke, sejak kapan kamu merokok?" tanya Zara langsung pada intinya.

"Ternyata kamu tahu. Sebenarnya udah lama, mungkin satu tahun yang lalu."

"Kamu senang saat merokok?"

"Mungkin, menjadi lebih baik saja."

"Kamu harus berhenti, itu akan lebih mempermudah hidupmu dan masa depanmu."

Riska sedikit termenung mengalihkan pandangannya yang kosong ke tengah danau.

Zara yang menyadari hal itu langsung mengubah posisi duduknya menghadap Riska.

"Riska, jika kamu punya masalah ceritakan saja kepadaku. Seburuk apapun kamu, aku tidak akan menghujat apalagi membicarakanmu di belakang. Aku ini temanmu."

"Aku bingung, Zara." Dia berdiri, berjalan dua langkah kedepan lalu mengambil kerikil kecil di hadapannya.
Riska melempar kerikil-kerikil kecil itu ke tengah sungai.

"Aku tidak ingin masalah membusuk pada dirimu. Walaupun aku juga belum tentu tahu solusinya, setidaknya jika kamu punya teman cerita akan membuatmu tidak merasa melewatinya sendirian." Zara mengikuti apa yang Riska lakukan.

Minggu, 24 Oktober 2010

Dear diary

Aku tak tahu harus bagaimana menangagapi cerita Riska. Dia berkali-kali mengatakan ingin mati saja.
Dia berjuang melawan perasaan itu setiap hari.
Sulit dipercaya, Riska adalah seorang gadis korban pemerkosaan si ayah tiri yang teramat keji.
Riska si gadis tomboi itu tidak hanya kehilangan keluarganya, tapi ia juga merasa tengah kehilangan dirinya sendiri.
Luka batin akan terus menggerogoti seumur hidup yang kini ia benci.
Sampai detik ini, dia belum juga sembuh
dan entah sampai kapan akan seperti itu.

Namun, seperti yang sudah kukatakan pada Riska. Aku tak ingin membuat dia merasa sendirian.
Aku akan mencoba terus menyemangati walaupun itu berpengaruh kecil baginya.

MyDiary PesanTrend!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang