Ini hari pertama kedatangan Sofiyan, dia membawa tiga buah koper besar.
"Kapan kita akan berhenti dari kegilaan ini?" tanyanya pada Zara setelah tak bertemu satu bulan lebih."Karena kamu gila, makanya kita ada disini. jadi nikmatilah!" candaan Zara pada sang adik yang dibalas dengan wajah cemberut.
Ada rasa sedikit senang di hati Zara dengan kedatangan Sofiyan kali ini. Setidaknya, Zara masih bisa bertemu dengan si bungsu yang menyebalkan namun sedikit menggemaskan itu.
Tiga koper besar, lalu apa saja sih isinya? Sofyan ternyata tidak hanya membawa baju dan barang-barang secukupnya. Bawaannya melebihi kapasitas.
Ia membawa komik-komik terbaru, miniatur one piece, alat musik biola, papan catur, barbell seberat 2 kg, bahkan peralatan buat ngecamp juga diangkut.Si bungsu tidak berpikir bahwa lemari yang telah disediakan pondok akan muntah untuk menelan barang sebanyak itu.
Lalu bagaimanakah solusinya? Jelas Sofiyan tidak mau mengalah dan pasrah begitu saja, barang yang sudah ia bawa harus tetap bersamanya."Kak Zara sayang, aku titip sebagian, ya. Soalnya lemariku udah gak muat." Sofiyan menghadiahkan satu buah koper untuk Zara.
Zara tercengang dengan ekspresi yang hampir ingin menelan bulat-bulat adiknya itu.
Andai saja diijinkan, pasti sudah ia lempar koper itu ketengah danau bersama pemiliknya."Tolong, ya Kak!" diaa memelas berharap dapat rasa kasihan dari sang kakak.
Pak Rahmat ikut menatap Zara seakan memohon agar dituruti saja kemauan Sofiyan."Bolehlah, lagian dilemariku masih ada space." Zara menghela napas menahan semua kekesalan demi kedamaian.
Ia sadar Sofiyan akan terus merengek jika permintaannya tak dituruti.Minggu, 31 Oktober 2010
Dear diary
Begitulah Sofiyan, si anak manja yang sangat tampan ini terkadang dan hampir selalu menyusahakanku.
Dia bisa terlihat sangat pendiam untuk orang baru yang dikenalnya, akan tetapi cukup cerewet bagiku yang sudah lama satu atap dengannya.
Aku harap dia bisa menjadi seorang ustadz disuatu hari nanti.
Haha, aku hanya bercanda, itu tak bisa dibayangkan.
Aku berharap dia bisa menjadi lebih dewasa dan mandiri.Jujur saja saat bapak memindahnya ke rumah nenek, aku sangat khawatir. Tidak menutup kemungkinan pergaulan disana bisa dibilang aman terlebih nenek sudah cukup tua untuk mengawasi cucunya yang membangkang.
Tempat ini memang mungkin yang terbaik untuk kami. Tempat yang semoga membuatku dan Sofiyan menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya dan juga tempat yang mungkin bisa membuatku mengikhlaskan Fadli seperti yang telah aku katakan sebelumnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MyDiary PesanTrend!!
Roman pour Adolescents****************************************** Jakarta, 10 Oktober 2010 Iya sayang, namaku Zara. Zara khoirunnisa. Orang yang paling kau cari di dunia ini. Katamu adalah aku............................... ------- "Untuk apa mempertahankan yang ingin...