Hai..
Kangen gak? Kangenlah masa enggak (dih baru muncul udah sok asik) 😂Kata maaf ini saya dedikasikan untuk beberapa pembaca pecinta Keamo. Maaf karena saya menghilang sangat lama. Dikarenakan semangat menulis saya mulai berkurang dan juga saya merasa sedikit Kecewa karena penerbitan Cerita Ayara yang batal. Hemm auh ah jadi sedihh..
Oke tanpa Babibu. Langsung keceritanya.
Selamat Membaca....
______
Bunyi air menggema di dalam ruangan berukuran sedang dengan warna putih, wangi maskulin menambah suana kamar mandi dengan warna cream yang terlihat indah itu menjadi lebih terasa nyaman. Keano mengusap rambut basahnya, suasana inilah yang Keano sukai, sunyi tanpa suara manusia, dia suka dengan ketengangan, karena menurutnya, ketenangan itu adalah hal yang sangat nyaman, tidak ada yang mengganggu.
Pandangan Keano tertujuh pada pantulan dirinya di kaca, dia menatap dirinya yang hanya mengenakan handuk di pinggang dengan bertelanjang dada, tubuhnya yang atletis dan dagunya yang tegas adalah bagian yang dia sukai. Keano menggeleng kepalanya, megibas rambutnya yang masi basah kemudian tersenyum tipis.
Sejak tadi pikirannya tertuju kepada satu sosok manusia yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya, bayangan masa lalu mulai mucul dipikirannya, senyuman ceria, teriakan lantang, suara manja dan wajah kecewa seorang gadis berambut sebahu mengganggu pikiranya. Keano meraih kaos putih yang tergantung di gantungan pakaian yang berada di sampingnya.
"Ganggu banget" Keano reflex mengucapkan kata-kata yang dulu selalu dia lontarkan untuk Moza.
Sambil berjalan menuju kamar, Keano mengenakan kaosnya dan pada saat dia keluar dari pintu kamar mandi, bunyi deringan ponsel yang teru-terusan berdering membuatnya terusik, dia berjalan menuju nakasnya. Dia mengerutkan dahi, karena pesan dari Kevin begitu banyak, dengan cepat Keano membuka ponselnya, dia membuka satu pesan dari Kevin dan itu membuatnya terperanjak, Keano menghela nafas berusaha tenang kemudian kembali membuka pesan yang lainnya, jantungnya terasa semakin ingin copot pada saat dia melihat sebuah foto.
Dengan cepat Keano berjalan menuju tembok, dia meninju tembok kamarnya berulang-ulang kali hingga tangannya berdarah, Keano kembali lemas, dia mengambil ponselnya dan menelfon seseorang.
"Gak ada yang boleh milikin lo selain gue" Keano memutuskan panggilan itu dan melempar ponsel ketembok dengan cukup keras.
_______________________
Ditengah suana kelas yang ramai dan bising, Keano duduk dengan tangannya yang belum dia obati berada di atas meja, wajahnya yang terlihat tidak biasa saja membuat teman-temannya tidak berani menegurnya, karena mereka tidak ingin mendapat tatapan horror andalan Keano.
Semenjak memasuki ruangan, pandangan Revan tertuju kepada Keano yang terlihat seperti patung di atas kursi, dia menatap tangan Keano yang terlihat jelas sedang terluka, kemudian dia duduk disamping Keano. "Lo kenapa?"
"Tangan lo kenapa?"
"Lo kalau Emosi gak harus gitu caranya"
"Mana tangan lo gak di obati lagi"
"Lo mau tangan lo di aputasi dan kesempurnaan lo berkurang"
Revan ingin menambahkan lagi kata-katanya namun tatapan tajam Keano membuatnya terdiam
"Ya maaf" Revan tersenyum kemudian wajahnya berubah serius "Gue beneran mau nanya, Lo kenapa? Kalau lo gak mau cerita sekarang okay gue gak maksa. Tapi kalau nanti lo mau cerita gue siap dengerin" Revan meringis saat tatapannya kembali tertuju kepada tangan Keano yang masi terlihat memerah karena darah yang sudah mengering.
"Kak. Pinjam kunci, Gue lupa Sesuatu di mobil" Suara Moza membuat Keano terkejut, sejak kapan dia berada disampingya, Keano menutup mata, wangi parfumnya tercium jelas dihidunganya.
"Eh tangan lo kenapa Ke?" Moza menyentuh tangan Keano. Dengan cepat Keano menepis tangan Moza kemudian bangkit berdiri meninggalkan Moza dan seisi kelas yang menatapnya heran.
"Gak usah dipikirin. Nih kuncinya" Revan memberikan kunci mobil kepada Moza. Moza tersenyum dan keluar kelas dengan santai. Seujurnya Moza penasaran dan merasa ngeri dengan sikap Keano, namun dia berusaha terlihat tidak perduli dan memilih diam, dia bahkan berjanji dalam hati bahwa dia tidak akan mau lagi berurusan dengan Keano.
"Segitu Bencinya lo sama Gue Ke" Moza terdiam sejenak didalam mobil kemudian beranjak keluar. Di sepanjang lorong menuju kelas, semua siswa yang dia temui berbisik dan menatapnya, namun bukan Moza namanya jika dia memperdulikan hal itu.
Pada saat Moza melewati lorong toilet sekolah, seseorang menariknya menuju lorong yang cukup sepi, dia sangat terkejut hingga dia tidak bisa bersuara. Sejujurnya dia takut namun dia berusaha untuk tetap terlihat tenang, Moza mengerutkan dahinya ketika dia melihat Mira, Mawar dan Sri berdiri didepannya dengan tatapan tajam mengintimidasi.
Mira mengangkat Gunting dan itu kembali membuat Moza terkejut. Mereka adalah Geng Mira dan saat ini mereka berdiri didepan Moza dengan masing-masing gunting ditangan mereka. Mawar tersenyum sinis kemudian mendekati Moza. Mira dan Sri memegang Moza yang sudah terlihat panik. Dengan senyum sinis dan wajah penuh kemenangan, Mawar menarik rambut Moza dan dengan kasar dia memotong rambut Moza secara acak. Moza yang semakin panikpun berteriak namun apalah daya, tempat dia berada saat ini jarang dilalui siswa.
Moza menangis saat melihat rambutnya terjatuh di lantai, suara tawa ketiga wanita itu sangat menakutkan, wajah mereka terlihat seperti manusia yang akan siap menikam lawannya kapan saja. mereka dengan bahagia memainkan gunting di rambut Moza.
Mira melepas tangan Moza namun tanpa menunggu lama Mira langsung menampar Moza kemudian mencekik Moza sambil menertawakan kemenangannya "Ini akibat lo terlalu mengabaikan peringatan gue. Rambut cantik lo ini" Moza semakin terisak saat merasakan irisan gunting dan perih di pipi kanannya "Pipi lo dan senyum lo yang murahan ini harus hilang hari ini" Mira menampar Moza berulang-ulang hingga Moza merasa seluruh tubuhnya terasa sakit dan lemas. suara seseorang memanggil namanya, matanya sedikit terbuka namun dia tidak bisa mengetahui siapa sosok manusia yang memeluknya dan seketika semuanya gelap.
__________
Di follow ya Instagram: meluksendi
KAMU SEDANG MEMBACA
KEAMO (AND)
RomanceMenceritakan tentang berubahnya Moza fransisca Dermawa yang dulunya sangat tergila-gila dengan seorang cowok dingin berhati batu yang bernama Keano Gugraha. Cewek centil dan agresif itu kini telah kembali setelah dua tahun menghilang dan membawa per...