Part 09

3.3K 246 7
                                    

Follow Instagram :meluksendi
Dan..
Jangan lupa vote and komen.

Selamat Membaca..

________

“kenapa Lo?” tanya Dela sambil berjalan disamping Moza

Moza melirik Dela sejenak “Emang gue kenapa?” tanya Moza pura-pura tak mengerti maksud dari pertanyaan Dela.

“Kenapa lo kayak males banget liat Keano?”

“Iyah. Kebaca banget tau gak, kasihan Keanonya kalau digituin” ucap Riri. Dela dan Moza seketika menoleh ke arah Riri yang memasang wajah polosnya.

“Peduli banget lo sama Keano” ucap Dela yang di angguki oleh Moza.

Riri menggeleng kepala “Gak kok, gue Cuma kasihan aja, bayangin kalau gue ada di posisi dia terus gue dicuekin sama orang yang perna tergila-gila sama gue” Moza dan Dela seketika memutar bola mata “gue yakin banget itu rasanya gak enak”

“Bisa diem gak sih?” ucap Dela melas membuat Riri menoleh ke arah Dela dengan tatapan kesal.

“Suka-suka gue,mulut-mulut gue,gue yang ngomong,gue yang capek” ucap Riri dengan Nada kesalnya.

Dela yang tak ingin kalahpun menjawab Riri “Bukannya itu mulut lo sewah ditempat lambeh?”

“Mana ada mulut disewa” jawab Riri cemberut karena jawaban Dela, dia merasa mulutnya tidak ada artinya kalau dianggap mulut lambeh.

Saat Moza ingin melerai pertengakaran kedua sahabatnya, Moza terkejut karena dia disenggol oleh seseorang yang berjalan dari belakangnya, untung saja Moza tidak terjatuh dan yang membuat Moza kesal, orang yang menabrak Moza itu adalah Keano, Keano sama sekali tidak merasa bersalah bahkan dia terus berjalan seakan-akan dia tidak melakukan apa-apa kepada Moza.

“GAK ADA AHLAK LO,BUKANNYA MINTA MAAF MAIN NYELONONG AJA KAYAK SETAN” teriak Dela kesal.

“Udah” Moza menatap Dela lalu melirik kekiri dan kanan “Malu diliatin banyak orang” ucap Moza pelan.

“Ya lagian, ganteng-ganteng ahlaknya mines” ucap Dela sambil memasuki ruang kelas bersama Moza dan Riri yang hanya menggeleng kepala karena Dela terlihat sangat kesal dengan tingkah Keano yang tidak dimengerti oleh siapun.

Sejak dulu memang Delalah yang selalu mengingatkan Moza secara tegas bahwa Keano sama sekali tidak menyukainya dan meminta Moza untuk berhenti menganggu Keano, dia tidak suka jika sahabatnya terlihat murahan di depan seorang laki-laki yang tidak menghargai usahanya. Jika ada yang bertanya mengenai pendapat Riri soal Moza dan Keano yang dulu, dia hanya akan menjawab “Asal Moza bahagia”, terlihat netral-netral saja tetapi tanpa kedua sahabatnya tau dia perna bertemu Keano secara diam-diam dan menanyakan kejelasan perasaan Keano terhadap sahabatnya hingga akhirnya dia tau dan Riripun ikut melarang Moza.

_______________

Jam pulang berbunyi, Pak Irfan yang mengajar dikelas Revan dan Keano beranjak keluar kelas setelah memberi tugas.

“Pembelajaran kita hari sampai disini dulu, jangan lupa mengerjakan tugas dan sampai jumpa dipertemuan berikutnya” ucap Pak Irfan

“Iyah pak” jawab seluruh siswa.
Semua siswa berajak keluar begitupun juga dengan Keano dan Revan, mereka berjalan ke parkiran sambil menunggu kedua adik mereka yang mungkin saja masi di kelas, setelah sampai di parkiran Revan mengingat sesuatu yang dia pikirkan sejak pembelajaran tadi dan karena Parkiran sudah agak sepi. Inilah kesempatan Revan untuk berbicara

Revan Menoleh ke arah Keano yang duduk di bangku parkiran “ Ke” panggilnya

Keano menoleh dan menaikkan alisnya yang satu.

KEAMO (AND) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang