LNS | CHAPTER 00 - PAST
…🌷…
Selena gomez, Marshmello - Wolves
…🌷…
Malam semakin larut, suara-suara serangga terdengar samar-samar membuat kesunyian malam terpecahkan. Tidak ada cahaya apapun selain sinar rembulan yang timbul dari celah-celah daun pepohonan rimbun. Mencoba menerangi jalan yang sedang dipijak oleh lelaki berusia 10 tahun itu.Lelaki itu berjalan dengan cepat seraya memegang lengan kanannya yang terluka akibat tembakan. Tidak peduli jika setiap langkah yang dia ambil beresiko melukai kaki telanjangnya, ia tetap berlari. Mencari sesuatu yang bisa mengeluarkannya dari dalam hutan, mengeluarkannya dari kegelapan yang dapat menelannya secara perlahan.
Bersyukurlah bahwa di belakang sana tidak ada orang yang berusaha untuk mengejarnya. Setidaknya aksi kabur dirinya berhasil lolos tanpa diketahui. Meskipun ia harus melewati hutan belantara dengan binatang-binatang buas di dalamnya, itu lebih baik daripada dia terus berdiam diri di sana. Di tempat yang cahaya saja tidak bisa menerobos masuk lewat celah. Membiarkan dirinya dicambuk, dipukuli, diperbudak dan yang lebih parahnya lagi adalah… dilecehkan.
"Help me," lirihan lelaki itu terdengar menyedihkan.
Di depan sana… ada cahaya yang menyorot seakan memberi sinyal kebebasan. Ia tidak tahu sedang berada di kota, daerah ataupun negara mana. Karena yang ia lihat hanyalah kegelapan. Tidak ada siapapun atau apapun yang bisa ia lihat secara jelas.
"Ada seseorang di sana?" Cahaya yang berasa dari center itu terus mendekat membuat mata lelaki itu menyipit. Berusaha beradaptasi kembali dengan cahaya.
Seorang gadis kecil dengan membawa lentera dan juga toples berisi kunang-kunang itu menampakkan wajah cantiknya. Meneliti wajah lelaki yang sedang berdiri di hadapannya sekarang.
"Apa kau juga tersesat karena mencari kunang-kunang?"
Lelaki itu hanya diam saja, hingga suara si gadis kembali terdengar, "Ahhh bukan orang Korea, yah?" Entah pertanyaan itu ditunjukkan kepada siapa yang jelas gadis itu terus menyoroti cahayanya di seluruh tubuh lelaki itu seakan meneliti sesuatu. Rambutnya yang pirang sedikit kotor karena tanah serta matanya yang berwarna hijau menyorotnya sendu. Keadaan lelaki itu jauh dari kata baik-baik saja.
Gadis itu memekik pelan begitu melihat darah di lengan lelaki itu. "Bagaimana bisa kau terluka? Ayahku bilang jika terluka harus segera diobati karena jika tidak nanti akan infeksi." Gadis itu membawa tubuhnya agar bisa dirangkul oleh lelaki itu oleh tangan kirinya. Sedangkan ia membantu lelaki itu berjalan perlahan.
"What is your name?" Gadis itu memakai bahasa Inggris yang terdengar begitu lucu. Tidak ada kepanikan di dalam suaranya padahal mereka tengah tersesat di dalam hutan.
"Namaku Sun hye, Lee Sun hye." Dia malah menjawab pertanyaannya sendiri.
"Mau bertaruh sesuatu denganku?" Gadis cilik bernama Sun hye itu memulai percakapan meskipun lelaki yang tengah ia bawa tidak kunjung membuka suara.
"Jika aku menang kau harus memberitau namamu dan jika kau yang menang…" Sun hye terdiam sebentar sebelum meneruskan perkataannya, "apapun yang kau inginkan akan aku kabulkan, bagaimana?"
Sun hye menoleh pelan ke arah lelaki itu, dari jarak sedekat ini bisa Sun hye pastikan bahwa lelaki itu terlihat sangat tampan meskipun mereka hanya diterangi cahaya bulan.
"Dalam 10 detik, ayahku akan datang dan meneriaki namaku." Sun hye mulai berhitung mundur dari angka 10. Suara dan wajahnya terlihat yakin bahwa dia akan memenangi taruhan.
Ini sudah menjadi hal biasa bagi Sun hye, mencari kunang-kunang ke dalam hutan lalu tersesat dan beberapa saat kemudian ayahnya akan berteriak mencari dirinya. Akan tetapi…
Sepuluh detik sudah terlewati, Sun hye bahkan sudah mengulang hitungan beberapa kali namun teriakkan ayahnya tidak kunjung terdengar juga. Bukannya takut, Sun hye malah merasa kesal. Secara otomatis dia kalah taruhan dengan sesosok lelaki yang baru dia temui beberapa saat yang lalu.
"Kau kalah," untuk pertama kalinya lelaki itu bersuara pelan di tengah kesunyian malam. Sun hye sempat berhenti sebentar—terpaku. Suara lelaki itu berat dan juga serak. Kepalanya menoleh ke samping menatapnya penuh tanda tanya dan keterkejutan.
"Kau kalah, Lee Sun hye," ulangnya.
Gadis itu mengerjap, lalu menjawab dengan nada terpaksa, "baiklah kau menang taruhan. Kau ingin apa dariku?"
Bisa Sun hye pastikan bahwa lelaki itu tengah menatap ke dalam matanya. Terdiam beberapa saat sebelum sebuah suara menyerupai bisikan terdengar di telinga Sun hye.
"Saat besar nanti… jadilah milikku."
Dan tepat dua detik sebelum Sun hye benar-benar mencerna perkataannya. Lelaki itu pingsan dan menjatuhkan tubuhnya ke dalam dekapan tubuh Sun hye yang kecil, disusul dengan suara ayahnya yang seharusnya muncul sejak tadi.
"Kau! Sudah kubilang jangan ke hutan sendirian kenapa kau sangat nakal, Lee Sun hye!!"
Ayah Sun hye sempat terdiam begitu melihat ada seseorang bersama anaknya dalam kondisi tidak baik-baik saja. Seluruh tubuhnya hampir kotor akibat darah dan juga tanah yang bisa ia pastikan, bahwa lelaki ini tengah mencoba kabur dari suatu tempat.
"Ayah, tolong dia."
-liesandsecret-
Date publish; 19 Juni 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Lies and Secret
FanfictionLogan Kim memiliki sifat yang keras kepala, sulit diatur dan seenaknya sendiri. Terlebih selama hampir 15 tahun Logan menghabiskan waktunya di Amerika sendirian membuat pribadi Logan cenderung tertutup, misterius dan sulit ditebak. Tatapannya yang m...