LNS | Chapter 4 - 6 months
…🌷…
Only us
…🌷…
Logan tahu bahwa dengan menginjakkan kakinya kembali ke Korea itu sama artinya dia mengenang masa lalunya yang kelam. Selama 15 tahun seharusnya mimpi-mimpi itu sudah tidak menghantuinya lagi. Tapi lihat sekarang, lelaki itu terbangun dengan cara yang paling dia benci. Mimpi buruk sialan itu seolah enggan pergi dari kepalanya. Membiarkan Logan hidup dalam kesengsaraan selama hidupnya.
Untuk menangis saja Logan tidak sudi mengeluarkan air mata di depan semua orang. Dia anak lelaki kuat yang pantang menangis, dia tidak lemah, dia— shit semakin Logan menguatkan diri hatinya malah semakin terasa sakit seolah diremas kuat-kuat oleh seseorang yang menginginkan Logan hidup sengsara.
“Logan kalau kau tetap hidup, orang-orang di sekitarmu akan mati secara berurutan.”
“Seorang anak memang tidak meminta untuk dilahirkan, tapi begitu mereka lahir tidak sesuai ekspetasi, maka dititik itulah mereka tidak lagi diinginkan.”
Perkataan yang tanpa sadar mencekik Logan pelan-pelan hingga kehabisan nafas. Hanya satu yang Logan tahu tentang dirinya sendiri, yaitu kelahirannya tidak diinginkan siapapun. Sebenarnya apa yang membedakan Logan dengan adik kembarnya sendiri?
Tentu saja jawabannya adalah mereka sangatlah berbeda. Ibunya pernah mengatai Logan sebagai seorang psikopat hanya karena Logan memukul temannya yang mengganggu saudara kembarnya. Logan juga pernah dikatai sebagai seorang berandalan karena memakan buah strawberry milik adiknya. Sepertinya tidak ada kenangan baik antara dirinya dan sang Ibu.
Logan menatap sekitar ruangan lalu tatapannya beralih ke samping kanan di mana sebuah kaca pengganti dinding menampilkan penampakan kota Seoul. Logan tinggal di salah satu apartement mewah di ibu kota Korea itu. Yang di mana sekeliling apartement dipenuhi oleh kaca sehingga cahaya bisa menerobos masuk ke dalamnya, jadi kegelapan tidak akan menyerang Logan lagi secara perlahan.
Dilihatnya jam dinding di atas nakas menunjukkan pukul 01:45 AM. Biasanya di Amerika Logan tidak akan terbangun tiba-tiba hanya karena mimpi buruk sialan itu.
Drrt drrt drrt
Suara getaran ponsel mengalihkan perhatian Logan. Siapa yang menelponnya di tengah malam seperti ini?
Tanpa berniat menjawab, Logan membiarkan panggilan itu berakhir sia-sia. Namun dua detik setelahnya sebuah email masuk tiba-tiba. Logan mengernyit, email yang dia pakai di ponselnya ini adalah email pribadi milik Logan. Dalam artian hanya beberapa orang saja yang tahu alamat emailnya. Tangannya meraih lalu membuka email yang masuk.
Unknowcustomer@email.com
Ku dengar kau sudah berada di Korea, apa kabar? Tentu saja kau tidak baik-baik saja bukan? Mengingat ibumu baru saja dimakamkan.
Ahh maafkan aku yang mengirim email ke alamat email pribadimu. Bukan tanpa alasan, aku hanya ingin memberimu sebuah misi penting. Jika sudah menyangkut soal pekerjaan haruskah aku memanggilmu… Ares?
Hhahaha seharusnya aku tau mungkin saja riwayatku akan tamat sebentar lagi mengingat kau tidak segan-segan menodongkan pistolmu pada seseorang yang tau identitas aslimu, bukan? Tapi percayalah, Ares. Aku akan memberimu misi yang sangat menyenangkan kali ini.
Bukan untuk membunuh, tapi untuk melindungi seseorang.
Aku akan membayarmu 4 kali lipat dari bayaran semestinya. Karena seseorang yang kau lindungi itu sangat berarti bagiku. Dan lagi, aku hanya mempercayakan misi ini padamu. Siapa pun tahu bahwa jika kau yang turun tangan maka tidak ada satu orang pun yang berani mendekati orang yang kau lindungi, iya, kan?
Ini fotonya, segera temukan dia dan jaga dia untukku, Ares.
Lee sun hye.
Logan membacanya dengan tenang, dia hendak menolak misi bodoh ini dan mencari tahu siapa orang yang dengan beraninya memberikan seorang Ares sebuah misi? Cari mati saja.
Drrt
Belum sempat Logan menutup ponselnya, getaran itu datang lagi dari email yang sama. Kali ini Logan tertegun, jantungnya berdetak sangat gila begitu membaca apa isi email itu. Logan membenci sesuatu yang mempengaruhi hatinya begitu besar.
“Logan, Lee sun hye tau penyebab kematian adik kembarmu”
****
“Enam bulan?!” Sun hye berteriak nyaring saat mendengar perkataan Tae ho.
“Iya, project kali ini membutuhkan waktu yang cukup panjang. Aku harus pergi ke Spanyol agar projectnya maksimal.”
“Tapi enam bulan itu sangat lama.”
“Aku berjanji akan mengerjakannya secepat mungkin agar tidak meninggalkanmu sendirian.” Tae ho memegang kedua pundak Sun hye lembut.
Sun hye tampak berpikir, pasalnya ini bukan pertama kalinya Tae ho pergi untuk perjalanan bisnis dalam waktu panjang. Sudah sangat sering Tae ho bulak balik keluar negeri demi pekerjaan. Sun hye tahu Tae ho anak berbakti kepada ayahnya tapi—
“Baiklah.”
—Dengan selalu menekan Tae ho untuk terus menuruti kemauan ayahnya sepertinya bukan ide yang bagus. Ayah Tae ho typikal orang yang keras dan tegas. Dia juga sangat menyeramkan di beberapa waktu. Pernah dulu sewaktu masa high school Tae ho melewatkan pertandingan final bisbol karena Sun hye demam. Ayahnya sampai memukul Tae ho dengan tongkat golf karena hal itu dan meminta Sun hye untuk tidak mengekang putranya. Jika dipikir-pikir sudah berapa kali Tae ho dipukul karena terus membela Sun hye?
“Jaga dirimu di sana, jangan lupa makan, istirahat yang cukup, pokoknya—” suara dering ponsel menghentikan kalimat Sun hye seketika.
Tae ho langsung menjauh untuk mengangkat telpon itu. Dari ayahnya. Tidak berapa lama kemudian Tae ho kembali menatap Sun hye. “Maafkan aku, jadwalnya di percepat. Aku harus pergi sekarang juga.”
“T-tapi—”
“Jaga dirimu di sini, aku pergi sekarang sekertaris. Kim sudah menunggu.” Tae ho pergi terburu buru setelah berhasil mencuri kecupan di bibir Sun hye. Selalu seperti ini.
Jika ditanya kenapa Sun hye bertahan dengan Tae ho alasannya hanya satu, karena Sun hye percaya Tae ho menyayanginya. Selama ini lelaki itu selalu baik padanya. Meskipun terkadang Tae ho sangat posesif berlebihan apalagi ketika dia marah itu mengingatkan Sun hye pada ayah Tae ho yang menyeramkan.
Like father like son. Kalimat yang cocok untuk Tae ho dan ayahnya.
“Oke enam bulan tanpa Tae ho, apa saja yang akan kulakukan?”
Enam bulan, waktu yang cukup untuknya berbagi kisah dengan orang baru, bukan? Kalau tidak maka akan seperti apa cerita ini berlanjut.
-liesandsecret-
KAMU SEDANG MEMBACA
Lies and Secret
Fiksi PenggemarLogan Kim memiliki sifat yang keras kepala, sulit diatur dan seenaknya sendiri. Terlebih selama hampir 15 tahun Logan menghabiskan waktunya di Amerika sendirian membuat pribadi Logan cenderung tertutup, misterius dan sulit ditebak. Tatapannya yang m...