forest

228 22 0
                                    

Hai haiii!
Enjoy reading guys!
.
.
.

Mencekam,itulah kata yang menggambarkan kondisi hutan itu. Kelima orang yang ada di dalamnya sudah mulai merasakan ketakutan yang menyeruak di dalam diri mereka.

Mereka menyusuri hutan itu hanya dengan bermodalkan 5 buah senter dan juga kenekatan. Arjuna berjalan di depan, lalu disusul oleh Yonar, Bumi, Reliu, dan Jendara.

Tak jarang mereka terkejut karena bunyi langkah sendiri.

'Bumi' suara Lintang menggema dikepala Bumi.

'Kenapa?'

'Izinkan aku masuk kedalam tubuhku sekali saja'

'Untuk apa? Bukankah kamu tau konsekuensinya?'

'Iya,.aku tau konsekuensinya tp hanya untuk sekali ini saja'

'Jangan gegabah,.kita sedang ada ditengah hutan antah berantah. Aku tak bisa membiarkanmu masuk, kondisi tubuhmu belum stabil'

'Ayolah Bumi'

Akhirnya Bumi dan Lintang bercekcok batin, Lintang berusaha dengan sekuat tenaga untuk masuk ketubuhnya tp Bumi terus menolak eksistensinya. Cekcok itu berdampak pada tubuh Bumi yang kian melemah.

Bumi tiba-tiba pingsan, itu menyebabkan kegaduhan dari keempat orang yang ada disana. Akhirnya Yonar dan Jendara menggotong tubuh Bumi, sedangkan Arjuna dan Reliu mencari goa terdekat.

Setelah beberapa menit mencari, mereka menemukan goa yang cocok untuk ditinggali sementara. Disana ada batu besar yang rencananya mereka akan gunakan untuk alas tidur.

"Letakkan Bumi dibatu itu, biar aku memeriksanya" Reliu memerintahkan Yonar dan Jendara.

Bumi sudah diletakkan dibatu dengan posisi telentang, Reliu pun mendekati Bumi dan mengecek seluruh tanda vitalnya.

Pertama-tama Reliu mengecek denyut nadi Bumi, lalu dilanjutkan oleh laju pernapasannya, detak jantung, suhu tubuh, dan berbagai pengecekan lainnya.

Reliu menghela nafas lega sebelum menjelaskan kondisi Bumi kepada sahabatnya.

"Bumi baik-baik saja,hanya terlalu lelah"

"Syukurlah"

Setelah itu mereka memutuskan untuk istirahat terlebih dahulu baru mencari jalan keluar esoknya.





Cicitan burung merdu bernyanyi, menghiasi keindahan pagi. Angin dingin menerpa tubuh kelima orang yang sedang tertidur membuat mereka membuka mata.

"Eungh" lenguh orang yang mempunyai kulit tan.

"Hey, dimana ini?" Bumi bertanya kepada sahabatnya yang juga sudah terbangun.

"Sudah jelas kita berada di goa, kenapa masih bertanya" jawab Jendara dengan suara seraknya.

"Biasa aja kali" Bumi berdengus pelan.

Mereka terdiam beberapa saat guna mengumpulkan nyawa yang masih berkeliaran dialam mimpi.

"Apakah ada yang mempunyai rencana? Tidak mungkin kita terus-terusan tinggal di goa ini tanpa ada makanan atau perlengkapan lain" Yonar mengemukakan pendapatnya.

"Jujur saja, pikiranku masih melayang entah kemana" jawab Reliu yang kini sudah beranjak dari batu tempat mereka tidur.

"Cari makanan aja dulu baru pikirin hal yang lain" saran Arjuna.

"Tapi Bumi gk boleh ikut,dia masih harus istirahat" sahut Reliu yang dibalas oleh lengkungan bibir Bumi.

"Yah tp aku pengen ikut,boleh ya boleh ya" pinta Bumi dengan menggembungkan pipinya.

Bumi and his sideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang