Help

248 22 0
                                    

Hi,i'm back!
Btw lately i always using english for like a talking,texting,and the other but yeah my grammar is so bad. First time i learn english,i don't really care about grammar but nowadays i feel like i want to learn the grammar more wkwkwk. Ok that's all,enjoy reading!
.
.
.
.

Pagi telah tiba, sinar oranye matahari memenuhi langit pagi. Arjuna,Reliu,dan Jendara terbangun dari tidurnya karena mendengar ketukan dari pintu kamar utama.

Arjuna beranjak dari kasur dan berjalan menuju pintu,membukanya. Seorang pelayan langsung membungkuk hormat.

"Tuan telah ditunggu untuk sarapan bersama Raja,pangeran Yonar,dan pangeran Lintang" ucap pelayan.

(Saya sebenernya bingung harus manggil mereka apa disini,soalnya kalo nama kesannya gk sopan,kalo tuan tp mereka bagian dari kerajaan,jd pangeran aja walau saya pun masih agak ragu)

"Baik,sampaikan pada Raja kami segera bersiap" balas Arjuna.

Arjuna menutup pintu dan mengulang perkataan pelayan untuk memberitahu kedua sahabatnya yang masih berjuang mengumpulkan nyawa mereka.

Mereka menghabiskan waktu sekitar setengah jam untuk selesai mandi juga bersiap. Setelah itu mereka segera bergegas keluar dari kamar dan menuju meja makan,mereka dipandu oleh seorang pelayan karena mereka tidak tahu tata letak kerajaan.

Disana mereka melihat Bumi dan Yonar yang berpakaian sedikit berbeda dari biasanya,Bumi dan Yonar mengenakan pakaian khas kerajaan. Bumi dengan warna biru dan Yonar dengan warna merah.

Mereka memberi hormat kepada Raja Candrawaksa sebelum bergabung ke meja makan.

Sesi makan adalah sesi yang Bumi tidak suka,pasalnya ia harus menahan diri agar tidak bertingkah.

Mereka semua menyelesaikan sesi makan dengan waktu yang lumayan cepat.

Setelah sesi makan usai dan seluruh peralatan makan dibersihkan oleh pelayan,Raja Candrawaksa membuka mulutnya dan bertanya apakah mereka sudah membuat keputusan.

"Kami sudah membuat keputusan yang mulia. Sebelum itu,kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada yang mulia raja karena akan menolak tawaran yang mulia" Arjuna dengan cepat dan tegas menjawab pertanyaan Raja Candrawaksa.

Raja Candrawaksa yang mendengar itu menghela nafas sejenak sebelum kedua sudut bibirnya tertarik keatas.

"Baiklah jika itu keputusan kalian,saya akan menghargainya. Jangan sampai kalian menyesal atas keputusan yang kalian buat,siang ini segeralah minta para prajurit untuk mengantar kalian keluar dari wilayah istana" ucap Raja Candrawaksa,kemudian ia beranjak dari duduknya dan segera pergi dari ruang makan.

"Ayo ke kamarku dan Bumi" Yonar memecah keheningan itu.

Mereka pun mengikuti Yonar.



Ketika sampai dikamar Bumi dan Yonar, decakan kagum ketiganya pun terdengar.

"Ck kamar kalian sangat bagus, sudah seperti pangeran kerajaan" ucap Reliu yang sangat terkesima dengan kamar kedua sahabatnya.

"Memang" balas Yonar singkat.

"Hah? Apanya yang memang?" Arjuna bertanya sembari mengernyit heran.

"Memang aku dan Yonar adalah pangeran kerajaan ini" Bumi menjawab, ketiga orang yang tidak menahu tentang hal ini pun sontak membulatkan matanya karena terkejut.

"Jangan bercanda" tutur Jendara dengan kekehan diakhir.

"Siapa juga yang bercanda,Jen"

"Kok bisa? Bukankah kalian hanya bangsawan?"

"Takdir Jen, Bumi keluarkan" perintah Yonar.

Bumi pun beranjak dari duduknya dan berjalan menuju lemari yg berada disamping kasur Yonar, ia membukanya dan mengeluarkan 2 buah kalung berbentuk matahari.

Ia membawa 2 kalung itu kehadapan sang sahabat.

"Kalung matahari?"

"Iya, kalung matahari adalah penanda bahwa pemimpin generasi berikutnya sudah terpilih" Yonar menjeda ucapannya sejenak.

"Anehnya, generasi kali ini mempunyai 2 pemimpin karena adanya 2 kalung, sedangkan selama ini kalung dari kerajaan ini hanya ada satu" jelas Yonar sambil menatap lamat-lamat kedua kalung yang ada ditangan Bumi.

"Bukankah itu artinya salah satu dari kalung itu adalah kalung palsu?"

"Tadi malam ayah berkunjung kesini-"

"Sebentar, ayah?"

"Iya, Raja Candrawaksa meminta kami untuk memanggilnya dengan sebutan ayah" jelas Bumi

"Ohhh"

"Tadi malam ayah berkunjung kesini, ia memberi tahu alasan mengapa ia menginginkan aku dan Yonar ada disini"

"Ayah juga sempat bingung mengapa kalung ini ada 2, dugaan pertama ayah sama seperti kalian yaitu salah satu kalungnya adalah kalung palsu, tetapi setelah diperiksa lagi ternyata 2 kalung ini merupakan kalung asli" ucap Bumi.

Hening menerpa, Bumi dan Yonar diam karena menunggu ketiganya bersuara, sedangkan yang ditunggu sedang kebingungan tentang ini semua.

"A-apakah kalian kecewa dengan keputusan kami?" Reliu bertanya dengan sedikit gugup, takut jika kedua sahabatnya kecewa.

Yonar tersenyum sebelum menjawab pertanyaan Reliu.

"Tentu tidak, walau jika kita sudah keluar aku dan Bumi harus kembali kesini lagi tapi aku menjadi tahu bagaimana berharganya kami dimata kalian" Ucap Yonar.

"Padahal tawaran ayah cukup menggiurkan karena kalian bisa terbebas dari sini tanpa hambatan. Aku sangat berterimakasih karena kalian lebih memilih persahabatan kita" Bumi melanjutkan omongan Yonar.

Ketiganya pun menghela nafas lega mendengarnya, wajah gugup mereka tergantikan dengan wajah senang.

Atmosfir canggung juga tegang sudah melayang entah kemana.

"Bukankah kita harus persiapan untuk nanti siang?" tanya Jendara.

"Apa yang harus disiapkan? Kita tak membawa barang apa-apa selain baju dan senter"

"...bagaimana bisa aku melupakannya"


Kini, mereka sudah berada diluar kerajaan dan berjumpa lagi dengan goa tempat mereka tinggal.

"Kita harus berjuang lagi" tutur Arjuna.

Semuanya pun mengangguk.

Mereka meletakkan beberapa barang pemberian Raja Candrawaksa. Barang yang diberikan adalah bekal dari Raja Candrawaksa.

Barang itu adalah beberapa setel pakaian, beberapa senjata untuk berburu, juga beberapa kain untuk alas tidur dan selimut.

"Ini masih siang, kita berburu saja untuk mendapat makanan. Bagi beberapa tugas" ucap Yonar.

"Aku dan Jendara akan berburu, Arjuna dan Reliu mengambil pasokan air, dan Bumi menjaga goa ini"

"Bumi, jika ada bahaya kamu bisa menyinari kalungmu dengan cahaya, dengan begitu aku akan tahu" jelas Yonar yang secara tiba-tiba mengambil alih komando dari sang pemimpin, Arjuna.

.
.
.
.
Hi, maaf baru up. Saya sedang sibuk dengan tugas yang menumpuk, maaf juga chapt kali ini sedikit lebih sedikit drpd chapt sebelumnya.

Juga saya minta maaf jika cerita ini terkesan membias. Saya sudah berusaha untuk mereka mendapat screentime yang sama banyak tapi yah itu susah karena saya ingin bias saya mendapatkan spotlight, maaf yah.

Jangan lupa Vote dan Comment ya, thanks for reading!

Bumi and his sideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang