Day 2 : Forgive me

11.6K 1.1K 482
                                    


🍷MY SLAVE🍷
Mature content




"Kau sudah menghapusnya?" Lisa bertanya sambil menatap sayu ke arah Jungkook, satu-satunya alasan ia bersedia disentuh oleh pria itu masih sama.

Jungkook menggeleng, dua jarinya mengapit dagu Lisa, menariknya lembut sampai bibir keduanya menyatu. Jungkook melumat bibir Lisa sebentar, membiarkan bibir ranum itu semakin membengkak karena ulahnya. Ia bahkan hanya memberikan waktu 6 jam bagi Lisa untuk tidur lalu kembali menyentuhnya seperti sekarang, saat kejantanan Jungkook menancap sepenuhnya pada kewanitaan Lisa.

Jungkook melepaskan pangutan dari bibir Lisa, belum menjauhkan wajahnya menatap kecantikan tak nyata gadis itu dari dekat. "Tidak akan." Ucapnya menjawab pertanyaan Lisa beberaps detik lalu.

Lisa meringis, jawaban itu sudah menjadi dugaannya sebelum bertanya. "Kenapa?" Wajahnya terlihat lelah, Jungkook mendiamkan miliknya tetap bersarang dipusat tubuh Lisa. "Aku akan mencium kakimu, menjilat telapak kakimu jika dibutuhkan, tapi tolong maafkan aku. Lepaskan aku.."

Matanya berair, sudah tidak tahan dengan penghinaan ini. "Lihat, aku sudah seperti jalang panggilan. Biarkan aku pulang.." mohonnya berharap ketegasan Jungkook berkurang sedikit saja.  "Biarkan aku pulang.."

Kedua mata Lisa bergetar, sama seperti kedua tangannya yang memegangi lengan Jungkook. "Cho Yuna sudah merusak sebagian besar kebahagiaanku dikampus, mereka semua menutup mata, tidak peduli. Aku sudah tidak memiliki apapun sekarang, setidaknya kasihanilah aku sebagai sesama manusia" katanya begitu lirih penuh sarat betapa hancurnya ia sekarang, baik tubuhnya maupun hatinya.

Jungkook mendesah pelan saat menarik kejantananya keluar dari kewanitaan Lisa, melihat sisa pelepasannya menetes dari dalam liang kewanitaan gadis itu kemudian berpura-pura tidak tau, menurunkan Lisa dari atas pangkuannya sementara ia lalu berdiri, memungut pakaiannya yang teronggok dilantai.

Lisa meremas bantal, menatap punggung tegap Jungkook yang perlahan menjauh setelah memakai kembali pakaiannya. Entah berapa banyak Lisa menangis, Jungkook terlihat pura-pura tidak lihat, tidak mau peduli dan tidak mau menbahasnya.

"Sebagai sesama manusia.." Lisa melirih lagi, kali ini Jungkook yang menggapai gagang pintu berhenti dan menoleh kosong ke arahnya lalu tatapan mata itu menajam.

"Aku tidak pernah menganggapmu manusia, Lalisa." Jungkook berucap dingin serta menusuk, menarik pintu lalu keluar dari kamar dan meninggalkan Lisa.

Tirai kelopak mata Lisa menurun, tepat ketika ujungnya tertutup, tetesan air mata turun menyusur melewati pipi mulusnya. Bibir bengkaknya bergetar, tubuhnya terasa sakit dari segala sisi lalu tumbang meringkuk. Lisa mulai terisak, memeluk dirinya sendiri, bahkan tidak ada seorangpun yang menghargainya.

Saat menghilang seperti ini, Lisa sempat bertanya-tanya apakah ada yang mencarinya? Apakah ada yang mencemaskannya? Adakah yang berusaha menemukan dimana keberadaannya? Mengetahui keadaannya? Jawabannya tidak ada. Bahkan orang-orang yang ia anggap teman juga menghilang, orang-orang itu sudah tidak peduli lagi dengannya.

Jika mati tidak menyakitkan, mungkin Lisa akan melompat dari balkon dan mengakhiri semua ini. Kalau tidak mati, ia akan melompat lagi, lagi, dan lagi sampai nyawanya terenggut, sampai kelopak matanya tidak lagi terbuka atau mengambil pisau yang tertancap dibuah apel, menusuknya tepat ke perut, ke jantung, kesekujur tubuhnya. Seandainya Lisa bisa..

"Seburuk itukah.." Lisa menggigit bibir, "A—apa aku seperti binatang?" Air matanya terus mengalir, membasahi pipinya yang sedikit lebam digigit Jungkook. "Apakah terlahir didunia merupakan sebuah kesalahanku sejak awal? Kalau aku tidak lahir.."

MY SLAVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang