Day 4 : I love her

11.4K 1.1K 197
                                    



🍷MY SLAVE🍷
Mature content





"Dia menangis semalaman." Jungkook menutup laptopnya begitu Jimin masuk dalam ruangan, ia sudah menanti kehadirannya sejak tadi.

"Selamat pagi, Tuan muda." Jimin membungkuk, memberikan hormatnya pada Jungkook. "Saya dengar anda memanggil, ada apa?"

"Berhenti bicara formal seperti orang bodoh, Jim." Jungkook mendecakkan lidah terlihat kesal saat menggeser berkasnya ke tempat lain. "Dia menangis semalaman. Aku merasakannya, dia terisak."

"Apa terlalu kejam?"

Kening Jimin sampai berkerut, ia berpikir keras. "Tuan muda mengatakan apa padanya kalau boleh tahu?"

Jungkook mengetuk-ngetukkan jarinya dimeja, mengangguk sekilas dan mulai bercerita dari mulai ia berpura-pura mengusir Lisa lalu menahannya dan menciumnya, lalu berpangkuan dikasur dan saat Lisa ingin mengatakan sesuatu langsung ia sela dengan kalimat menohok.

Jimin berdecak-decak tak habis pikir. "Pantas saja, Tuan muda terlalu kasar." Komentarnya. "Tuan muda seolah-olah mengolok harga dirinya, bagaimana sih? Tuan muda itu memberi surprise atau jumpscare?"

Jungkook meringis, ia keterlaluan sepertinya sebab selama ini memang peran antagonis yang ia ambil memimpin kehidupannya dan tidak tau cara mengalusi seorang gadis. "Aku harus bagaimana?"

"Bujuk dia, berikan bunga." Saran Jimin. "Masakkan sesuatu, pokoknya yang terpenting harus meminta maaf dengan tulus. Tuan muda sangat nenyukainya, kan?"

Jungkook memegang dagu sambil mencerna semua ucapan saran dari Jimin yang tidak terlalu bagus tapi tidak buruk juga. Hanya saja Jungkook memerlukan sedikit bantuan seperti pengosongan rumah sehingga hanya ada ia dan Lisa, hanya berdua.

"Bisa kau usir Vante?"

"Ya?" Jimin membeo, tidak terlalu dengar gumaman Jungkook barusan.

"Ah, tidak. Dimana Vante?" Sadar tidak bisa mengusir saudara tirinya begitu saja, Jungkook meralat.

"Tuan Vante keluar negeri sejak semalam, baru semalam berangkat untuk transaksi senjata api di California." Jelasnya memberitahu, Jungkook menyunggingkan senyum senang mendengar berita itu.

"Suruh anak buah yang lain berjaga, kau bisa undang butik, toko perhiasan, toko boneka, cafe, segala macam toko yang disukai seorang gadis ke rumah ini. Penuhi ruang aula dengan hal manis, waktumu satu jam. Cukup?"

"Cukup, tuan muda."

"Bagus." Jungkook puas atas kinerja Jimin, ia bersiap merapihkan meja dan menepuk bagian kusut pada jasnya. "Dan satu lagi.."

"Apa itu, tuan muda?"

"Jauhkan Cho Yuna dari rumah ini. Intinya singkirkan dia untuk satu hari ini, kau tahan saja diruang bawah tanah tapi jangan disiksa. Jika meronta, berikan bius." Titahnya.

"Baik, tuan." Jimin menjawab patuh, ia sempat tertegun karena gadis yang Jungkook maksud bukan Cho Yuna melainkan gadis yang lain, terbukti saat ia diminta menjauhkan Cho Yuna dari rumah.

"Dan handle semua telepon juga transaksi hari ini. Aku tidak bisa datang, bilang ada urusan internal." Jungkook menambahkan sebelum menarik pintu dan keluar dari sini, tak lama ia kembali untuk mengingatkan. "Pastikan semua beres dalam satu jam, kirimi aku pesan jika sesuai rencana."

"Tentu, tuan muda."

🍷🍷


"Nona, makanlah dulu" Pelayan muda itu kehilangan cara untuk membujuk Lisa agar makan sejak tadi, ini sudah satu jam dan Lisa masih berbaring tanpa bergerak dikasurnya sedikitpun.

MY SLAVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang