Day 3 : (nothing) special

10.8K 1.1K 405
                                    



🍷MY SLAVE🍷
Mature content




Tidak ada hal khusus hari ini, seharian Lisa berbaring dan dikirimi makanan oleh pelayan muda mulai dari sarapan, camilan pagi, makan siang, camilan siang, dan baru sejam lalu pelayan tersebut datang lalu meninggalkan camilan sore berupa dua cupcake cokelat dan segelas lemon tea.

Lisa tidak tau kemana Jungkook pergi, pria itu sudah tidak ada sejak jam 3 pagi tadi. Lisa tidak ingin menebak, tidak ingin memikirkannya tetapi saat pria itu tidak kembali, Lisa mulai mencemaskannya.

"Lisa, dia orang tidak waras!" Lisa menepis kecemasannya berusaha mengganti dengan kekesalan tapi gagal, ia selalu was was. "Kenapa kau memikirkannya, lalisa? Kenapa kau gelisah seharian ini?" Lisa bertanya pada dirinya sendiri, ia juga tidak tau.

Harusnya Lisa kabur, melihat pelayan itu bisa datang bolak balik perjam menanyakan apa yang Lisa butuhkan tanpa harus memutar anak kunci sudah jelas kalau peluang Lisa pergi dari sini amatlah besar terutama saat mengetahui kalau pintunya tidak dikunci.

Tapi alih-alih kabur, Lisa malah uring-uringan menebak keadaan pria bertato itu. Lisa mendesah pelan, menemukan waktu terus berjalan bergulir menunjukkan pukul 7 malam dan terdengar suara gagang pintu ditarik turun, pelayan muda telah kembali dengan makan malam, mungkin.

Bukan, bukan pelayan yang datang. Jungkook yang datang bersama sepiring pancake dan segelas susu. Melihat Lisa menatapnya, Jungkook tertawa pelan. "Aku tau, harusnya ini untuk sarapan tapi aku lupa dan malah memasak ini."

Lisa sedikit menunduk, menyembunyikan wajahnya yang sedikit merah. "Aku akan memakannya." Suaranya mencicit sambil meremas ujung bajunya dibawah selimut, Lisa merasa hangat setelah Jungkook datang.

"Kau tidak harus menghabiskannya." Jungkook tersenyum tipis, menggeser selimut Lisa, mendudukkan dirinya ditepi ranjang seraya meletakkan segelas susu diatas nakas. "Aku serius, kau tidak harus makan."

Pria itu terlihat ragu, terlihat murung dan lesu saat meletakkan piring disamping gelas tak jadi menyuapkan potongan pancake disendok ke dalam mulut Lisa. Ada jeda keheningan cukup panjang sampai Jungkook merogoh saku celananya, mengeluarkan dompet dan beberapa lembar uang langsung ia sodorkan pada Lisa.

Jungkook mengambil nafas cukup berat dan panjang seolah banyak beban yang ditopang dimasing-masing bahunya, tidak cukup ditampung oleh otot-otot lengannya. Jungkook terlihat sedih, tapi dari sudut pandang Lisa, ia tidak bisa pastikan Jungkook sedih atau moodnya sedang buruk saja.

Lisa menatap uang itu bingung, belum ia terima karena tidak dijelaskan tujuannya. "Uang untuk apa?" Lisa bertanya, tidak mau kalau karena uang ia berakhir diapa-apakan lagi.

"Kau bisa pergi."

"Hah?" Lisa membeo, "Apa maksudmu?" Daripada senang mendengar izin diperbolehkan pergi dan tidak lagi mendapat sentuhan dari Jungkook, Lisa justru bingung dan sedikit terkejut. "P—pergi?" Tanyanya sekali lagi memastikan.

Jungkook mengangguk, mengambil tangan kanan Lisa dan membukanya. "Kau bisa memakai uang ini untuk taksi, sebenarnya sudah kupesan didepan jadi kau pakai saja untuk membeli makanan yang kau inginkan dijalan."

"Sekarang?" Lisa terenyak, pupilnya bergetar penuh keraguan juga tanda tanya. "Apa kau bercanda? Kau membodohiku dengan harapan palsu?" Sambung Lisa skeptis.

"Lalisa, aku serius." Jungkook mendesah pelan, ada nafas yang tertahan dan sekelumit kerumitan diwajahnya. "Pergilah sebelum aku berubah pikiran dan mengurungmu lebih lama. Sebelum itu terjadi, sebaiknya keluar dari sini baik-baik."

MY SLAVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang