01-Athalla

19 7 0
                                    

Halo-Halo!

.
.
.
Happy Reading:>
•••🦋•••

01. Athalla Gleen V. A
.
.
.
.
.

"ATHALLA! SINI KAMU! " teriak wanita paruh baya menggendong bayi kucing anggora yang tadinya terperosok di bawah tangga.

"Kenapa Morel ada di kolong tangga. Pasti ulah kamu kan? " marah Ajeng meletakkan Morel, bayi kucing tercintanya di atas karpet bulu. Jari Ajeng menjewer kencang telinga anaknya itu.

"Aduhayy sakit ma telinga Atha yang mulus ini. Bu-bukan Atha ma, lagian siapa suruh Morell bau itu buntutin aku waktu turun tangga. Yaudah aku tendang aja Morel mama itu! Ehh!" bela Atha bernada keras di akhir ucapannya. Ajeng menjewer telinga anaknya lebih kencang.

Ajeng Anindita wanita 2 anak yang tak lain mamanya Atha. Ajeng adalah pecinta kucing gemoy, memiliki bayi kucing anggora bernama Morel yang dibelinya dari toko hewan pusat kota. Ajeng adalah pribadi penyabar dan sedikit galak tapi sayang dengan anaknya.

"Bener bener kamu. Kenapa kasar sama hewan? Morel salah apa? " ujar Ajeng melepaskan jewerannya. Dan berkacak pinggang.

"Udah ma lupakan. Atha, anak mama yang ganteng banget ini berangkat dulu ya. " pamit Atha dengan gaya sok gantengnya.

"Astaga. Ini kan masih jam 6.00 mau ngapain kamu? Keluyuran? Sarapan dulu!" titah Ajeng menunjuk meja makan di dekat dapur.

"Nggak lah ma. Atha mauu. Emmm piket. Iya piket. Sarapan nanti aja di kantin. "


"Piket? Emang pernah kamu piket? Bahkan buat nyuci piring aja langka banget kamu lakuin. " tanyanya memicingkan mata curiga. Ajeng merasa heran dengan anaknya ini. Mana pernah dia piket. Mencurigakan.

"Astagfirullah. Mama kenapa sih kayanya anti banget gitu muji anaknya. Aku pernah bikin telur ceplok kalo mama inget. " ujar Atha mengelus dada dramatis. Dan wajah dimelas melaskan. Drama!

"Ya kan emang gitu kenyataannya. Telur ceplok aja waktu kamu lapar tengah malam. Awalnya nyuruh mama kan? Ga usah sok deh. " sindir Ajeng pada Atha dan mengambil Morel untuk dibawa ke pangkuannya.

"Mama apaan yang disayang cuma kucing mulu. " kesal Atha melotot tajam pada kucing di pangkuan mamanya. Menyambar tas di sofa.

"Masa sih? Kucing mama gemoy sih. Ya nggak rel. " goda Ajeng menatap kucing di pangkuannya dan mencupit pelan kedua pipi gembul Morel. Sesekali mengelus pucuk kepala kucing itu.

"Yang ganteng diem. " hibur Atha tersenyum paksa. Melotot tajam kucing di pangkuan mamanya.

"Nggak deh bercanda. Anak mama juga gemoy kok. Imut gitu. Saking imutnya sampai mirip sama Morel. Iya kan? " ejek Ajeng mensejajarkan kucingnya di samping Atha.

"Terserah! " ketus Atha memalingkan wajahnya.

"Iya deh maaf. Udah sana berangkat katanya mau piket. Hati hati ya. Jangan pernah bolos. Sekali aja kamu bolos uang jajan mama potong 1 bulan. " ancam Ajeng menatap tajam anak tampannya. Menunjuk Atha dengan jari telunjuknya.

"Siap ibu negara. " tegas Atha. Berlagak hormat menghormati bendera.

"Ekhem. Pagi pagi udah rame aja. Ngobrol apa sih? " suara perempuan mengalihkan atensi Ajeng dan Atha. Cewek dengan seragam SMP yang melekat rapi di tubuhnya. Menuruni tangga sesekali bersenandung ria.

Perfect GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang