05-Beach

3 4 0
                                    

05. Beach
.
.
.
.
.
Weekend's ini Claris dan keluarganya akan pergi ke pantai terdekat. Pagi-pagi buta tadi Claris dan Dinda sudah berkutat dengan peralatan dapur. Sementara Novi? Entahlah cewek itu tak ada niatan akur dengan Claris.

Mereka akan membawa makanan dari rumah dan menikmatinya di pinggir pantai, duduk di hamparan pasir dan menikmati semilir angin di pantai.

"Mi. Claris ngajak Zia sama Cathrine ya? Biar tambah rame? " tanya Claris pada Dinda yang masih menggoreng ayam.

"Boleh boleh aja. " jawab Dinda menatap Claris sekilas dan melanjutkan kegiatan menggoreng paha ayam lagi.

"Kak Novi mana ya mi? Kok ngga keluar dari tadi? Apa Claris samperin aja ya? " tanya Claris heran.

"Mami ga tau. Belum bangun kayanya, coba kamu ke kamarnya. " sahut Dinda tersenyum manis pada Claris.

"Oke mami. " balas Claris tersenyum lebar menampilkan lesung pipinya.

Langkah kecil gadis berponi itu menaiki satu per satu tangga menuju kamar kakaknya. Kamar Novi berseberangan dengan kamarnya.

Claris mengangkat tangannya mengetok pintu kamar Novi, sembari memanggil nama Novi. Claris memain mainkan kalung kupu-kupu di lehernya sembari menunggu Novi keluar dari kamarnya.

"Ck. Apaan sih berisik tau! " gumam Novi lirih. Cewek itu terkejut saat Claris berada di depan kamarnya.

"Eh Claris, kenapa Ris? " tanya Novi basa basi. Tersenyum terpaksa ke arah Claris.

Claris membalas dengan senyum manis. "Ayo turun kak. Kita sarapan. Habis itu kita ke pantai. Lo mau kan? " ajak Claris pada cewek di depannya.

Novi memutar bola matanya malas, "Yaudah lo duluan aja. Gue mau mandi dulu. " ucap Novi pura pura lembut. Kemudian cewek itu membalikkan badan dan menutup pintu kamar cukup keras. Claris terkejut, kemudian menggedikkan bahu acuh, dan memilih turun saja.

"SELAMAT PAGIII!! ZIA YANG CANTIK INI MAU MINTA MAKAN." teriak Zia tidak sopan dari luar rumah, gadis itu diajak Claris untuk ke pantai, dengan senang hati dan lapang dada Zia yang cantik ikut ke pantai dan tentu saja karna makanan gratis.

"Hih! Lo malu maluin tau. Gue tendang juga lama lama. " gerutu Cathrine yang berdiri di samping kiri Zia. Gadis penyuka komik itu melotot tajam pada sahabat memalukannya.

"MASUK AJA ZI, CAT, GUE DI DALEM. " sahut Claris setengah berteriak.

Kedua gadis tadi masuk ke rumah Claris dengan senang hati, mereka yang baru datang sudah disambut dengan senyuman pagi ala Claris dan banyaknya hidangan di atas meja makan.

"Selamat pagi, om, tante, Claris. " sapa Cathrine tersenyum lebar dan setengah membungkuk.

"Pagi juga. " jawab ketiganya serempak.

"Silahkan duduk, kita sarapan dulu ya. Duduk sini Zia. " ajak Rio.

Selang beberapa menit, turun gadis dengan rambut dikuncir kuda, derap langkahnya mengalihkan atensi kelima orang yanga ada di ruang makan. Novi baru selesai mandi dan hanya memakai kaos oblong dan kolor warna hitam polos.

"Kamu nggak mau ikut ke pantai Nov? " tanya Dinda menatap putri kandungnya dari atas sampai bawah.

"Emm. Nggak usah aja mi. Novi ada banyak tugas. " jawab Novi ragu ragu.

"Halah alesan. " cibir Zia pelan, dan langsung mendapat cubitan pedas dari Claris.

"Yaudah ga papa. Sini ikut sarapan. " ajak Rio pada Novi.

Perfect GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang