04-Permintaan Maaf

5 4 0
                                    


04. Permintaan Maaf
.
.
.
.
.
Pagi ini kelas 11 IPA 5 sedang jamkos/freeclass, hal itu membuat penghuni kelas langganan bk, alias Atha dan antek anteknya gencar membuat rusuh sana sini.

Seperti saat ini, kelas 11 IPA 5 sedang melakukan konser obok obok ala band Atha dkk. Alde melilitkan taplak meja di kepalanya, seolah kain itu adalah wig. Jerry memegang gagang sapu sebagai mic. Atha heboh sendiri dengan menabuh meja. Sementara Rendhy, seperti cowok itu paling waras di sini.

Cowok darah Indo-Melayu itu menatap jengah pada 3 teman no have akhlak-nya. Rendhy mengambil duduk di meja belakang, menyilakan kakinya dan fokus bermain game favoritya. Yakni boneka berbentuk segitiga di layar ponselnya.

"MARII SEMUANYAA, KITA BERNYANYI BERSAMA!! " heboh Alde memutar-mutar taplak meja.

"Mari mbak Jia. Selaku biduan kita silahkan maju. " titah Alde menunjuk Zia yang berkutat dengan pulpen dan bukunya. Apa lagi kalau bukan catatan kebendeharaan.

"Gue tendang lo ke Selat Malaka tau rasa lo! " balas Zia, ketus. Sudah pusing dengan catatan keuangan ditambah wajah Alde yang menyebalkan.

"KU INGIN KAU TAUUU..... DIRIKU DI SINI.... MENANTI DIRIMUUU... " Alde bernyanyi dengan suara cemprengnya dengan ekspresi menghayati.

"STOOP!! Kalian berisik. Suaranya jelek. Orangnya juga. Riri ga suka! " teriak Riri--  cewek berambut sebahu yang paling polos dan kekanak kanakan. Riri menutup telinga, menatap kesal 3 cowok di depan kelas.

"Yang bilang suara kita bagus siapa? " tanya Jerry mengangkat alisnya. Cowok dengan dasi tersampir di bahu itu menjulurkan lidah mengejek Riri.

Riri menggerutu sebal, "Bagusan suara kucing Riri. Udah gemes, imut, lucu, manis dan baik hati. " ucap Riri menggembungkan pipinya lucu.

"Kucing kok baik hati. Sehat lo? " tanya Jerry memainkan gagang sapu di tangannya.

"Mending kalian kaya Rendi deh. Udah ganteng, baik hati imut lagi. Mainnya pou ga kaya kamu mainin hati cewek. " ujar Riri melirik Rendhy di pojok kelas sibuk memainkan game pou-nya. Rendhy yang merasa namanya disebut hanya mendongak kemudian bermain ponsel lagi.

"Huwekkk! Rendi lo kata ganteng. Tamvanan gue ke mana mana. " ucap Alde menyombongkan dirinya.

"Ngaca Al! Ga punya kaca lo! " sahut Zia.

"SIRIK AJA LO. JIA! " balas Alde.

"Bocah ga usah sok-soakan deh. Minum susu coklat sana." ejek Jerry pada Riri.

"Ihhh Jeri nyebelin. Jeri jelek. Riri ga suka Jeri. Jeri jahat. " tutur Riri bersedekap dada. Jerry hanya memutar bola matanya malas. Cewek aneh- begitu batin Jerry.

"Hehh!! Turun lo curut! Meja gue kotor tau! " jerit Cathrine. Cewek dengan rambut  ombre hitam dan coklat itu memukul kaki Atha menggunakan buku nota milik Zia.

"Sakiit. Morinaa! Gue tampol juga lo! " rintih Atha mengusap kakinya yang sedikit memerah karena tabokan Cathrine.

"Sukurin! Siapa suruh naik naik meja. Bersihin, gue ga mau tau! Kotor nih. " Cathrine berkacak pinggang di depan Atha. Atha hanya menatap cewek itu remeh.

"Ck. Ga penting. " balas Atha singkat. Atha menatap Zia yang menelungkupkan kepala di lipatan tangannya.

"Claris kemana Zi? Dia ga masuk? " tanya Atha pada bendara galak kelasnya.

"Menurut lo! Kalo ga ada berarti dia ga masuk. Gimana sih. " jawab Zia tidak santai. "Claris tapi chat gue, katanya dia ada urusan, gue ga tau urusannya apa, dia ga bilang. Intinya Claris ga masuk hari ini. Sahabat gue lagi rebahan mungkin. " tutur Zia menatap Atha dan Cathrine bergantian.

Perfect GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang