03-Nostalgia

4 5 0
                                    

03. Nostalgia
.
.
.
.
.
Cewek bersurai hitam itu melangkahkan kakinya ragu menuju sebuah rumah tingkat minimalis. Rumah yang 12 tahun terakhir menjadi naungan dan tempat tinggal Claris. Sederhana tapi begitu nyaman untuk ditinggali.

Bukan perumahan elit dan mewah tapi rumah minimalis yang indah. Pohon pohon tertanam rapi di halaman rumah. Bunga mawar merekah indah di pojok halaman, menambah kesan asri di pekarangan.

Claris memutar handle pintu dan melangkahkan kaki kecilnya ke dalam. Rumah itu nampak sepi, tidak ada siapa siapa di sana. Claris menginjakkan kakinya pada undakan tangga menuju kamarnya. Kamar dengan nuansa putih digradasi emas, rapi dan bersih.

Claris meletakkan ransel birunya di sofa pojok kamar. Melepas sepatu dan almamaternya, menyisakan kemeja putih dan rok selutut. Masih dengan seragam yang melekat di tubuhnya, Claris menuruni tangga menuju dapur.

Menggulung kemejanya sampai siku, Claris mencuci tangannya di wastafel. Mingibaskan tangannya yang basah dan mengambil handuk kecil yang tersampir di samping kulkas. Tangan lentiknya membuka pintu kulkas, dan mengambil 1 sachet minuman coklat.

Dengan 1 cangkir chocolate panas di tangan kanannya, Claris siap meneguk minuman kesukaannya, asap minuman itu  mengepul ke udara. Pertanda minuman itu masih panas.

Brakkk...

Suara dobrakan pintu sukses membuat Claris terkejut, gadis berponi itu meletakkan cangkirnya di pantri dapur, melangkahkan kakinya ragu Claris mendekati pintu depan.

Wanita paruh baya menatap sinis ke arah Claris, serta anak gadis di belakangnya menyenderkan tubuhnya di ambang pintu.  2 orang beda generasi itu melangkah mendekat Claris.

Gadis dengan kuncir kuda memberikan selembar kertas pada Claris. Tersenyum miring dan mencubit keras pipi Claris, "Bikinin gue makanan kaya di foto itu! Cepetan ga pake lama! " suruh gadis itu menunjuk wajah Claris kemudian mengalihkan tangannya menunjuk dapur.

Dia adalah Novi, gadis yang 12 tahun terakhir menjadi kakak Claris, kakak yang selalu kasar dengan adiknya. Jika kakak selalu melindungi adiknya, maka Novi akan mencelakai adiknya. Gadis yang terpaut usia 1 tahun lebih tua dari Claris itu sekolah sama dengan Claris.

Claris meringis pelan, merasakan panas di pipinya, "Maaf, lo bisa bikin sendiri. Gue banyak tugas. " tolak Claris memberikan lagi kertas itu pada gadis di depannya. Lebih tepatnya foto cupcake stobery.

Wanita paruh baya yang sedari tadi bermain ponsel, kini dengan kasarnya mendorong kencang tubuh Claris sampai gadis berponi itu tersungkur di lantai. Hingga siku kanannya memar tergores lantai. Wanita yang disebut 'mami Dinda' oleh Claris juga sama kasarnya dengan Novi.

Wanita itu adalah ibu angkat Claris, ibu yang menjelma menjadi peri saat papi angkat Claris ada dan menjadi iblis saat papinya tidak ada. 1 minggu ke depan mungkin saja mami dan kakak Claris terus terusan menyiksa Claris. Karna papi yang bekerja di luar kota selama 1 minggu.

"Sombong banget lo. Lo nggak sadar lo itu siapa di sini? " gertak Novi berjongkok dan mencekram erat pipi Claris,  hingga kukunya menusuk pipi putih Claris.

"Cepet bikinin gue capcake itu! Atau gue kurung lo di gudang? Mau? " ancam Novi melepas cengkramannya dan berdiri mengambil kunci gudang di meja memainkan dengan jari jarinya.

"Dan lo. Nggak akan dibela sama papi kesayangan lo itu. " lanjut Novi menunjuk wajah Claris dengan kunci gudang.

"Bangun! Jangan lemah! Bikinin mami kopi susu! S. E. K. A. R. A. N. G!!! " suruh Dinda penuh penekanan di setiap katanya. Bersedekap dada dan menendang kasar kaki Claris.

Perfect GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang