06-Bahagianya Claris

2 4 0
                                    

06. Bahagianya Claris
.
.
.
.
.
"APA? " tanya Roni dan Brina serempak.

Claris, Zia dan Cathrine terkejut, dengan jeritan tante dan om di depannya. Zia tersedak kuah baksonya, tangannya memukul mukul dadanya.

"Astagfirullah tan, sampai kesesak saya. Om sama tante kenapa teriak gitu? " tanya Zia meraih gelas es jeruk di dekatnya, dan meminumnya hingga tersisa setengah.

Brina hanya tersenyum kikuk, kemudian matanya menatap kalung yang dipakai Claris. Ini hanya kebetulan semata atau suatu kenyataan.

"I-itu kalung kamu." tunjuk Brina pada kalung kupu-kupu di leher Claris.

"Oh ini. Kalung ini pemberian mama sama papa aku tan. Mereka kecelakaan waktu aku masih 5 tahun. Cuma ini pemberian terakhir mereka. " ucap Claris menunduk sedih.

"Padahal dulu rasanya bahagia banget, punya papa sama mama sebaik mereka. Tapi ternyata Tuhan lebih sayang sama mereka. " lanjut Claris, matanya mulai berkaca-kaca.

"Pa. " panggil Brina pada suaminya. Roni pun juga terkejut dengan penjelasan gadis di depannya ini.

"Claris, nama tante Brina. Brina Elletasya, dan suami tante namanya Roni Denandra. " ucap Brina tersenyum tipis pada Claris.

Claris langsung mengangkat wajahnya cepat, gadis berponi itu terkejut dengan pernyataan wanita di depannya. "B-Brina Elletasay, Roni Denandra, mereka nama mama sama papa aku tan. " balas Claris tanpa berkedip.

Selang 5 detik, Brina mengeluarkan kalung dari dalam kaos polos yang dilapisi blazer creamnya. Di sana terdapat kalung dengan liontin kunci. "Tante ga tau, ini kebetulan atau kenyataan, tapi nama kamu mirip sama anak tante, dan kalung kamu mirip banget sama kalung anak tante. " lanjut Dinda menatap sendu ke arah Claris, tangan wanita itu tergerak untuk menggenggam tangan Claris.

Claris sama-sama terkejut, saat melihat kalung milik Brina juga mirip dengan milik mamanya. "Memang anak tante kemana? " tanya Claris menatap manik mata wanita di depannya.

Brina melepas genggaman tangannya dan menatap depan merewanag jauh, "Tante ga tau dia di mana. Yang jelas dia menghilang semenjak kecelakaan tante sama om Roni." jelas Brina kembali menatal manik mata Claris.

Zia dan Cathrine hanya diam dan mendengarkan percakapan ketiga orang di sekitarnya, sesekali mereka saling pandang dengan tatapan bertanya tanya.

"Atau tante ini? Mama kandung aku? " tebak Claris membulatkan matanya.

Roni memegang bahu kiri istrinya, "Om juga ngerasa kalau kamu ini anak kandung om. " tutur Rino tiba-tiba. Pria itu menatap bergantian kalung Claris dan milik istrinya.

"Gimana kalau kalung mama dicoba buat buka kalung punya Claris. " usul Roni menatap keduanya bergantian, dan dibalas anggukan oleh Brina.

Brina melepas kaitan kalungnya begitu halnya dengan Claris, Brina mulai membuka kalung berbentuk kupu-kupu itu dan betapa terkejutnya mereka saat kalung itu bisa dibuka.

Jemari Brina membuka kalung itu, dirinya terkejut sekaligus senang, di sana terdapat foto keluarganya.

"Astaga. Ini beneran kalung yang mama kasih buat Claris pa. " ucap Brina menepuk bahu suaminya, Brina menunjukkan foto keluarga di dalam kalung itu.

"Ini beneran kan bukan mimpi. " Roni menepuk pipinya, berharap ini bukan sebuah mimpi.

Brina menggeleng kuat, "Ini bukan mimpi pa. Dia anak kita. " girang Brina menunjuk Claris dengan tangan kanannya.

Roni dan Brina serempak menatap Claris, Claris pun dibuat terkejut dan bahagia atas ini.

"Ja-jadi kalian mama Brina sama papa Roni. Kalian orang yang selama ini Claris kangenin. Claris pengen peluk mama, tapi Tuhan ga temuin Claris sama mama." ucap Claris terbata-bata. Lapisan kaca pada matanya benar benar pecah, pipi putihnya berlinanb ai mata terharu. Claris benar benar senang dan haru atas semua.

Perfect GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang