"Bagaimana kakimu?" tanya Tenn mendekati adiknya yang tengah duduk di ruang tengah penginapan mereka.
Setelah kejadian janggal di hutan malam itu, semua masih bisa menanggapinya dengan baik akibat pengalaman mereka sebelumnya saat Riku koma. Meski Iori dan Riku masih belum tau apa yang terjadi selama mereka menghilang, mungkin bukan masalah bagi Iori tapi perlu penjelasan lebih kepada Riku terkait fenomena aneh di pulau ini.
"Sudah lebih baik, berkat Iori ini tidak terasa sakit lagi," jelas Riku riang.
Mendengar nama Iori di sebut-sebut, Tenn menahan mati-matian agar lidahnya tidak berdecak sebal, "Berhati-hatilah agar tidak terpencar lagi, kenapa kau selalu terlibat dalam masalah merepotkan," tegur Tenn setengah mendengus kesal.
"Soal itu tenang saja, Iori juga sudah mengantisipasinya," jelas Riku lagi setengah terkikik geli mengingat obrolan mereka sebelumnya.
Dengan tenang ia merogoh saku celananya, "Ia memberiku ini sebelum pergi," ujarnya menunjukkan transmitter hitam di tangannya
"Dan kenapa kau tidak menghubungi salah satu membermu ketika terpisah?" tanya Tenn menahan emosinya sebaik mungkin mengingat posisi kamera yang terletak disekitarnya
Tanpa menyadari emosi yang ditahan oleh Sang Kakak, Riku menjawabnya dengan tenang, "Karena Iori yang memegang salah satunya, saat itu kami sedang bersama jadi kami tidak perlu menggunakannya,"
"Saat aku bersamanya itu bukan masalah besar, Iori tidak akan percaya jika aku sendirian karena itu pasti akan berakhir pada masalah yang merepotkan," dengus Riku setengah mengerucut sebal
"Betapa egoisnya," ketus Tenn mulai kehilangan kontrol emosinya. "Kenapa ia tak memberikannya pada seluruh member, itu jauh lebih pintar. Aku jadi meragukan kecerdasannya yang selalu ia banggakan," dengusnya lagi.
"Aku baru sadar kalau kau suka bergosip Kujo-san." Seruan datar dari salah satu orang yang berjalan memasuki ruangan mulai terdengar mengintrupsi obrolan mereka, tak lama satu per satu member lain mulai memasuki ruangan setelah menyelesaikan tugas mereka.
---
Mendapatkan misi untuk memenuhi persediaan makanan mereka selama satu minggu kedepan, mereka memutuskan untuk membagi menjadi beberapa grup dan si kembar harus berjaga di penginapan mengingat harus ada yang menemani Riku saat kondisi kakinya kurang baik.
"Kenapa cepat sekali?" gerutu Tenn sepelan mungkin.
"Sungguh sambutan yang hangat," cibir Haruka tahu betul makna dari tatapan malas Tenn yang ditujukan pada mereka semua.
"Minna! Okaeri!" seru Riku menyambut semuanya dengan senyum lebarnya.
"Awh Riku! Tadaima~~" seru Tsukumo berniat berlari ke arah Riku sebelum tarikan kencang di kerah lehernya berhasil mencekiknya di tempat.
"Apa yang mau kau lakukan?" tanya Banri mengeluarkan senyuman tanpa emosinya.
"Ogami Banri, kau merusak rencanaku," dengus Tsukumo meliriknya kesal.
"Kita benar-benar harus bekerja ekstra untuk mengawasinya," dengus Rinto menghela nafasnya lelah.
"Minna ini misi kita, jangan sampai lengah dengan ossan fanatik itu," bisik Yamato mengumpulkan membernya untuk memulai misi rahasia mereka.
"Apa yang sedang mereka lakukan?" tanya Riku tak mengerti melihat membernya membentuk lingkaran kecil di salah satu sudut ruangan.
"Ahaha mereka sedang mengatur strategi untuk misi yang penting abaikan saja Riku," ujar Momo memeluknya gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ID7 - Reaction Story 2
Fanfiction[Follow dulu yuk sebelum baca, auto Follback kok jangan khawatir. Ku cuman pengen tau siapa aja yang mampir ke cerita ini, jadi tinggalin jejak yak kalo kalian berkenan] -Baca cerita sebelumya ID7-Reaction- Kisah perjalanannya kini beranjak ke tahap...