Aloooo maapkan diriku lama nggak update huhu...
akhirnya drama hidup satu persatu mulai tamat dengan sendirinya hehe.. Aku berusaha buat semangat lagi ngetik. Kangen ihh buat ngaktifin akun wp lagi, makasih yak buat yang selama ini mau nunggu dan maapin kalo bikin kalian nunggu kelamaan.
Panjang chapter mulai mengembang hehe, siapin tempat nyaman yak.
Okray kita cukupin, just enjoy your time guiss...
Uri~
-----------------------------------------------------------"Oiii Nii-san ...." Sosok yang dipanggilnya kali ini tak kunjung menoleh.
"Nii-san." Lagi panggilannya tak mampu membuyarkan fokus pria jangkung di depannya saat ini tengah duduk di depan meja dengan tumpukan kertas yang menggununung.
"Mou ... Yoru nii-san!" sentaknya mulai jengkel karena diabaikan.
Seruan keras darinya kini berhasil mendapatkan perhatiannya, dengan raut yang terkesan datar, emerald mempertemukan dirinya dengan kilau emas. Tahun demi tahun telah berlalu, keduanya kini beranjak menjadi pria remaja, dengan usia yang hanya terpaut satu tahun. Sang adik masih tampak dalam proses pertumbuhan hingga hanya mencapai bahu sang kakak. Surai peraknya yang tersisir rapi kini tampak lepek karena berkeringat. Masuk dalam mode menelisik, sang emerald menyelesaikan tugasnya.
"Kau berlari kesini?" tanyanya tenang memperhatikan nafas tak beraturan adiknya.
"Kau mengalihkan pembicaraanya Nii-san," keluhnya menggembungkan pipinya kesal.
Mendengus geli, Yoru maih tidak kehilangan ketenangannya, "Masih saja kekanakan," dengusnya kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Nii-san, kau belum selesai?' tanya sang adik mulai jengkel.
"Ck, berhenti merengek Sora." Balas Yoru tegas menatapnya tajam.
Tanpa kenal gentar, ia tak terpengaruh dengan peringatan kakaknya, "Aku berusaha keras untuk menemui, sekarang apa perlu alasan khusus bagi adik hanya untuk mengatakan sesuatu dengan kakaknya?" balas Sora menekankan perkataanya pada bagian adik dan kakak.
"Bukankah kau bisa melihatnya sendiri," balas Yoru melembut, "aku sedang sibuk saat ini," imbuhnya lagi masih membaca satu persatu dokumen di tangannya. Menjabat sebagai ketua osis membuatnya makin sibuk saat mendekati akhir-akhir masa jabatannya.
"Apa kau akan pulang larut lagi?' tanya Sora mengerutkan dahinya.
"Sepertinya begitu ...."
Dengan wajah kecewa Sora menatap sang kakak yang tentu saja tidak ia sadari, "Bisakah kau pulang lebih awal? Hanya untuk hari ini ...," tanya Sora memohon, "aku akan menunggumu jika perlu," imbuhnya lagi sedikit cemas.
Menghela nafasnya berat, Yoru meletakkan sejenak kacamata di meja kerjanya, "Aku tidak bisa Sora, aku berjanji besok akan menemanimu seharian," jelasnya tampak menyesal.
Dengan tatapan yang sama kecewanya, kilau emasnya makin berkilau karena bulir air yang menggenang, "Bukan soal itu, aku hanya ingin kau melakukannya hari ini," gumam Sora lirih.
"Ne Yoru nii-san," panggil Sora lagi setelah membersihkan tenggorokannya yang sedikit serak. "Apakah kau ingat hari apa ini?" tanyanya tenang menunjukkan senyum kecutnya.
'Ini hari Jumat Sora, dan yah aku cukup pusing dengan semua tenggat waktu yang makin dekat," jelas Yoru enteng.
Tak bisa menahan tawanya, Sora membiarkan dirinya tertawa membuat semua orang diruangan itu memperhatikannya dengan bingung,"Baik kalau begitu, mungkin hanya aku yang akan menemuinya kali ini. Semoga beruntung dengan semua tugasmu Nii-san, aku pergi." Ujar Sora segera berbalik pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ID7 - Reaction Story 2
Fanfiction[Follow dulu yuk sebelum baca, auto Follback kok jangan khawatir. Ku cuman pengen tau siapa aja yang mampir ke cerita ini, jadi tinggalin jejak yak kalo kalian berkenan] -Baca cerita sebelumya ID7-Reaction- Kisah perjalanannya kini beranjak ke tahap...