Part 5

1.4K 102 54
                                    

Dalam keheningan kini semuanya tampak berkumpul di ruang tengah, suasana masih terasa canggung dengan fakta yang baru saja mereka dapatkan.

"Hora kalian, ada apa? Bersemangatlah." tegur Anesagi tak tahan lagi dengan suasana yang diam ini.

"Apa kalian masih kecewa karena kalah?" tanya Rinto penasaran melirik anggota dari Tim Run yang berakhir kalah di menit-menit terakhir.

"Soal hukumannya tenang saja, itu bisa di atur. Mengingat Riku ada disana, aku tidak akan memberikan hukuman yang berat," imbuh Tsukumo menenangkan.

"Sayangnya bukan kau yang menentukan hukumannya Tsukumo-san," sela Banri dengan senyumannya yang terasa agak mengancam.

"Yamato-san, dimana Iori-san dan Riku-san?" tanya Tsumugi setelah mengabsen kehadiran idolnya.

"Ah soal itu---,"

"Itu hanya kesalahan. Sebaiknya lupakan saja," gerutu Riku masih dalam mode penyangkalan

"Hehh padahal aku masih ingat kau memanggilku dengan sebutan Nii-san tadi." Balas Iori kembali meledeknya

"--- sepertinya mereka sudah kembali," ujar Yamato tertawa kecil saat mengenali suara perdebatan mereka.

"Apa perlu ku cari rekamannya Nanase-san?" tanya Iori menaik turunkan alisnya.

"Jangan mengada-ngada, tidak ada kamera disana." Dengus Riku mencebikkan bibirnya, "Lagipula kita akan berada masalah jika percakapan tadi tertangkap kamera," imbuhnya lagi berbisik lirih mencoba melototi Iori.

Sibuk dengan perdebatan mereka, keduanya tak sadar jika sudah menjadi pusat perhatian.

"Jadi untuk terakhir kalinya, sebaiknya lupakan yang tadi. Reset bagian itu oke," ujar Riku menatap Iori tajam, hingga sekarang ia masih tak sadar dengan situasinya.

"Nanase-san," tegur Iori berusaha mengalihkan perhatiannya. Namun nampaknya tak berhasil karena Riku terus menyelonong masuk ke dalam. Tak ada pilihan lain, Iori menarik tangan Riku yang dari tadi berada dalam genggamannya.

"Apa?!" sentak Riku jengkel.

Dengan kode kepalanya, Riku menoleh ke belakang dan mendapati tatapan tajam dari seluruhnya seolah meminta penjelasan. "Ah minna, ternyata kalian semua disini," gumam Riku tertawa canggung sambil menggaruk belakang kepalanya untuk mengurangi kegugupannya.

"Oh tampaknya kalian bersenang-senang," ujar Tenn tersenyum lembut, yang justru berdampak sebaliknya. Udara di ruangan itu kini turun secara drastis.

"Ten-nii ...," Riku hanya bisa bergumam lirih, ia juga merasa bersalah karena meninggalkan kakaknya.

"Apa kau masih ingat perkataanku sebelumnya?" tanya Tenn tenang mendekati adiknya.

Riku yang kini terasa terintimidasi hanya bisa diam tak bergeming di tempatnya, "Kita bicara sekarang." Tenn telah memutuskan secara final, dengan tegas ia menepis tangan Iori yang menahan adiknya dan segera mengambil alih.

"Hei Kujo, kita juga perlu tahu semuanya," tegur Yamato merasa ada yang janggal.

"Aku hanya perlu bicara berdua dengan adikku, kalian tidak perlu mengganggu."

"Apa yang perlu dibicarakan memangnya," dengus Iori mencibirnya.

"Riku adikku, kau tidak perlu campur," ketus Tenn segera pergi tanpa menunggu bantahan lagi.

Kini keheningan yang canggung kembali terjadi, "Apa-apaan sikapnya itu," sentak Iori jengkel.

"Iori, jangan mengikutinya." Mitsuki segera menahan adiknya yang hendak menyusulnya.

ID7 - Reaction Story 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang