*****
"Eunghh... Ayah kita dimana?" Tanya Roui yang merasa tidurnya terganggu. Sedangkan Max terkekeh melihat Roui yang menggosok matanya dalam gendongan ala koala itu.
Ya, mereka sudah pulang dari perusahaan dan sekarang sudah tiba di depan mansion mereka.
"Kita sudah di depan mansion sayang." Ucap Max sambil mengecup puncak kepala Roui.
Gadis itu hanya mengangguk dan kembali meletakkan pipinya yang tembem di bahu ayahnya. Sungguh dia masih mengantuk, namun dia juga lapar. Kedua lengannya melingkar di leher ayahnya, dan kembali menguap.Max segera pulang ke mansion saat mendengar kabar dari Rene bahwa Adam datang berkunjung ke kediaman mereka. Dan benar saja, saat gerbang besar mansion itu dibuka, sudah terparkir mobil milik pria itu. Max berniat untuk menurunkan Roui dan menyuruhnya berjalan saja. Namun melihat mata doe itu masih sayu itu, Max mengurungkan niatnya.
Mereka segara masuk, dan melihat Adam yang duduk dengan elegan di sofa."Ada apa Adam? Aku sedikit terkejut mendengar kabar dari istriku bahwa kau datang berkunjung." Ucap Max masih sambil menggendong Roui di depannya. Adam yang ditanyai hanya berfokus pada Roui yang menatap balik pria itu.
"Ekhemm.." dehem pria itu karena tidak mendapat jawaban dari Adam."Oh, aku hanya ingin melihat si kecil itu. Setelah hampir saja membuatku impoten." Ucap Adam.
Max yang mendengarnya sebenarnya ingin menyemburkan tawa. Namun tidak elit bila pria itu tertawa diatas penderitaan orang lain. Terlebih dia juga mengalami hal yang sama setelahnya.
"Roui, ucapkan salam kepada Adam. Dia ingin mengunjungimu." Max menurunkan Roui dan mendudukkan gadis itu di sofa.
Walaupun sebetulnya tidak rela, karena Max sangat suka menggendong gadis itu seperti anak kecil.
"Hi Adam.." kata Roui sambil melambaikan tangannya. "Jelek" sambung gadis itu lagi.
Sungguh gadis itu masih sedikit dendam tentang insiden sepatu.Padahal seharusnya, Adam yang kesal atau bahkan sangat kesal karena hampir saja kehilangan kejantanannya.
Max sedikit tersenyum. Sungguh putrinya membuat moodnya naik. Siapa lagi yang bisa menghujat seorang Adam Smith? Seorang millionaire yang terkenal akan sepak terjangnya di dunia bisnis.
Bahkan Max saja tidak berani. Tidak apa apa, toh sepertinya Adam sedikit menyukai gadis itu. Dan Max tidak keberatan. Bukan karena harta, namun Max tau Adam itu orang sepeti apa. Dan keluarga mereka juga sudah saling mengenal sejak dulu."Kenapa Adam kesini? Ingin menyembunyikan sepatu Roui lagi? E..em, Roui tidak akan izinkan." Gadis itu bersedekap dada, dan bibirnya mencebik kesal.
Sungguh Adam cukup lelah dengan sifat gadis itu. Untuk apa dia jauh ke mansion itu hanya untuk menyembunyikan sepatu yang bahkan dapat dibelinya beserta pabriknya sekalipun.
"Tidak, aku hanya ingin melihatmu kerdil." Ucap Adam.
"Oh.. begitukah. Roui tidak berubah kok, hanya sedikit lapar." Adam memasang wajah datar. Sungguh hal itu tidak penting."Kau lapar sayang? Kalau begitu sebaiknya Roui mandi dan setelah itu kita akan makan malam." Ucap Rene yang baru muncul saat mendengar perkataan Roui.
Rene memeluk gadis itu dan mencium pipi tembemnya.
Roui mengangguk dan kemudian naik ke kamarnya.
Sementara itu, Max mulai berbincang, dengan Adam."Kau kemana saja selama ini? Aku sudah lama tida mendengar kabarmu." Ucap Max.
"Aku baru kembali Minggu lalu. Setelah Papa memintaku pulang. Dia sedikit tidak sehat." Kata Adam.
Ya, pria itu baru 1 Minggu kembali ke Amerika, setelah beberapa Tahun menetap di California untuk pendidikan, dan menjalankan anak perusahaannya disana.
Dan sejak saat itu Adam kehilangan informasi mengenai Roui.
Roui sangat penting bagi seorang Adam, hingga saat pertama kali Adam kembali melihat Roui, pria itu langsung tahu, bahwa dia tidak salah orang."Ah ya, aku juga mendengar kabar bahwa Papamu sakit. Aku belum menjenguknya. Roui baru saja pulih. 2 Minggu lalu, gadis itu baru saja terjatuh dari sepeda. Yeah, tentu saja kau tahu bagaimana hyper aktifnya gadis itu."
Adam yang mendengarnya sedikit tidak heran, karena itu Roui.
"Lalu gadis itu masuk rumah sakit, dan tidak betah. Kemudian menangis dan merengek ingin pulang." Cerita Max, sambil terkekeh. Dia ingat bagaimana kerasnya suara tangisan Roui saat itu. Gadis itu Tremor, padahal Max tidak ingin setitikpun ada luka di kulit putrinya itu. Gadis itu menangis karena jarum suntik yang sangat kecil, tidak ingin di beri infus.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADMAN
Romance"Aku tidak mengerti" kata gadis itu polos "kau akan segera mengerti, Caramia" sahut pria itu dengan seringai sexy namun menakutkan miliknya. ---- Roui Hillton, seorang gadis polos dan suci yang bertemu dengan seorang pria arogan dan ambisius. Adam S...