Badman | 5

9K 323 15
                                    

Roui merasakan tubuhnya memanas.
"Adamhh.. aphaa.. yang kau la..lakukan.. ahhh" gadis itu tanpa sadar mendesah karena perbuatan Adam kepadanya.

Pria itu mengeluarkan seringaian menakutkan dan berbisik tepat di telinga gadis itu.
"Rasakan lah lemon, kau akan menyukainya." Gumam Adam dan menjilat telinga gadis itu.

Ini sepertinya tidak bagus. Batin Roui resah.
Aku harus berbuat sesuatu.

*************

Adam semakin gencar menggoda Roui dengan memberikan kecupan-kecupan kecil di leher jenjang dan mulus gadis itu. Serta jilatan panjang yang membuat bulu ronanya berdiri.
Roui merasakan perasaan aneh, seperti ada sesuatu yang mendesak yang ingin di keluarkan dari tenggorokannya. Namun ditahannya sekuat tenaga.

"Mendesah lah Lemon, aku tahu kau menyukainya." Kata Adam dengan seringai seksinya yang misterius.
Roui semakin takut, dan tanpa pikir panjang, dengan tangannya yang bebas, gadis itu menarik dengan keras rambut lebat milik pria itu.
"Arrrggg!! Shit! Mother fucker! What the hell are you doing!? Lepaskan!" Bentak Adam. Roui tidak juga melepaskan cengkramannya pada rambut pria itu.

"Rasakan! Kau telah membuat Roui merasa aneh! Roui tidak suka! Rasakan ini!" Katanya kesal sambil mengeratkan cengkramannya pada rambut Adam.
Adam merasa rambutnya rontok karena kerasnya cengkraman gadis itu pada rambutnya.
Adam masih meringis dan berusaha melepaskan cengkraman pada rambutnya.
Entah berasal dari mana kekuatan gadis kecil itu hingga membuatnya meringis sakit seperti ini.

"Ok ok! Aku minta maaf, ok! Lepaskan, dan aku akan melepaskanmu juga." Kata Adam mencoba bernegosiasi.
Roui mulai melepaskan cengkramannya pada rambut Adam, begitu juga Adam yang setelah merasa tangan mungil itu sudah lepas dari kepalanya segera beranjak dari tubuh mungil Roui.

Rambut pria itu berantakan namun meninggalkan kesan seorang bad boy yang sexy.
Di tangan Roui terdapat beberapa helai rambut pirang pria itu.
Kemudian menghitungnya.

"....,tiga, empat, lima. Woahh ini banyak" katanya ceria. Seolah melupakan bawa pria pemilik rambut itu sedang berdiri menatapnya tajam.

"Adam, rambutmu banyak di tangan Roui. Roui hebat, bisa mendapatkan sebanyak itu." Apa yang dipikirkan gadis ini sebenarnya!?

"Sebaiknya aku mengantarmu pulang. Aku sungguh tidak sanggup menghadapi mu saat ini.
Kau terlihat seperti iblis kecil." Kata Adam sambil sedikit memijat kepalanya yang berdenyut akibat tarikan keras dari Roui.
Mendengar hal itu tentu saja Roui senang.

"Oky Doky Adam, Roui akhirnya pulang, Roui rindu ayah dan ibu." Kata gadis itu di sertakan senyum sumringah.
Adam tidak memperdulikan apa yang dikatakan gadis kecil itu. Segera dirinya beranjak untuk memakai kaosnya, dan memperhatikan Roui yang dengan sumringah memakai sepatunya.

"Roui akan pulang, Roui rindu ibu hihi Roui akan pulang...." Gumamnya berkali-kali. Entah apa yang membuatnya begitu bahagia.
Setelah selesai dengan sepatunya, gadis itu berlari dengan cepat melewati Adam menuju pintu keluar.
Adam yang melihatnya hanya menggelengkan kepala kesal.

"Adam!! Ayo, aku rindu ibu." Teriak gadis itu dari ambang pintu mansion  Adam. Adam hanya diam dan berjalan dengan langkah beratnya menuju mobil yang sudah di sediakan oleh salah satu pelayannya.
Dia seorang konglomerat dan CEO muda, wajar selalu di layani.

"Adam, ayo pulang!" Kata Roui begitu memasuki mobil. Adam hanya diam dan mulai menjalankan mobilnya meninggalkan pelataran mansion.

Sepanjang jalan, Adam hanya diam saat di tangani oleh Roui. Dirinya sama sekali tidak menanggapi celotehan gadis cerewet itu.

"Kau sangat dingin. Seperti beruang kutub. Roui membencimu." Kata gadis itu ketus dan seenaknya.

Roui akhirnya diam, dan memilih memperhatikan jalan yang memang benar menuju ke rumahnya. Gadis itu sebenarnya sangat gatal ingin menanyakan mengapa Adam mengetahui alamat rumahnya. Namun dirinya menggigit lidahnya agar tidak menanyakan hal itu. Dirinya sedang dalam mode diam karena kesal terhadap beruang kutub disampingnya.

Tidak berapa lama akhirnya mereka sampai di mansion milik orang tua Roui. Roui melirik arloji yang bertengger manis di lengan kirinya. Pukul 16.00 P.M

Dan melihat di depan pintu mansionnya, ibunya sudah menunggu gadis itu dengan cemas.
Tiba-tiba Roui merasa bersalah dan matanya berkaca-kaca, Roui sudah membuat ibunya khawatir.

"Adam, hiks hiks" Isak gadis itu melihat Adam dengan mata beningnya yang berair.
Adam hanya menjawab dengan gumaman.

"Antarkan Roui kepada ibu hiks hiks, karenamu, Roui membuat ibu khawatir hikss." Isak gadis itu dengan wajahnya dan pipinya yang sudah memerah karena tangisannya.

Adam menghela napas dan melepaskan sabuk pengamannya, kemudian keluar dari mobil diikuti gadis itu.
Roui berjalan di belakang Adam, atau lebih tepatnya bersembunyi di balik tubuh tegap dan kekar pria itu.

Isakannya masih terdengar, semakin mereka dekat dengan ibu Roui semakin pelan isakannya gadis itu. Namun napasnya tersendat-sendat menahan tangisnya.

"Hi. Masih ingat aku?" Tanya pria itu kepada ibu Roui. Ibu Roui menatap Adam bingung, dan memanggil suaminya.

"Max, kau harus kesini." Kata Rene dengan suaranya yang lembut. Max-ayah Roui- yang sedari tadi berada diruang tamu akhirnya berjalan menemui istrinya.

"Ada apa sayang? Roui sudah pulang?" Tanya pria itu cemas.
Rene hanya menggeleng dan memandang ke arah Adam, diikuti oleh Max.

"Adam?" Tanya Max memastikan.
Roui yang takut menemui orang tuanya, bersembunyi dengan baik di belakang pria itu. Memposisikan dirinya dengan pas di belakang pria itu agar tidak di ketahui oleh orang tuanya. Walau sebenarnya ibunya- Rene- sudah mengetahui keberadaan Roui.

"Ya. Aku mengantarkan putrimu, Lemon, aku membawa gadis itu tadi kerumahku." Kata Adam tanpa basa-basi. Roui terkejut dengan perkataan Adam. Hingga mencubit punggung pria itu.

Pria itu meringis dan membalikkan badannya, menarik tangan gadis itu dan menghadapkan kepada Max dan Rene.
Roui menundukkan kepalanya takut di hadapan kedua orang tuanya.

"Oh sayangku, akhirnya kau pulang. Kau membuat itu cemas sayang, kemana saja dirimu?" Tanya Rene dan memeluk tubuh Roui.
Max hanya memperhatikan mereka dan kembali memeperhatikan Adam.

"Kau Adam? Anak Alexander Smith?" Tanya ayah Roui. Adam hanya mengangguk.
"Aku tidak menyangka masih bisa melihatmu. Kau sudah lama tidak ada kabar." Kata Max.
Roui yang melihatnya tidak ambil pusing, hanya kembali memeluk ibunya dengan erat dan menggosokkan wajahnya di dada ibunya.
"Hihihi Roui rindu ibu. Roui sayang ibu" gumamnya yang tentu saja di dengar Rene. Membuat wanita itu tersenyum.

"Jadi, darimana kau bisa mengenal putriku? Sudah lama kau tidak pernah melihatnya. Terakhir kau melihatnya saat usianya baru 4 bulan, bukan?" Tanya Max.
"Kau akan tahu sendiri dari putrimu. aku harus pergi sekarang." Kata Adam dan beranjak pergi.
Max tidak ambil pusing dan menggiring dua orang kesayangannya memasuki mansion.

"Jadi dari mana saja putri ayah yang nakal ini hum?" "Hehe, Roui tadi bertemu Adam, dan di bawa ke mansion Adam, ayah. Tapi Roui lapar ayah." Adu Roui.
Max sebenarnya kesal, dia masih ingin bertanya pada putrinya, namun memang gadis itu suka seenaknya saja.

"Baiklah sayang, ayo kita makan. Roui ganti baju dan segera makan." Perintah ibu Roui yang di angguki semangat oleh gadis mungil itu.
"Oky Doky ibu. Roui ke atas dulu." Dan mencium pipi kedua orangtuanya dengan kecupan basah yang meninggalkan liur di pipi Max dan Rene.

"Always like this.". Desah Max lelah sambil mengusap pipinya
Sedangkan Rene hanya. Tertawa karena sudah kebal akan kelakuan aneh bin ajaib putrinya itu.

******
TBC

LUV Dee

BADMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang