Noren/ Jenren omegaverse AU
Warning: bxb, ooc, typos, etc...
***
.
.
Genggaman tangan pada tali tas karton semakin mengerat, sewaktu rusuknya mendapat sikutan pelan mendadak.
"Sana, serahkan hadiahmu dulu."
"H-huh??"
"Tadi aku sudah... tuh lihat, yang lain juga mulai menyerahkan upeti mereka untuk tuan rumah pesta."
Renjun menghela napas panjang. Seharusnya ia memberikan saja hadiah-hadiah ini sewaktu bertemu Karina di awal perjumpaan mereka tadi siang. Kalau sudah begini, mau tak mau ia jadi mesti bertegur sapa lagi-baik dengan Karina ataupun dengan sang kembaran a. k. a Tuan muda Jeno Lee.
Lewat kakao gift list milik keduanya, Renjun jadi punya sedikit gambaran mengenai apa yang dapat dijadikan sebagai kado untuk mereka. Semua daftar hadiah itu kebanyakan bukan jenis barang fancy (beberapa mungkin iya), Renjun tahu mereka bisa saja membeli apapun di dunia tanpa harus menuliskan daftar seperti ini. Sepertinya tujuan dilakukan cara demikian adalah untuk menghindari pemberian barang mewah di luar kebutuhan-atau keinginan.
'Oke... sekarang serahkan hadiahmu, ucapkan kalimat singkat basa-basi, lalu segeralah angkat kaki.'
Meski canggung, ia berakhir mendekati posisi berdiri Jeno dan Karina, berniat menyerahkan tas karton berisi dua box berbeda hasil hunting belanja ditemani Victoria. Sepasang solid parfum beraroma peach & peony untuk Jeno, juga dua tea cup keluaran Passifolia untuk Karina. Saat sampai di hadapan mereka, ia baru sadar kalau beberapa teman main yang masih ada di sekitar keduanya adalah alpha. Oh sial, kenapa juga ia tidak terlebih dulu lihat-lihat keadaan? Kalau sudah begini, rasanya agak sedikit terlambat jika meminta Yangyang untuk ikut mendampingi, ketimbang menyerahkan hadiah-hadiah ini sendirian.
Sudahlah, hajar saja!! Mungkin itu adalah kalimat yang akan dilontarkan si pemuda Liu dengan napas memburu. Dan benar saja... sebelum niatan melipir terlaksana, Karina keburu menangkap pergerakannya dengan mata berbinar ceria.
"Hai,"
"Ah, hai..."
Tegur sapa singkat itu sebenarnya membuat Renjun lagi-lagi nyaris tertawa. Padahal Karina sudah bersikap kelewat ramah, namun ia tetap saja dikuasai canggung seperti ada di bawah pengaruh tulah.
Jeno menatap heran interaksi yang terjadi antara saudari kembar dan kenalan lamanya di akademi. Harum samar butiran apel ranum kembali menyapa penciuman para alpha. Aroma Renjun memang tidak sama seperti kebanyakan omega, dan Jeno telah hapal hal tersebut di luar kepala.
Waktu itu jaket varsity-nya terpercik bulir-bulir gerimis yang turun. Di bawah naungan payung biru, aroma mirip memori memanen apel (di kebun sang nenek saat ia kecil dulu) menginvasinya bagai satu bentuk dejavu. Di hari berhujan, senandung ringan berderai tanpa beban. Jantungnya tiba-tiba membuat lompatan-lompatan aneh di balik kurungan iga ketika menatap pada seulas senyum di antara wajah merona.
"Maaf, kalau aku melihat daftar kakao yang diberitahu Liu,"
"Oh ya ampun, tidak perlu sampai repot begini... padahal kami sangat senang dirimu sudah mau datang."
KAMU SEDANG MEMBACA
GOLD RUSH
FanfictionInvitasi pesta ulang tahun si kembar Lee, perayaannya tentu saja di Santorini. Renjun tidak mengira kalau kesediaannya menyanggupi ajakan (tantangan) Yangyang, malah berakhir pada ungkitan memori-memori nyaris kadaluarsa. Pada senyum juga gestur fam...