GOLD RUSH 07

4.4K 606 50
                                    


Noren/ Jenren omegaverse AU

Warning: bxb, ooc, typos, etc...


.


.


Nyatanya memang tidak ada kuda kerdil di antara mereka.

Di garasi resort hanya tersisa satu vespa berwarna toska, dan sebuah wrangler abu-abu muda. Renjun tentu saja mencoret opsi pertama dari daftar pilihan. Naik kendaraan roda dua itu sama saja artinya dengan tidak ada jarak tersisa. Ia tidak mau repot-repot minta izin (atau maaf) untuk mendekap pinggang si pengendara ketika dihadiahi tikungan tajam yang bermunculan di sepanjang jalan. Lagipula, Renjun belum terbiasa menjadi akrab dengan Jeno, walau mereka sudah mulai saling bicara. Entahlah, tetap saja terasa aneh dan membuatnya seperti tidak berada di realita.

"Mereka yang ikut cruise dijemput van menuju penyewaan kataraman, dan Hyunjin kurasa pakai convertible untuk sampai ke Perissa." Jeno melaporkan keadaan garasi setelah kepergian kawanannya. Kemarin mereka ke ibukota memang memakai satu mobil convertible berisi lima orang, sementara si kembar Hwang naik vespa sampai sana.

"Mobil saja," timpal Renjun tergesa.

Jeno menatapnya nyaris tertawa, sudah yakin kalau Renjun bakal menolak untuk naik vespa. "Okee..."

Setelah mesin mobil hidup dengan Jeno ada di balik kemudi, mereka kini duduk nyaman dalam mobil yang perlahan melaju keluar resort menyusuri pemandangan desa asri Imerovigli. Sebenarnya jarak dua tempat ini bisa ditempuh sembari berjalan kaki, tapi menilik dari cuaca terik (yang seolah matahari hanya berjarak ukuran senti), Renjun langsung saja mengurungkan niatan tadi.

Selain nanti khawatir jadi badmood akibat terpapar radiasi matahari, ia juga pasti kesulitan menemukan cara membunuh waktu selama trip menuju destinasi dengan Jeno berada di sisi. Suasananya mungkin bakal mirip pemakaman, karena ia tentu lebih memilih diam daripada merespon ujaran si teman seperjalanan.

Baru saja ia menikmati hamparan laut biru di kejauhan lewat jendela yang terbuka, rentetan pesan mendadak membanjiri aplikasi chat dalam ponselnya. Lucas dan Hendery (tanpa merasa berdosa) ternyata ikutan acara menitip buah tangan juga. Renjun mendesah sedikit kecewa, ia benar-benar akan mengumpat jika saja tidak sedang bersama orang lain di sebelahnya.

"Apa terjadi sesuatu?" Melihat gestur aneh Renjun (dengan mata melotot seolah laser akan keluar dari sana dan melubangi ponsel di pegangan tangan), membuat Jeno mau tak mau jadi bertanya juga.

Tidak langsung ada jawaban setelah tanya tadi dilontarkan. Ia menimbang apakah harus memberitahu Jeno perkara kelakuan menyebalkan kedua kakaknya, atau memilih hanya tutup mulut saja. Tapi sekali lagi tanpa diduga, kata demi kata keluar tanpa halangan dari celah bibirnya.

"Kedua kakakku."

Jeno sempat tercenung, namun lekas menggurat senyum. Anak sulung dan tengah Keluarga Huang memang terkenal punya reputasi sebagai alpha berwibawa (gentleman, dan bakal jadi pasukan kamikaze demi nama baik keluarga), namun ia juga sering mendengar ujaran-ujaran miring mengenai keduanya yang justru malah datang dari mulut orangtua mereka.

'Luke dan Dery itu terkadang sering ribut mengenai perkara sepele, seperti mana yang harus dilakukan terlebih dulu; menuang sereal ataukah susu?' dan 'kemarin mereka lho yang menangis paling keras sehabis maraton seri Toy Story.'

"Mereka dan ibu sepertinya berkomplot untuk mengerjaiku."

Buat apa juga mereka menitip talisman dan buku literatur Yunani? Apakah mereka tidak bisa lebih aneh lagi daripada ini?? Ah, seharusnya Renjun tidak boleh lupa kalau Lucas dan Hendery itu bukan termasuk dalam golongan manusia normal kebanyakan...

GOLD RUSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang