La La Ren | Sepuluh - Makan Malam

1.4K 259 93
                                    

Jangan pernah nangis sendirian lagi kaya dulu, lo punya gue, Iyya, Alan, Hilman. Jangan pernah bikin kita jobless dan nggak tahu apa-apa lagi, La.

-Riki-

***

La La Ren coming, dua hari libur nggak ada yang kangen nih?

Mau tetep nemenin aku nyelesain cerita ini, kan? Mau tetep vote dan komen kan?

Bakar yuk, bakar🔥

Happy reading, semoga masih cinta❤️

***

Suka, tawa, bahagia, manusia tak akan bisa menggapainya tanpa luka dan air mata. Ada proses yang harus dilalui, ada harga yang harus dibayar mahal.

Lala dan Aren akhirnya sadar bahwa kehilangan merupakan sebuah anugerah, melaluinya, mereka bisa memahami posisi diri dan saling menghargai keberadaan satu sama lain.

Menjadi sepasang kekasih bukan hanya perihal saling meluapkan cinta satu sama lain, melainkan pula perihal saling memahami dan menghargai, perihal saling melindungi dan menekan ego dalam diri.

Selesai dengan keributan yang terjadi dua hari lalu, hari ini selepas mendapatkan pesan dari Alan, Aren memantapkan diri meminang Lala untuk sebuah makan malam romantis mereka berdua. Aren mantap mengajak Lala kembali, dan akan dirinya perbaiki semua salah yang sempat terjadi.

Bhadra Alano
Gue nggak akan minta maaf untuk hari kemarin, lo pantes dapetin itu.

Tapi demi kebahagiaan Lala, kita akan kasih lo satu kesempatan terakhir.

Sekali lagi lo bikin Lala nangis, jangan harap masih bisa selamat, Ren.

Dikirimi pesan seperti itu, hati Aren sangat berbunga-bunga, sebab hal tersulit dalam memacari Lala, selain meluluhkan hati gadis itu tentunya, adalah mendapatkan restu empat sahabat karib Lala tersebut.

Baik Alan, Riki, Hilman, ataupun Iyya, bersama Lala kelimanya memang begitu overprotektif satu sama lain. Mereka tumbuh bukan hanya sebagai sahabat, namun pula sudah seperti saudara kandung yang saling melindungi.

Farren Garendra Mahayana
Gue nggak akan bikin janji yang nggak bisa gue tepati lagi, Lan. Bukan kuasa gue ketika tuhan membolak-balikkan hati.

Tapi lo harus tahu betapa gue sangat mencintai Lala, mungkin sesekali dia akan nangis, sedih, kecewa, karena gue cuma manusia biasa.

Tapi akan gue tempatkan kebahagiaan Lala di atas kebahagiaan gue sendiri, bahagianya akan lebih sering dibanding tangisannya, jauh lebih sering.

Pesan balasan Aren yang berhasil membuat sudut bibir Alan meninggi, mengembuskan nafas lega pria itu merasa tekanan dalam dadanya kini terangkat perlahan-lahan. Melalui pesannya tergambar jelas betapa Aren sangat menyesali kesalahannya di masa lampau, tak ingin mengucap janji yang muluk-muluk Alan sadar bahwa Aren sudah berubah menjadi sosok yang lebih baik. Lala mungkin tidak akan selalu bahagia, benar kata Aren, akan ada tangis, sedih, kecewa, namun bukankah memang sebuah hubungan tidak akan selalu berjalan baik-baik saja? Aren realistis, dan bagi Alan hal itu jauh lebih baik dibanding menjanjikan hal-hal fana yang tak bisa dia tepati.

Kembali pada Aren yang sedang berbunga-bunga, pria berlesung pipi itu begitu semangat mengeringkan rambut basahnya. Bertelanjang dada dengan hanya memakai handuk putih di bagian pinggang, Aren bercermin dengan kedua sudut bibir yang tak hentinya tertarik mengangkat pipi.

LA LA REN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang