La La Ren | Satu - Kembali Bertemu

4.7K 805 115
                                    

Cheonsa gateun Hi kkeuten akma gateun bye. *Setelah perjumpaan yang manis, selalu ada perpisahan yang pahit.
(Blackpink - Kill This Love)

Selamat malam minggu, selamat membaca. Selamat bertemu dengan Lala dan Aren💕 Ayo ramaikan kolom komentarnya, hehe.

☆☆☆


Matahari menyorot tajam memperlihatkan kekuatan teriknya yang tak ada tandingan, yang katanya bola api raksasa itu seperti sengaja mengirimkan sedikit lelehan tubuhnya ke planet bumi hingga kini cuaca bisa sepanas ini.

Semua orang mencoba kreatif mencari cara untuk mendapatkan angin sepoy dengan usahanya masing-masing. Menyalakan kipas angin mini portable berbagai bentuk ... mulai bentuk bangun datar, karakter doraemon, hello kitty, sampai ada yang sengaja membeli kipas berlampu warna-warni supaya lucu katanya.

Kalau kata Hilman, dia mau membeli kipas mini portable yang bentuknya donat. Katanya sih supaya bisa dipakai buat latihan pendewasaan diri sebelum menikah nanti. Riki dan Alan juga setuju, nanti kalau sudah lulus kuliah mereka akan bisnis kipas mini portable bentuk donat kesayangan pria-pria itu pokoknya, pasti laku.

"Gila, ini matahari masih satu kan belum tujuh. Tapi gue rasanya bisa meleleh kaya lilin ulang tahun belum ditiup"

Terhitung sudah sekitar dua puluh menit Lala duduk di bangku panjang depan ruangan kelas terakhirnya hari ini. Membiarkan satu persatu teman-temannya pulang meninggalkan dia sendirian di sana.

Lala meneguk Minute maid pulpy favoritnya yang sempat ia beli dari Kopma saat baru keluar kelas dua puluh menit yang lalu, kemudian kembali mengusap-usap layar handphone miliknya, menilik dan menimbang warna crop top garis yang akan ia beli dari aplikasi belanja online, Shopee.

Sedikit informasi juga kalau mata Lala sudah kempes menjadi sebesar pete, sudah tidak lagi sebesar Jengkol yang bulat itu. Kemarin keempat temannya sampai menginap di rumah Lala supaya bisa menghibur dan mengurus Lala yang patah hati.

"Belum pulang La?"

Tiba-tiba saja, satu suara yang sangat Lala kenali merasuk ke indra pendengarannya yang amat sangat bersih karena rutin dikorek-dikorek setiap habis keramas dua hari sekali. Lala memang anak bersih, kecuali hari kemarin.

Gadis itu hanya mengangguk, tak berniat menoleh pada pria yang kini telah duduk di sampingnya. Dia adalah Aren, mantan kekasihnya terhitung sejak hari kemarin.

Aren harusnya berterima kasih banyak-banyak pada Lala. Pasalnya, kalau kemarin Lala tidak menahan ketiga teman prianya saat akan menghajar Aren, dapat dipastikan pria itu takan bisa berkuliah hari ini.

Minimal Aren akan babak belur, pipi dan pelipisnya akan berubah warna ungu kemudian memiliki sedikit darah di ujung bibir soft pink-nya. Teman-teman Lala itu brutal, mereka atlet tawuran saat SMA dulu.

Tapi mantan kekasih Lala itu juga jago bela diri kok, Aren pemegang sabuk hitam taekwondo. Pernah menjuarai kejuaraan taekwondo dan mendapatkan medali emas, di rumah Aren juga banyak piala dan sertifikat hasil dia berlomba dimana-mana. Lala sampai hafal jumlah piala dan letak penyimpanan piala-piala itu.

Namun apa gunanya Aren jago bela diri kalau ketiga teman Lala terbiasa tawuran tanpa ilmu dan etika bela diri yang dianjurkan? Yang ada Aren dikeroyok, dipegangi kanan kiri kemudian babak belur dipukuli. Kan kasian Aren.

Hei Lala, tidak boleh peduli lagi pada Aren!

"Lagi nungguin siapa?"

Lagi, pertanyaan Aren hanya dijawab dengan bahasa isyarat Lala yang menggelengkan kepalanya.

LA LA REN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang