La La Ren | Sembilan Belas - Bukan Kisah Sempurna

1.1K 203 76
                                    

"Bersamamu memang sakit, tapi jauh dari kamu madu pun terasa pahit."
-La La Ren 2022

****

Haloooo. Maaf banget ya update nya lama, kemarin aku agak kurang enak badan jadi nulisnya kepotong-kepotong terus😭

Sooo, tolong bakar semangatku lagi dengan vote dan komen, manteman
🙏🏻😌🦖

*****

Tiga bulan ini Lala habiskan dengan berbagai rasa yang berkecamuk di dalam dada. Pikirnya Mizwar bisa menerima dia apa adanya, namun ternyata semua hal tak sesuai dengan apa yang diangankan gadis itu.

Kesannya pada Mizwar memang tak pernah berubah, kekasihnya itu tetaplah seorang pria romantis yang berusaha selalu ada. Namun Mizwar hadir terlalu berlebihan, sampai Lala dibuat sesak dengan kehadirannya.

Satu hal yang baru Lala ketahui setelah dirinya dan Mizwar resmi menjadi sepasang kekasih adalah, pria itu begitu posesif dan merupakan pencemburu berat. Jangankan pada Aren mantan kekasihnya, pada sahabatnya Riki, Hilman, dan bahkan Alan —yang notabene teman tongkrongan Mizwar sendiri pun lelaki itu kerap cemburu yang berlebihan.

"Nggak ada sahabatan cewek sama cowok yang tanpa melibatkan perasaan."

"Aku yakin antara mereka bertiga ada yang suka kamu, atau mungkin malah kamu yang ada rasa sama salah satu diantara mereka?"

"Mau pulang sendiri atau aku jemput? Aku nggak suka ya kamu keluyuran malem-malem sama geng cowok kamu itu."

Kalimat-kalimat template yang sering diungkapkan kekasih baru Lala tersebut.

Pada ketiga sahabat lelaki Lala saja Mizwar sudah begitu cemburu, apalagi pada Aren yang pernah satu perasaan dengan Lala. Terlebih mengetahui jika masih ada sisa rasa dalam hati kekasihnya, tak sedetikpun lelaki itu dapat bernafas lega kala Lala berada satu lingkungan dengan si mantan pacar.

"Aku kan udah bilang, jangan sekelompok sama Aren, Lala. Kok kamu nggak dengerin aku sih?!" Ungkapan Mizwar beberapa saat lalu yang sukses membuat kepala Lala mendidih tak karuan.

Menikmati kemelut dalam kepala, kini Lala tengah termenung sendirian di pinggir sebuah danau, duduk di atas kursi panjang membuka lembar demi lembar novel cinta milik Fio yang pada kenyataannya tak dia perhatikan sama sekali. Mata Lala boleh menatap kumpulan huruf-huruf itu, namun pikirannya melayang tak diam di tempat dengan perasaan pilu.

Lala tak habis pikir dengan apa yang ada di dalam kepala kekasihnya, pertengkaran tadi hanya didasari keputusan Bu Yuni menempatkan dirinya dan Aren dalam satu kelompok belajar yang sama, —yang bahkan hal itu diluar kendali Aren maupun Lala untuk mengaturnya. Namun Mizwar merespon dengan amat berlebihan, dia membentak Lala yang hanya mampu terdiam tanpa kata tanpa bicara.

"Aku ngerti kalo kamu masih cinta sama Aren, tapi hargai aku dong, La, aku pacar kamu kan?!"
—senjata utama Mizwar setiap dirinya dan Aren terhubung tanpa sengaja.

Sialnya kalimat itu selalu berhasil membuat Lala terdiam, sebab apa yang Mizwar ungkapkan selalu sukses membuat Lala merasa semua masalah ini bermula dari dia yang belum bisa melupakan Aren sepenuhnya.

Pikir Lala Mizwar tidak sepenuhnya salah, adalah suatu hal yang wajar bagi kekasihnya itu untuk cemburu pada Aren selaku kekasih masa lalu yang belum sepenuhnya hilang dari ingatan. Lala sudah benar-benar terjebak di bawah kendali pria yang baru ia pacari tiga bulan lamanya itu.

"Halo, Putri Bintang." Sebuah suara mengudara merangsek telinga Lala.

Mendongakkan kepala, dilihat Lala seorang anak kecil tengah berdiri sembari mengulurkan seikat bunga di tangan kanan. Melihatnya Lala refleks menyunggingkan senyum, tanpa ragu sedikitpun dia lekas menerima kebaikan yang anak itu berikan.

LA LA REN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang