La La Ren | Tiga - Kebiasaan Aren

3.6K 674 118
                                    

Ketimbang makan doang lho Ren lo sampe lupa. Kebanyakan main papji otak lo isinya cuma pripayer-pripayer doang.
------------Lala yang selalu emosian.

Selamat ngabuburit, mari kita gemas-gemasan sama Lala dan Aren💕

Ayo berikan tanggapan dengan vote dan ramaikan kolom komentarnya😙

☆☆☆

Lala berlari kecil menuju ruangan K-12, ruangan yang hari ini menjadi ruangan bagi kelas terakhirnya. Ketika sampai di ambang pintu, Lala sedikit menyembulkan kepalanya, mengintip seseorang yang ia harap masih ada di dalam sana.

Dan benar. Aren masih duduk di pojok ruangan, memegangi perut dengan wajah pucat pasi seperti kehabisan darah akibat gigitan vampire .. layaknya di film-film.

Gadis itu tau masalahnya apa, Aren memang punya maag yang sudah sangat parah. Dia tidak boleh telat makan, kalau tidak perut dia bisa kesakitan seperti saat ini. Dasar Aren bandel.

Lala berjalan masuk ke ruangan K-12 tersebut, menghampiri Aren yang kini memandangnya melas sembari memegangi perut kesakitannya.

"Lo. Kenapa .. balik lagi .. La?"

Tanya Aren terbata akibat menahan sakit. Lala tidak menjawab, dia hanya terus berjalan hingga akhirnya duduk di kursi samping pemuda itu.

Kemudian, Lala mengeluarkan sebuah roti pisang keju dari tas miliknya. Roti kesukaan Aren yang ia beli kemarin saat mengantar Iyya membeli buku di Gramedia. Gadis itu membuka plastik dan menyodorkan roti tersebut ke hadapan Aren.

"Gue .."

"Lo cuma tinggal makan dan diem. Nggak usah banyak omong."

Aren mengangguk kecil menuruti perintah Lala, pria itu mengambil roti yang ada di hadapannya. Memakan sedikit-sedikit karena perutnya sakit sekali saat diisi makanan.

Kemudian Lala juga mengeluarkan obat dari saku tasnya, obat maag milik Aren yang rutin ia beli dari Apotek. Hal itu memang sudah menjadi kebiasaan Lala semenjak berpacaran dengan Aren, membeli obat Maag untuk berjaga-jaga karena pemuda itu selalu lupa sarapan yang berujung perutnya kesakitan seperti sekarang.

Namun berkat Lala, selama dua tahun terakhir Maag Aren sudah jarang sekali kambuh. Kalau Aren lupa sarapan maka sebisa mungkin Lala akan menariknya ke Kopma untuk sarapan terlebih dahulu. Atau sejak satu jam sebelum keberangkatan Aren ke kampus, Lala akan menyerang aplikasi chat Aren dengan begitu banyak pesan mengingatkannya untuk sarapan.

Maag Aren hanya akan kambuh jika Lala tidak masuk kuliah saja. Tapi sekarang semuanya telah berubah, walaupun Lala akan selalu masuk kuliah pun, tak ada lagi yang rewel mengingatkan Aren untuk mengisi perut kosong miliknya.

"Tadi gue bangun kesiangan karena semalem beli buku ke Gramed, terus pulangnya main Papji sampe jam tiga subuh. Mama sama Papa udah berangkat ke kantor jam lima pagi, katanya ada rapat dan bibi hari ini nggak masuk soalnya anaknya dia sakit."

Aren terpaku kemudian. Meruntuki dirinya sendiri yang berujar hal yang sedemikian panjangnya itu, padahal Aren yakin sekali kalau Lala tidak penasaran dan tidak mau tahu. Ia merasa menyedihkan saat ini.

Iya. Ke Gramed bareng cewek kan maksudnya?

Lala diam, tidak merespon pernyataan Aren. Gadis itu hanya membuka obat dan menyerahkannya pada pria jangkung itu, kemudian menyodorkan pula minuman yang tadi ia berikan melalui Fio sahabatnya.

LA LA REN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang