{0} Prolog

655 59 7
                                    

~Happy Reading~


Di sisi sebuah danau yang terletak dibelakang Istana Vasty, Serena tengah bertekuk lutut dihadapan Aneera.

"APA YANG KAU LAKUKAN DISINI!? KAU TAK LIHAT AKU SEDANG DISINI JUGA!"

Aneera begitu marah kepada Serena karena dia berada di istana saat Aneera pun sedang berkunjung untuk bertemu putra mahkota.

"Ma-maaf lady sa-saya diminta untuk mengunjungi istana karena ada hal penting yang ingin dibicarakan yang mulia putra mahkota," ucapnya terbata-bata.

"LALU KENAPA KAU TIDAK MENOLAKNYA!?"

Tubuh serena bergetar hebat. Dia takut dan dia juga tidak ada keberanian untuk melawan aneera, wanita yang dihadapannya ini selalu berbuat lebih jika dia melawan untuk membela dirinya.

"Sa-saya ti.."

"APA YANG KAU LAKUKAN LADY LEIGHTON!"

Terdengar suara yang menampakkan seorang laki-laki bersurai perak kebiruan dengan iris berwarna emas. Orang yang melihatnya mungkin seketika akan terhipnotis karena laki-laki ini sangat indah. Dengan perlahan dia mendekat.

"Lagi-lagi kau berulah lady, sudah kukatakan untuk tidak mengganggu lady Serena."

Aneera sedikit tersentak karena pria yang sekarang dihadapannya ini kini menatapnya tajam, tubuh aneera gemetar dengan tangannya mengepal.

"Apa maksud anda Yang Mulia? Saya hanya memarahinya sedikit."

Laki-laki yang diketahui Putra Mahkota itu mengerutkan dahinya, "Sedikit katamu? Kau pikir aku tidak tahu apa yang akan kau lakukan padanya setelah kau memarahinya?"

"I-itu.."

Aneera mencoba untuk mengelak tetapi Serena yang sudah mulai tenang membuka suara, "Ya-yang mulia, saya tidak apa-apa."

Aneera menatap tajam kearah Serena, yang ditatapnya menunduk takut, putra mahkota melihat hal itu dirinya tidak bisa menampung amarahnya lagi.

"Hah.. aku sudah muak padamu lady, kau tidak tahu apa yang dia rasakan setelah kau mengganggunya, cobalah saat ini kau diposisinya" ucap putra mahkota bersamaan dengan mendorong Aneera ke danau.

Aneera terkejut dengan tindakan orang yang dicintainya. Jika dia tahu bahwa akhirnya akan seperti ini, dia tidak akan pernah untuk mencintai Putra Mahkota hingga menyakiti semua orang. Andai saja, dia bisa menebus kesalahannya.

•••••

"HE.. APA-APAAN INI!?"

Daniel menatap tak percaya pada buku novel yang dibacanya saat ini. Bagaimana bisa buku tersebut hanya menceritakan setengah ceritanya. Sedangkan tebal bukunya melebihi 3 buku menjelang ujian kelulusannya dan halaman sisanya hanya kertas kosong.

Dilihat dari sampul buku novel tersebut sangat menarik, sampul yang berwarna merah dan warna emas pada judul novelnya.

Buku novel tersebut menceritakan seorang tokoh jahat bernama Aneera Leighton yang mengejar cinta dari Putra Mahkota, tetapi orang yang dicintainya itu menyukai orang lain yaitu Serena Catherine dari keluarga Count Catherine.

Aneera yang mengetahui hal itu pun menjadi membenci Serena dan mulai mengganggunya serta mencoba menyakitinya, Putra Mahkota yang tadinya hanya bersikap acuh tak acuh dan dingin kepada Aneera jadi terang-terangan membencinya, begitupun dengan keluarganya.

Dan saat dimana Aneera sedang menyakiti Serena putra mahkota datang menyelamatkan Serena dan Aneera berakhir di dorong oleh putra mahkota ke danau yang saat itu mereka sedang berada di dekat danau. Setelah itu entah apa yang terjadi pada Aneera karena cerita tersebut berakhir sampai disitu.

Daniel yang membaca novel itu pun dibuat kesal sekaligus penasaran, baru kali ini dia menemukan novel yang tidak masuk akal, Daniel sangat menyukai novel hampir semua genre dia lampaui. Akhir-akhir ini dia menyukai genre kerajaan. Kebetulan dia menemukan novel itu di gudang saat sedang membereskan rumahnya.

"Tidak habis pikir dengan buku ini, apa yang dipikirkan penulisnya sih!?"

Daniel memijat pelipisnya pelan dan menyenderkan punggungnya pada pembatas kapal.

Tatapannya menatap ke arah langit yang penuh ribuan bintang kemudian membuka suara, "Ibu aku menemukan buku novel di gudang saat sedang membereskan rumah. Novel ini sangat menarik jika dilihat dari luarnya tapi saat membacanya membuatku kesal, karena buku ini terlihat menarik Daniel sampai membawanya ikut liburan dan akan membacanya saat di kapal pesiar" ucapnya kemudian tersenyum tipis.

Dia berbicara kepada bintang seolah-olah bintang itu adalah ibunya, seringkali dia seperti itu saat ibunya telah tiada 3 tahun yang lalu. Daniel begitu dekat dengan sang ibu, semua hal selalu ia ceritakan kepada ibunya. Saat ini dia sedang berada di kapal pesiar yang menuju ke pulau tempat favorit ibunya dan dia saat liburan. Setiap liburan akhir tahun Daniel serta ibunya selalu pergi ke pulau tersebut untuk menyenangkan diri, tetapi sekarang Daniel hanya seorang sendiri.

Lalu bagaimana dengan ayahnya Daniel? Ayahnya sibuk dengan pekerjaannya sehingga kadang melupakan kewajibannya sebagai seorang ayah dan seorang suami. Ayahnya juga jarang pulang ke rumah, membuat hubungannya dengan Daniel renggang kecuali dengan ibunya. Karena sang Ibu terkadang berkunjung ke kantor suaminya, tak jarang juga ibunya selalu meminta daniel untuk mengunjungi Ayahnya, tapi dia selalu menolak karena pikirnya untuk apa juga mengunjungi dan menemuinya, sang Ayah bahkan tidak peduli dengan keluarganya.

Saat kematian sang Ibu pun Ayahnya hanya hadir sebentar saat waktu pemakaman lalu kembali ke kantornya. Daniel sangat marah saat itu, tapi dia tidak berbuat apa-apa pada ayahnya karena dia takut ibunya jadi membencinya disana, dia berfikir bahwa ibunya sangat mencintai ayahnya melebihi dirinya, sungguh miris tapi Daniel tidak pernah sekalipun membenci ibunya, karena walaupun begitu ibunya selalu ada untuknya.

Udara malam yang dingin membuat daniel terusik, dia beberapakali mengusap lengannya untuk mendapatkan kehangatan, kemudian dia menatap jam tangan.

"Ha.. waktunya tidur" ucap daniel setelah melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 11 malam.

Baru saja Daniel berjalan beberapa langkah, tak jauh dari hadapannya muncul seseorang berpakaian serba hitam dengan memakai topeng yang mendekat kearahnya.

Daniel reflek mundur perlahan-lahan membatasi jarak antara mereka hingga punggungnya menabrak pembatas kapal, kini dia melihat dibelakangnya terdapat hamparan laut yang begitu luas.

"Ck..sialan!" batin Daniel.

Dalam hatinya Daniel dia begitu resah dan, dia ingin meminta tolong namun sialnya ditempatnya dia berada tidak ada orang selain dirinya dan orang misterius itu, dia sengaja memilih tempat yang sepi agar lebih leluasa pikirnya.

Tak lama orang tersebut mengeluarkan senjata tajam berupa pisau, Daniel semakin resah, dia tidak bisa lagi berpikir jernih, hanya satu-satunya yang di pikirannya saat ini yaitu lompat dari awak kapal.

"Hah.. apa saja yang baru saja aku pikirkan" ucapnya pelan.

"HEI! ANDA INGIN APA?" dengan berteriak Daniel bertanya.

Orang misterius itu hanya menggeleng lalu menatap Daniel, tatapan mereka bertemu, meski gelap Daniel dapat melihat iris matanya yang berwarna biru pekat di bawah cahaya rembulan.

"EY AKU MENGETAHUI KAU PASTI KIRIMAN MUSUH AYAHKU KAN? PADAHAL TIDAK PERLU REPOT-REPOT SAMPAI MENYUSULKU KEMARI, MAAF AKU TIDAK INGIN TERLIBAT PERTENGKARAN PERUSAHAAN, OLEH KARENA ITU AKU TIDAK INGIN MEMBERI TUBUHKU KEPADAMU, SELAMAT TINGGAL."

Dengan nekat Daniel melompat ke arah laut. Sebelum menyentuh permukaan air, orang misterius itu melihat dirinya dari awak kapal dengan tudung dan kain yang menutupi wajahnya telah terbuka hingga menampilkan surainya yang panjang, mata biru pekat itu menatap Daniel dengan raut wajah yang mengeras, "seorang perempuan huh?" ucap Daniel.

Byurrr..

Daniel terjun bebas ke laut lepas dengan buku novel yang dibawanya.

•••••


Hi semua.. ini adalah cerita pertamaku. Mohon maaf karena ceritanya masih acak-acakan karena aku pun masih belajar. Jadi, apabila ada kesalahan dalam kata atau apapun itu mohon koreksinya ya.

Please give ⭐💬
thanks🤗

Fate of Antagonistic LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang