~Happy reading~
Daniel menyentuh dadanya, dia merasakan jantungnya turun naik tak beraturan, "Itu menegangkan, aku seperti berhadapan dengan ayahku saat marah.""Sudahlah, mari kita lupakan itu" ucap Aneera.
Elen berdiri diam di dekat pintu. Aneera yang menyadari Elen yang hanya diam, dia membuka suara, "kau bisa membereskannya sekarang Elen."
"Baik nona" Elen dengan cepat membereskan kamar Aneera.
Aneera termenung memikirkan pertengkaran dengan ayahnya tadi, dia bingung dengan sikap sang ayah. Aneera menghela nafasnya berat, "dia tidak pernah ini sebelumnya, aku merasa aneh."
"Itu artinya dia peduli padamu" ucap Daniel.
"Tidak mungkin, dia itu membenciku" ucap Aneera menekan kata akhir.
Gadis ini keras kepala pikir Daniel, "terserah kau saja, aku akan keluar."
Saat Daniel akan memegang kenop pintu, seseorang telah membukanya terlebih dahulu, seorang pria tua menatap Daniel dengan memicingkan matanya, "maaf, anda siapa?"
"Saya-"
Aneera memotong, "dia temanku kepala pelayan, apa ada sesuatu?"
Pria tua itu berdekhem pelan, "tuan Duke mengatakan anda dan tuan muda Hermione untuk makan bersama."
"Baiklah, kau boleh pergi."
Daniel menoleh kepada Aneera, "padahal dia tadi marah kepadaku."
"Dia memang seperti itu, oh ya ruangan di samping kamarku kau bisa memakainya untuk mempersiap diri."
"Aku akan kesana."
Daniel pergi ke ruangan yang dikatakan Aneera.
•••••
Setelah bersiap diri, Daniel kembali ke kamar Aneera, dia melihat Aneera sedang merapikan rambutnya yang dibantu oleh Elen.
"Kau sudah selesai?" tanya Aneera.
"Ya, sudah."
"Ayo pergi" Aneera beranjak dari meja riasnya.
Mereka berjalan menuju ruang makan. Saat pintu terbuka mereka sudah disambut oleh Duke dan kedua putranya.
Aneera dan Daniel memberikan salam.
"Duduklah" ucap Duke.
Aneera duduk tepat di sebelah kanan Duke dan Daniel duduk disebelah Aneera tepat berhadapan dengan Harry.
Selama mereka makan, tidak ada yang membuka suara, itu membuat Daniel canggung, "siapapun bawa aku pergi dari sini" batinnya.
Aneera telah menyelesaikan makannya, "aku sudah selesai" ucapnya.
Kebetulan yang pas, Daniel pun selesai. Dia senang akan harapannya yang ingin pergi dari sini terkabul, namun ternyata itu tidak berlangsung lama.
Aneera beranjak dari kursi, tetapi Duke menghentikannya, "tidak sopan jika pergi begitu saja, makanlah makanan penutup terlebih dahulu."
Aneera kembali duduk, meski enggan dia kembali menyantap makanan begitupun dengan Daniel.
Semua telah selesai dengan makanannya, Aneera kembali berdiri disusul oleh Daniel.
"Daniel Hermione tetaplah disini" ucap Duke.
"Apa? Aku tidak menyetujuinya, Daniel ayo" ucap Aneera.
Daniel bingung dirinya harus mengikuti Duke atau Aneera.
"Kau pun bisa tetap disini menunggu Daniel, Aneera" ucap Duke menyelesaikan.
Aneera dan Daniel kembali duduk.
Sudah beberapa menit lamanya mereka hanya melihat Duke menyeruput tehnya.
Daniel yang tidak bisa menyembunyikan kegugupan, dia mengusap-usap pahanya.
"Jika tidak ada yang Duke katakan, kami akan pergi" ucap Aneera.
"Daniel Hermione, sejak kapan kau kenal dengan Aneera."
Pertanyaan yang tiba-tiba membuat Daniel reflek menjawab, "saat saya menguntitnya."
Pranggg..
Gelas yang di pegang Duke terjatuh, Daniel tersentak dan semua orang di ruang makan kini menatapnya.
"Maksud saya, saya mengikuti Lady saat di ibu kota, dari sana saya mengenal Lady."
"Aku mengerti" Duke berdiri meninggalkan meja makan tanpa mengatakan apapun.
Daniel menoleh ke arah Aneera, "apa aku melakukan kesalahan?"
Aneera mengedikkan bahunya tidak tahu.
•••••
"Aku akan mengantarkan surat kepada kepala pelayan, kau bisa berjalan-jalan dulu di kediaman ini" ucap Aneera.
"Aku ingin ikut" ucap Daniel.
"Suasana di ruang makan tadi begitu menekanmu bukan? Kau cari angin saja dulu, aku akan menyusul."
"Baiklah."
Aneera pergi dari hadapan Daniel.
Daniel memutuskan untuk berjalan-jalan di koridor, seperti di kediamannya, kediaman Aneera juga terdapat lukisan-lukisan yang terpajang di dinding koridor. Sepertinya hal ini sudah menjadi hobi barunya melihat sebuah lukisan, padahal sebelumnya dia bahkan hanya melewatinya saja. Daniel memperhatikan lukisan itu satu persatu, "lukisan disini bagus sekali" gumamnya. Tak lama langkahnya terhenti di salah satu lukisan seorang wanita.
Lukisan itu terlihat berbeda dari yang lain, lukisannya seperti benar-benar dibuat spesial. Daniel menyentuh lukisan itu, dirinya dibuat takjub, tekstur warna yang lembut, kanvasnya seperti terbuat dari sutra, jangan lupakan seseorang di dalamnya, sebelumnya dia belum pernah melihat wanita secantik ini, seperti seorang Dewi pikirnya, "apakah ini Duchess Leighton? Kupikir itu benar karena dia mirip dengan Aneera, dia sangat cantik begitupun dengan putrinya, rambut hitam dan iris ungunya persis seperti Aneera" ucapnya pelan.
Daniel menyentuh dagunya dan memejamkan mata, "sekarang aku mengerti, para tuan muda Leighton mirip dengan Duke, sementara Aneera mirip dengan Duchess."
Sudah cukup Daniel melihat lukisan, dia berjalan kembali untuk melihat-lihat kediaman Leighton. Jauh di depannya dia melihat Harry yang sedang berjalan ke arahnya, "ah, apa ini hari sialku?" ucapnya.
Dengan raut wajah yang mengeras, Harry menghampiri Daniel, "beraninya kau berkeliaran di kediaman ini! Siapa yang mengijinkanmu?" serunya.
Daniel mencoba tersenyum meski dalam hatinya dia memaki, "adik anda tuan muda."
"Aneera!? Cih, anak itu seenaknya saja."
Harry menatap Daniel dari atas hingga bawah, "apa kau belajar pedang?" tanyanya.
"Tentu saja, bukankah semua tuan muda belajar pedang?"
"Bagaimana jika kita buktikan?"
Daniel terdiam, dia memikirkan Aneera, sebentar lagi dia yakin Aneera akan kembali.
"Apa kau takut?"
Daniel mengerutkan dahi, dia telah terpancing, tanpa pikir panjang dia langsung menyetujuinya, "ayo kita lakukan."
•••••
tinggalkan jejak bintang, komentar, kritik dan sarannya^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate of Antagonistic Love
Fantastik"Aku hanya seorang cameo di ceritamu. tapi, bisakah aku menjadi tokoh utamanya bersamamu?" • First story Status : ongoing Start : 27 June 2021 Finish : -