{10} Pertengkaran

171 39 10
                                    

~Happy reading~


Sudah begitu lamanya Aneera berlari kesana-kemari mencari Daniel, "disini tidak ada, kemana dia?" ucapnya dengan penuh kekhawatiran.

"Nona!" Elen berlari ke arah Aneera.

"apa kau menemukannya?" tanya Aneera.

Elen menggelengkan kepalanya, "Tidak nona.."

"Aku masih tidak tenang. biar aku saja yang mencarinya, kau pergilah" Aneera berbalik dan mengangkat gaunnya.

Dengan ragu Elen kembali memanggil majikannya, "tapi nona, putra mahkota datang untuk mengunjungi anda."

Aneera berhenti meremas kuat gaunnya, tanpa menoleh Aneera berkata, "bilang saja aku tidak ada."

Selangkah Aneera akan pergi, seseorang lagi-lagi menghentikannya.

"Wah, jika begitu yang di hadapan saya ini siapa lady?" dari jarak yang tidak jauh di depan Aneera, Xavier mendekat dengan membawa sebuket bunga tulip ungu di tangannya.

Aneera yang kebetulan sedang mengangkat gaunnya dengan cepat menunduk memberikan salam, "saya memberi salam kepada cahaya kekaisaran putra mahkota Xavier Alastair."

Xavier tertawa pelan, "anda biasanya langsung menggandeng tangan saya."

Aneera diam tidak menanggapi ucapan Xavier.

"Ah, tidak apa-apa" Xavier menyerahkan sebuket bunga yang dibawanya kepada Aneera.

"Apa ini untuk saya?" tanya Aneera sambil menerima pemberian Xavier.

"Benar lady, bukankah ini bunga yang anda suka?"

Aneera memaksakan sebuah senyuman kepada Xavier, "anda salah yang mulia, saya menyukai bunga mawar putih."

"Ah begitu ya lady, saya salah ternyata."

"Ada apa yang mulia mengunjungi saya?" tanya Aneera.

"Apakah saya tidak boleh mengunjungi tunangan saya sendiri?"

"Persetan dengan tunangan" batin Aneera, "Ah tunangan ya.. soal itu-"

"Nona!" Seorang ksatria menghampiri Aneera, "tuan muda Harry berkelahi dengan seseorang, tetapi saya tidak mengetahui siapa orang itu."

Aneera menduga itu adalah Daniel, dia menyerahkan bunga yang dipegangnya kepada Xavier. Mau tidak mau si pemberi menerima bunga itu kembali.

Aneera berlari pergi, sementara Elen memberi hormat kepada Putra Mahkota kemudian pergi untuk melakukan pekerjaan lainnya.

Dengan hati-hati ksatria yang menghampiri mereka bertanya, "yang mulia anda tidak mengikuti lady?"

Xavier menatap ksatria itu, "ambil ini" ucapnya sembari menyerahkan sebuket bunga yang diberikan kepada Aneera beberapa saat yang lalu.

•••••


Suara dentingan pedang yang berlangsung lama, hal itu membuat suasana menjadi tegang diantara para ksatria yang berkumpul melihat pertarungan antara majikannya dengan seorang laki-laki yang tidak diketahui identitasnya.

Daniel sudah cukup kelelahan, wajahnya kini penuh oleh keringat.

"Kau lumayan rupanya" Harry mengusap dahinya.

"Kau takut?"

Harry tertawa, "Aku tidak takut dengan anjing Hermione" ucapnya sambil kembali menyerang Daniel.

Daniel kembali menahan serangan Harry, kali ini dia menemukan celah. Daniel menggerakkan matanya ke arah yang dituju yaitu paha Harry. Harry yang sigap mengetahui apa yang akan Daniel lakukan dia mundur memberi jarak, tetapi Daniel dengan otak pintarnya dengan satu kali serangan saat Harry mundur dia berhasil memisahkan pedang dari genggaman Harry dengan menendang tangannya, "aku menang" ucapnya sambil mengangkat kedua tangannya.

Fate of Antagonistic LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang