O4 || The Decision

510 105 24
                                    

Sejak kejadian kemarin, Jira tak berbicara sama sekali. Baik di kampus atau pun di tempat kerja nya.

Mengabaikan semua pertanyaan dari Jaehee, Jake, Beomgyu dan bahkan Heeseung.

Dirinya lebih memilih untuk diam, memendam apa yang ia rasakan sendiri.

Sudah menjadi kebiasaan bagi seorang Chae Jira, diam dan memendam apa yang ia rasakan sendiri.

Sejak kedua orang tua nya tiada. Kalau sedang ada masalah dan banyak pikiran, Jira lebih banyak diam dan larut dalam pikirannya sendiri.

Contohnya saat Jira di bully teman sekelasnya dan membuat dirinya tak berbicara selama 3 minggu. Sampai Heeseung yang lebih dulu bertanya dan meredakan perasaan Jira yang terlalu larut itu.

Dan baru kali ini lagi Jira menunjukkan sikapnya yang satu itu.

Memang hal sensitif yang satu itu tidak seharusnya di katakan dengan nada bicara yang angkuh, terlebih lagi di depan Jira sendiri.

Soal mencari dan menangkap pelaku pembunuh kedua orang tuanya.

Itu memang sudah berjalan selama 7 tahun, dirinya bersama Heeseung mencoba mencari si pelaku dengan bukti yang ada.

Tapi hasilnya tetap saja nihil.

Sejenak Jira pernah merasa putus asa.

Namun bantuan yang ia dapat dari Jaehee, Beomgyu dan juga Jake, membuatnya kembali semangat.

Jira berjanji, ia akan menangkap dan membalas apa yang si pelaku lakukan pada kedua orang tuanya.

Mengadilinya dengan hukum lalu memulai hidup baru yang bahagia bersama orang-orang yang ia cintai.

Tapi Jira kembali di buat ragu.

Apakah hal itu bisa terjadi..?


Tukk


Satu minuman kaleng di letakkan di samping Jira yang tengah melamun itu, lalu duduk di samping Jira.

Taman kota.

Di situ Jira berada, bersama..

"Ah, Jake.." Jira tersadar dari lamunannya.

Menoleh ke arah Jake, menatapnya dengan tatapan bingung, "Kenapa kau bisa ada di sini? Kau tak sekolah?"

Jake yang tengah menenggak minumannya itu terhenti, menatap Jira di sampingnya lalu menghela nafas.

"Semua guru sedang rapat di sekolah, jadi kami di pulangkan lebih cepat." jawab Jake.

Jira mengangguk paham. Atensinya teralihkan pada minuman kaleng yang ada di sampingnya.

"Untukku..?"

Jake mengangguk, "Memangnya untuk siapa lagi?"

Entah apa yang lucu, perkataan Jake membuat Jira terkekeh kecil. Tangannya bergerak membuka minuman kaleng itu lalu meminumnya.

"Kakak sedang ada masalah?" tanya Jake tiba-tiba.

Membuat Jira kembali menoleh, "Tidak."

Jawaban Jira membuat Jake berdecih kecil.

Gadis yang sudah ia anggap Kakaknya itu sangat buruk dalam berbohong.

"Kak.. aku memang lebih muda dari Kakak, tapi aku ingin menjadi adik dan pendengar yang baik untuk Kakak." ucap Jake.

Jira terdiam.

Sebenarnya dirinya juga ingin bercerita. Berbagi keluh kesah dengan pemuda yang sudah ia anggap adiknya itu. Tapi entah kenapa rasanya sulit untuk Jira.

Number Four 「✔」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang