Kicauan burung di pagi hari sangat memanjakan indra pendengaran. Cahaya matahari yang begitu memanjakan mata, orang-orang berlalu lalang bersiap dengan kegiatannya di pagi hari.
Seorang laki-laki masih terbaring di atas kasurnya yang tidak begitu empuk. Hingga suara wanita paruh baya mengusik tidurnya.
"Rasyid, bangun, Nak. Bukannya kamu harus kerja? Bangun ya, Nak."
"Eemmhh emang sudah jam berapa Bu?" jawab Rasyid masih di atas kasurnya dengan suara khas orang bangun tidur.
"Jam tujuh lewat Nak. Kamu masuk kerja jam delapan bukan? Ayuk bangun, terus mandi habis itu makan ya, makanan sudah ibu siapin di dapur. Ibu keluar dulu ya," kata Ibu Rasyid dan langsung keluar dari kamar sang anak.
Rasyid pun bangun dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi untuk segera membersihkan diri. Setelah mandi dan bersiap-siap Rasyid melangkahkan kakinya menuju dapur untuk sarapan sebelum ke toko kue.
Setelah selesai makan Rasyid berpamitan dengan sang Ibu, tetapi Ibunya tidak ada di dapur, mungkin sedang melihat keadaan Burhan-Ayahnya-di kamar, pikirnya. Rasyid pun pergi ke kamar sang Ibu dan melihat pemandangan yang paling tidak dia suka. Dimana sang Ibu yang berusaha menyuapi sang Ayah tapi langsung ditepis oleh Ayah nya yang terbaring di atas kasur.
"Udah sakit jangan belagu tidak mau disuapi!" ucap Rasyid sarkas kepada sang Ayah.
Ibu Rasyid kaget mendengar suara anak semata wayangnya itu, karna Rasyid sudah melarang dirinya untuk mengurus suaminya itu dengan alasan balas dendam karna suaminya selalu saja melukai dirinya. Tetapi bukan istri namanya yang membiarkan sang suami sakit tanpa diurus, meski suaminya itu sering kali melukai dirinya.
"Rasyid, kamu belum pergi ke toko Nak?" tanya Ibu Rasyid mencairkan suasana.
Rasyid menatap Ayahnya tajam dan beralih menatap ibunya.
"Untuk apa ibu menyuapi orang ini? Bukannya Rasyid sudah bilang untuk tidak merawat orang tidak punya hati ini?! Lihat?! Percuma saja ibu merawat nya. Disuapi saja tangan ibu di hempaskan sama dia!" ucap Rasyid tampa mau menjawab pertanyaan sang Ibu.
Ibu nya menundukkan kepalanya. "Maaf, ibu tidak bisa Nak. Bagaimanapun dia tetap suami Ibu dan Ayah kamu. Disaat dia sakit Ibu wajib mengurus nya,"
Sedangkan Burhan? Laki-laki itu hanya bisa terbaring lemah di atas kasur, dia ingin membalas perkataan anaknya itu, tetapi apa daya, untuk berbicara saja dia tidak kuat. Sungguh malang.
Ya! Burhan yang merupakan Ayah Rasyid sekarang telah tidak berdaya, dia hanya bisa terbaring lemah di atas kasur. Dia sedang sakit, kalian pasti tau penyebabnya apa. Ya! Karna itu ulah Rasyid sendiri, dia melancarkan ilmu guna-guna terhadap ayahnya sampai sakit seperti saat ini.
Rasyid pikir dengan cara ini Ibunya tidak akan tersiksa lagi dengan perlakuan sang Ayah, tetapi nyatanya tidak. Ibunya malah kerepotan merawat suaminya itu, percuma juga Rasyid melarang sang Ibu untuk tidak merawat Ayahnya yang kejam itu karna bagaimanapun itu adalah suaminya.
Sungguh Rasyid bingung harus bagaimana saat ini. Disatu sisi dia ingin ibu nya tidak terbebani lagi oleh Burhan sang Ayah, di sisi lain Rasyid belum puas dengan kondisi Burhan yang sekarang, dia ingin Burhan sakit lebih parah lagi. Tetapi jika dia berusaha membuat Burhan sakit lebih parah lagi pasti sang Ibu akan makin kerepotan mengurus Burhan. Ah sudahlah! Dia tidak boleh memikirkannya sekarang, sekarang dia harus segera ke toko kue bisa-bisa dia terlambat.
Rasyid keluar dari rumah tanpa berpamitan kepada orangtuanya, karna dia sudah begitu kesal saat ini.
***
Perempuan yang biasanya sangat ceria kini sedang menangis sambil terisak di dalam kamarnya, apa yang terjadi padanya? Kenapa wajahnya sekarang begitu buruk? Padahal dia tidak memakai produk kecantikan apapun selain bedak, tetapi kenapa wajahnya sudah begitu rusak? Terdapat bentolan merah-merah yang sudah memenuhi wajah cantiknya itu. Tisya sungguh bingung kenapa ini terjadi tiba-tiba?

KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan dan Sayatan [Completed] ✓
ActionSeorang laki-laki yang terlahir dari keluarga yang kurang mampu, tapi sangat kaya akan ilmu, berbagai prestasi dia torehkan. Tapi dibalik itu semua, nasib laki-laki ini terbilang sangatlah buruk.Setiap harinya dia selalu menyaksikan pertengkaran ked...