Huang Renjun dan Lee Jeno adalah dua orang yang memiliki ketenaran di bidangnya masing-masing. Dibalik nama keduanya yang terkenal, mereka mempunyai rahasia yang tidak banyak diketahui orang lain.
Renjun, memiliki fakta bahwa dirinya hanya bisa meli...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Nah sudah, kau tampak sangat tampan, Ren!" Puji Seungmin saat melihat Renjun telah selesai dirias.
Hari ini waktunya Renjun melakukan pemotretan bersama Jeno. Selain bersama seseorang yang spesial, warna pakaian yang mereka pakai juga spesial karena ada warna lain selain hitam, putih, dan abu. Meskipun masih dominan ketiga warna itu, sih.
"Apa benar aku tampan?"
"Benar! Aku tak bohong."
"Lebih tampan siapa dengan Jeno?"
"Uhm, ya... Tentu saja Jeno," jawab Seungmin jujur.
"Sepertinya keuangan perusahaan sedang dalam krisis, ya? Jadi jika gajimu kupotong tidak usah terkejut, oke?"
Seungmin buru-buru menggenggam tangan Renjun. "Maafkan aku, Tuan Huang. Aku tadi hanya bercanda. Kau tentu saja lebih tampan dari Lee Jeno," ujarnya dengan nada memelas.
"Jadi?"
"Jadi jangan ada kata potong gaji diantara kita."
Renjun tertawa lalu menepuk-nepuk pundak Seungmin. "Baiklah. Permohonan diterima."
"Tuan Huang, set pemotretannya sudah siap," sahut salah satu staff.
Renjun mendongak dan kemudian mengangukkan kepala. Dia bersama Seungmin akhirnya pergi ke ruang pemotretan. Saat masuk, Jeno juga terlihat sudah siap berada di tempatnya.
"Nanti ada pemotretan solo tidak?" Tanya Renjun pada Seungmin.
"Ada. Kalian juga akan memakai beberapa macam pakaian, bukan hanya yang ini saja."
"Kenapa ribet sekali?" Protes Renjun. Tahu gini, dia tidak mau dijadikan model. Biarkan saja seluruh dunia tidak tahu jika ia adalah CEO B&W Allure.
"Hanya hari ini saja. Semangat Renjun~" ujar Seungmin saat melihat wajah tertekuk Huang Renjun.
Jeno yang melihat bibir sang kekasih sudah maju beberapa senti terkekeh pelan. Pria tampan ini pun berinisiatif menghampirinya.
"Kenapa, Sayang? Kamu tidak suka aku ada di sini juga?"
Renjun menoleh kemudian langsung memeluknya. "Jeno, sekarang aku tahu bagaimana susahnya pekerjaanmu. Maafkan aku yang kadang tiba-tiba memintamu menjemputku padahal sedang ada pemotretan atau syuting iklan."
"Hei hei hei, kenapa tiba-tiba meminta maaf? Aku tak masalah jika direpotkan olehmu. Sudah, ya? Jangan merasa bersalah seperti ini. Aku tidak suka," jawab Jeno sambil mengusap punggung Renjun.
"Maaf? Bisa jangan drama dulu? Waktunya sudah banyak terbuang, nih," sahut Eric yang sudah jengah melihat kelakuan bucin pasangan ini.
"Santai saja, sih. Lagian 'kan disini aku adalah bosnya," jawab Renjun.
Eric terdiam. Benar juga. Renjun tidak mungkin memecat dirinya sendiri karena lambat, 'kan.
"Ayo, Sayang. Kita anggap saja pemotretan ini sebagai simulasi foto prewed," ajak Jeno sambil mengenggam tangan Renjun.