5

3.9K 707 155
                                    

"Halo, Nona Shuhua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo, Nona Shuhua."

"Ya? Ada apa Tuan?"

"Hari ini tak ada pekerjaan yang mengharuskan aku datang ke kantor, 'kan?"

"Iya, Tuan. Anda tidak akan datang hari ini?"

"Sepertinya tidak. Baiklah kalau begitu, aku hanya ingin bertanya seperti itu saja. Terimakasih."

"Ya, sama-sama Tuan."

Renjun menutup panggilannya dan bergegas turun untuk sarapan. Karena Bundanya ada di rumah, ia jadi tidak harus repot-repot membeli sarapan.

"Bunda~ Morning~" sapa Renjun sambil mencium pipi Winwin.

"Morning juga, Sayang."

"Papah tidak disapa?"

"Papah~ Morning~" sapanya lagi dan mencium pipi Yuta. "Papah sehat?"

"Ya, seperti yang kamu lihat sekarang."

"Baguslah," jawab Renjun sambil mengganggukkan kepala.

"Morning adek kesayangan Abang!" Sapa Hendery dan Lucas bersamaan sambil mencium pipi kanan serta kirinya Renjun.

"Morning abang-abangku~"

"Dek, katanya kamu udah bisa lihat warna, ya?" Tanya Lucas sambil menarik kursi di sebelah Renjun.

"Iya, Abang tahu darimana?"

"Dari Bunda," jawab Winwin.

"Terus kamu udah inget siapa orangnya?" Tanya Hendery.

Renjun yang tadinya sedang sibuk mengunyah roti langsung berhenti. Tuh, 'kan! Dia jadi mengingat pria aneh itu lagi!

"Aku belum terlalu yakin, sih. Tapi aku berharap bukan dia orangnya."

"Memangnya kenapa?" Yuta menurunkan koran yang sedang dibacanya supaya dapat menatap wajah anak bungsunya.

"Dia pria yang aneh, Pah. Hih, seram." Renjun malah bergidik ngeri.

"Aneh bagaimana?"

"Jadi begini, kemarin itu aku sedang mengantri untuk membeli es krim. Nah, ada orang yang berdiri di belakang aku, awalnya sih aku gak peduli tapi tiba-tiba aja orang itu malah mendekat dan ngendus-ngendus."

Hendery dan Lucas tertawa terbahak-bahak. "Ngendus-ngendus banget? Memangnya dia anjing?" Tanya Lucas.

"Iya, dia memang seperti anjing."

"Hei, jangan seperti itu bicaranya," ucap Winwin memperingati Renjun.

"Habisnya aku kesal, Bun! Udah gitu, dia sempat bertanya juga."

"Dia bertanya apa?"

"Dia malah bertanya, 'Kenapa kau tidak berbau?' itu kan aneh banget!"

"Menurut Papah sih tidak aneh," sahut Yuta.

[✓] Colour and Smell || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang