Awal Baru

31 7 5
                                    

Angin sepoi sangat terasa sejuk di malam hari. Cahaya rembulan yang memancarkan sinar dan di tambah kelap-kelip bintang bertaburan di angkasa menambah kesan malam yang indah. Di sebuah kamar yang bernuansa putih terdapat seorang gadis berkrudung biru memandang setia ke arah langit malam yang berhiasi ribuan bintang. Tasbih putih terbuat dari kayu yang langkah tergenggam erat di jari manisnya. Sungguh indah ciptaanmu Ya Robb.

Afifa Azkayla gadis manis yang memiliki hati yang lembuh dan paras yang cantik dengan hidung mancung, lesung pipi di sertai pipi yang cuby dan mata yang besar hingga kulit yang seputih susu. Tak heran banyak orang yang memanggilnya " Si Boneka Berjalan ". Dia mempunyai seorang kaka yang bernama Hamsi Alfaqki seorang dokter di rumah sakit RS. SUKMAWATI, rumah sakit milik keluarga Afifa.

Tok tok tok

"Ifa apa kamu sudah tidur nak? "

Suara panggilan dari luar membuyarkan lamunannya. Segera dia bangkit membuka pintu kamar dan munculnya seorang wanita paruh baya yang masih terlihat sangat  cantik  tersenyum hangat kearahnya sambil membawa segelas susu coklat kesukaan Afifa. Dia mengambil susu tersebut dan meminumnya hingga  habis tak tersisa. Wanita itu hanya tertawa kecil melihat kelakuan putri satu-satunya itu.

"Aaahh..alhamdulilah. Makasih ummy sayang  sudah buatin susu kesukaan Ifa hehe. " Ucap Afifa mencium kedua pipi Ummy.

"Iya sama-sama anaknya Ummy yang cantik "Balas Ummy mengelus puncak kepala Afifa dengan sayang.

"Iya dong kan anaknya Ummy pasti cantik. Kan Ummy! "

"Hahah iya sayang. Ya sudah sekarang kamu tidur, besok hari pertama kamu sekolah jangan sampai terlambat " Afifa hanya mengangguk tanda mengerti, Ummy mencium kening Afifa dan langsung pergi dari kamar. Selepas kepergian sang Ummy ia pergi menuju meja belajarnya. Jari jemarinya bergerak lincah dengan pulpen yang tertulis di kertas putih dengan indahnya.

Hari ini, dimana aku akan memulai hidup baru,
Pengalaman baru, cerita baru, dan mungkin cinta yang baru, ku harap begitu.

Rasanya baru kemarin kau ada bersamaku
Menemani  hariku yang suram hingga
Meneranginya kembali seperti sedulu kala

Aku sudah berjanji akan menunggumu
Setia akan kehadiranmu
Tapi hati ini sedikit ragu akan kedatanganmu
Mungkinkan kau kembali!
Atau tak akan pernah kembali!

Ahh, sungguh aku tidak mengharapakan itu.
Aku hanya ingin dirimu dan juga hatimu
Kuharap  kau baik-baik saja disana
Aku disini menantikan dirimu

Jakarta , 22 maret 2018
Afifa Azkayla

Hatinya bergemuruh hingga setitik air matanya jatuh. Pandangan Afifa mulai kabur dan akhirnya dia tertidur di meja belajar miliknya dengan sisa air mata di pipi cubynya.

Sreekkk...

Pintu terbuka menampilkan sosok tinggi nan tampan menuju kearahnya.

"Aku tahu kamu merindukannya sayang, aku tahu itu. Bersabarlah sedikit lagi. " Ucap pria itu.

Dia mengangkat Afifa ketempat tidur tak lupa mencium puncuk kepala Afifa sayang dan segera pergi.

Krringgg...kringgg

Kelopak mata cantiknya mulai terbuka sempurna menatap keseluruh penjuru ruangan yang di penuhi beragam boneka.  Keningnya berkerut, mengapa dia bisa disini? Dan siapa yang mengangkatnya? Ah mungkin Ummynya atau Abinya. Sudah dia tidak ingin memikirkan yang bisa membuatnya pusing sendiri, toh bukan orang asing juga yang ada di rumahnya.

Afifa beranjak dari kasur pergi mengambil air wudhu untuk bersiap-siap melaksanakan kewajibannya sebagai seorang islam.

Kebiasan yang selalu mengerjakan sholat lima waktu setiap hari tak lupa juga berpuasa di hari senin dan kamis. Sedari kecil mereka sudah di ajarkan untuk berpuasa dan sholat di umur 5 tahun. Kata sang Abi, jika ingin bahagia dunia dan akhirat hanya satu kunci yang bisa membukanya yaitu dengan melaksanakan setiap kewajiban dan menjauhi semua larangannya, maka dari itu kamu harus senantiasa dengar dan patuh sama ucapan Abimu ini dan juga Ummy. Sejak saat itu, ia tak pernah meninggalkan sholatnya walau satu pun.

BUKAN SALAH KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang