CHAPTER 1-8 (Dia.. tahu?)

982 122 8
                                    

Seketika tibalah wei wuxian dan lan wangji diruangannya sambil memakan makanan yang tuan muda kedua lan itu pesan keruangannya.

Wei wuxian makan sangat lahap.

Bagaimana tidak, makanan yang dipesan kekasihnya itu semua makanan kesukaannya, ada ayam goreng pedas, sapi lada hitam, mie goreng extra pedas dan tidak lupa nasi putih.

“Ayo Aaa” ucap wuxian ke tuan muda lan itu sambil menyuapinya sesendok mie goreng.

“Tidak, kau saja yang makan” jawab wangji.

“Mana mungkin aku tega makan makanan enak ini sendiri sedangkan kau hanya makan nasi dengan capcay saja lanzhan..” ucap weiying merajut.

“Tidak, pedas” timpal lanzhan.

Melihat jawaban keras kepala kekasihnya, akhirnya wei wuxian melahap semua
makanannya sendiri sampai habis, walaupun sebenarnya dirinya enggan melihat kekasihnya yang hanya memakan nasi dengan capcay saja.

“Dasar kambing..” batin wuxian sambil menyuapkan mie goreng ke mulutnya sendiri.

Makan siangpun berakhir, sambil menunggu jam istirahat selesai, wuxian memilih untuk menjadi kaum rebahan dengan tiduran di sofa diruangan wangji.

Melihat kekasihnya tiduran disofa sehabis makan membuat wangji ingin menegurnya, tetapi saat memperhatikan weiyingnya sangat menikmati posisi rebahan akibat kekenyangan akhirnya wangji mengurungkan niatnya tersebut.

5 menit berlalu dan orang yang berbaring diatas sofa sudah tertidur pulas.

Karena bosan akhirnya lan wangji kembali bekerja sambil menunggu jam istirahat berakhir.

“Drrt..drrt..” hp wangji bergetar.

Melihat hpnya bergetar membuat lan wangji segera membuka hpnya.

Dengan ekspresi serius wangji segera membalas pesan sms yang masuk.

Setelah membalas pesan, wangji segera melihat ke arah weiyingnya yang masih tiduran dengan mata terpejam.

“Apa yang kau sembunyikan dariku weiying?” batin wangji.

Waktu menunjukan pukul 13.15 siang, melihat sudah masuk jam kerja akhirnya wangji membangunkan wei wuxian.

“weiying.. bangun..” panggilnya sambil menepuk bahu kekasihnya.

“hmmn.. huahh..” jawab wuxian dengan suara cukup dalam sambil dalam posisi duduk dan meregangkan kedua tangannya dengan mata terpejam.

“Jika kau masih mengantuk, kita pulang saja” timpal wangji.

“Hmm tidak..tidak..sudah cukup lanzhan” jawab wuxian yang tidak ingin dikira memanfaatkan hubungannya untuk menikmati gaji buta.

“Ada yang ingin kubicarakan denganmu weiying” ucap wangji melihat kearahnya.

Saat ini wangji sudah duduk didepan wei wuxian, kekasihnya. Dengan berhadap-hadapan dan ntah mengapa atmosfernya berubah menjadi sedikit menegangkan dan cukup serius.

Menghadapi perubahan mendadak serius yang ntah darimana datangnya ini membuat wei wuxian segar seketika dari rasa kantuknya dan segera menyesuaikan diri dengan duduk berhadapan juga dengan wangji.

Sepasang kekasih saat ini sedang duduk berhadap-hadapan.

Tidak ada yang berbicara.

10 menit berlalu.

Bahkan wei wuxian yang dikenal cerewetpun tidak mengeluarkan suara saat dirinya melihat lanzhan dihadapannya seperti sangat fokus melihat dirinya.

Diam..hening..dan dingin..itulah atmosfer ruangan lan wangji saat ini.

“Ada apa ini..kenapa lanzhan tidak berbicara…?” Batin wuxian

“Apa ada yang aneh dari wajahku???? Apa karna aku kebanyakan tidur?? Atau mungkin..”

“Weiying..” ucap lanzhan yang seketika membuyarkan pertanyaan-pertanyaan di benak wei wuxian.

“Ada apa lanzhan?” jawab wuxian sambil melihat ke arah kekasihnya yang bersikap aneh.

“Jujur padaku..apa ada yang sangat ingin kau beritahukan padaku?” Tanya wangji.

“Beritahu..beritahu apa maksudmu lanzhan?” jawab wuxian sambil berekspresi bingung.

“Apa jangan jangan..” pikiran wuxian saat melihat ekspresi wangji. “Dia tahu?” lanjut pikirnya.

Mendengar jawaban itu lan wangji sedikit mengernyitkan dahinya.

“Apa yang kau sembunyikan dariku..weiying..” batin wangji gelisah.

“Seperti apa yang terjadi padamu bertahun tahun belakangan ini..tidakah ada yang ingin kau ceritakan padaku? Seperti kau sedang kesulitan, atau terkena atau terlibat sesuatu? Kau bisa menceritakannya padaku weiying..” ucap wangji sambil melihat kekasih dihadapannya seperti anak yang sedang tertangkap basah.

Bak disambar petir, seketika wei wuxin speechless dan tubuhnya menegang seketika saat mendengar ucapan kekasihnya yang langka dan panjang itu keluar dari mulutnya.

“Sungguh.. ini ucapanmu paling panjang saat kita mulai bertemu kembali lanzhan..HAHAHA” respon wuxian tertawa saat menanggapi pertanyaan kekasihnya itu dengan bercanda.

“Gawat..Apa dia tau????” wei wuxian tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Melihat tidak ada respon didepannya membuat wuxian sedikit gelisah. Apa benar dengan apa yang ia pikirkan bahwa lan zhannya sudah tau tentang penyakitnya. Tidak ingin membuat orang didepannya cemas dan menunggu responnya, akhirnya wei wu xian memberanikan diri untuk merespon kembali.

“ Maksudmu gimana lanzhan..ayolah..ada apa?” ucap wuxian masih dengan nada bercanda menjawab kekasihnya.

“ Saat dirumah, obat apa yang kau minum?” Timpal lanzhan seketika.

Deg.. deg.. deg.. begitulah irama suasana hati wei wuxian saat ini. Seperti seseorang yang sudah tertangkap basah.

“ Oh itu.. itu.. Cuma vitamin lanzhan” jawab wuxian

“ Kenapa kau banyak minum vitamin?” Tanya wangji lagi.

“ Kau taukan kondisiku masih agak lemah karena sebelumnya tenagaku terkuras saat kerja sebagai kuli..jadi biar selalu bugar ya minum vitamin” jawab wuxian dengan ngelantur dan berharap bahwa kekasihnya akan mempercayainya.

“ Hmn..” respon wangji dingin.

“ Tapi sepertinya konsumsi vitaminnya akan ku kurangi, dengan perbaikan gizi akhir-akhir ini dan berkat kau tuan muda lan , weiyingmu ini merasa sangat sehat”  timpal wuxian dengan percaya diri untuk menutupi kegugupannya agar tidak ketahuan kekasihnya.

“ Baiklah” respon wangji.

“ eh .. tapi kenapa kau memeriksa barangku tanpa ijin.. hmm.. tuan muda lan sudah berani ternyata.. berani tidak sopan ya?” Ucap wuxian menggoda.

Mendengar kata “memeriksa tanpa ijin” membuat tuan muda kedua lan sedikit mengangkat alisnya.

“Kekasih tidak perlu ijin” jawabnya sedikit ketus.

Mendengar jawaban lanzhannya seperti itu membuat weiying sontak mendekatinya dan menciumnya.

“Hanya bercanda.. lanzhan..jangan marah..” ucap wuxian.

“Hmn..kembali bekerja..” ucap wangji segera dan bangun dari sofa.

“Baik lanzhan” jawab wei wuxian dengan ceria.

“Untung saja…huff..” batin wuxian dengan perasaan lega sambil menuju meja kerjanya.

Truth, Love, FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang