Pagi hari tiba, semua aktivitas berjalan biasa seperti tidak ada kejadian apapun dihari sebelumnya.
Wangji dan wuxian sudah berada dikantor. Sibuk dengan rutinitas harian mereka seperti menghadiri meeting dan mengunjungi calon investor.
Ddrtt..drrt... hp wei wuxian bergetar. Wuxian segera merogoh kantong celana dan mengambil hpnya, membaca sms dan memasukkan kembali hpnya kekantong. Wangji yang berada disebelahnya memperhatikan kelakuannya dengan seksama sambil mereka menyusuri jalan menuju ruangannya.
"Ingin makan apa, weiying?"
"Aku?? tentu saja apapun , kau taukan aku tidak pilih-pilih makanan, semua ku makan apalagi yang pedas lanzhan" jawab wuxian.
"Hmmn"
Setelah makan siang, mereka melanjutkan pekerjaan masing-masing.
Ddrtt..drrt.. hp wei wuxian kembali bergetar. Wei wuxian segera meraih hpnya dan membalas pesan itu. Tanpa diketahui dirinya, tuan muda kedua lan diam-diam sedang memperhatikan dirinya dari balik ruangan kerjanya.
Wei wuxian yang tidak tau sedang diperhatikan segera bangkit dari mejanya setelah membalas sms tersebut. Karena jadwal sore kosong dan tidak ada kegiatan apapun lagi, wei wuxian berniat untuk keluar sebentar. Tidak lupa dirinya meminta ijin kepada lanzhan diruangannya bahwa dia akan keluar sebentar ingin membeli sesuatu.
Setelah mendapat ijin, wei wuxian segera keluar dan memanggil taksi menuju suatu tempat. Tak disangka wangji mengikuti dibelakangnya dengan taksi juga, takut jika nantinya akan ketahuan weiyingnya jika dirinya menggunakan mobilnya sendiri.
1 jam berlalu, perjalanan cukup jauh, akhirnya wuxian turun dari taksi dan masuk ke dalam sebuah gedung. Wangji yang ikut turun dari taksi sedikit mebelalakkan matanya dan sekelebat muncul banyak pertanyaan dibenaknya.
"Kenapa weiying ke rumah sakit?"
"Apa terjadi sesuatu?"
Wangji segera mengikuti kekasihnya ke dalam rumah sakit, takut akan kehilangan jejaknya walaupun dengan banyak kegelisahan dibenaknya.
Wangji mengikutinya dari tempat resepsionis sampai ke depan ruang dokter. Dirinya agak menjaga jarak darinya agar tidak ketahuan. Tidak berselang lama pintu ruangan terbuka. Wei wuxian segera masuk kedalam. Melihat pintu sudah tertutup, wangji segera menuju kedepan ruangan.
Betapa terkejutnya saat dirinya melihat papan nama dokter didepan ruangan. Tertulis " Spesialis Onkologi".
"Spesialis onkologi? Kanker?"
"Apa weiying sakit kanker?"
Meninggalkan wangji yang sedang mematung karena keterkejutannya didepan ruangan. Didalam ruangan wuxian melihat sekilas dokter dihadapannya, salah satu orang yang dikenalnya.
" Hei yaaa..lama tak jumpa pak dokter, kenapa bisa disini? apa kau kangen padaku?" begitulah percakapan pembuka pertemuan mereka setelah lama tak jumpa sambil memeluk kangen dokter dihadapannya.
Mendengar itu membuat sang dokter tua sedikit mengedutkan ujung alisnya.
" Dasar bocah tengik, lama tidak ketemu malah semakin menjadi" balas sang dokter memarahi dan mengocehi dirinya.
" Akan ku buatkan jadwal kemo untukmu minggu depan wuxian"
" Tapi dok.. masih ada yang harus ku lakukan dulu, jika sudah selesai pasti.."
" Tidak ada penolakan" jawab sang dokter tegas memotong perkataan wuxian.
" Apa kau tau, kau sudah ku anggap seperti cucuku sendiri saat dulu di yiling, bersyukurlah masih ada yang perhatian denganmu, dasar anak muda tidak tau diri, pindah kerja ketempat baru bukannya makin baik malah makin sembrono" ucap pak dokter dengan ocehan panjang lebar yang sudah berusia senja dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth, Love, Family
FanfictionKisah perjalanan kehidupan wei wu xian sampai menikah dengan lan wangji yang seorang CEO dan keluarga terkaya nomor 1 di china dimana dirinya harus melalui segala rintangan dan penderitaan sampai akhirnya menikah dan mempunyai anak yaitu lan sizhui...