Di suatu ruangan terlihat pria yang bisa dibilang cantik sedang asik melihat ke layar handphonenya disana terlihat wajah seseorang dengan ekspresi murung.
“ Apa tidak dapat lagi? “ Ucap wuxian
“ Ya, maafkan aku a-xian” ucap wanita itu dengan nada kecewa
“ Tidak apa wen qing kau sudah melakukan yang terbaik “ ucap wuxian yang kini diketahui sedang videocall dengan wen qing
“ Kau sudah membantuku 2 tahun ini, akulah yang berterima kasih padamu , mungkin orang lain lebih membutuhkannya dibanding aku“ ujar wuxian melanjutkan ucapannya dengan senyuman walau bisa dilihat sedikit kekecewaan diwajahnya
“ Tapi tetap saja bukankah aneh selama satu setengah tahun ini selalu dengan kejadian yang sama menolak disaat terakhir?”“ Sudahlah wen qing .. menolak disaat terakhir itu wajarkan? Mungkin mereka menolak karena punya alasan tersendiri” ucap wuxian tidak mau ambil pusing dan seperti sudah terbiasa dengan situasi ini
“ Ya baiklah..kau tenang saja ..aku akan terus membantumu dan ingat jangan kerja terlalu keras, jangan sampai saat aku kembali dan mengecek kondisimu jika makin parah akan ku hajar dirimu” ucap wen qing dengan raut wajah kesal dan khawatir terlihat diwajahnya.
“ Ahh ya..bagaimana dengan wen ning? Dan bagaimana dengan kerjaanmu disana? Kok ga kelihatan?” timpal wuxian
“ Wen ning sedang belajar, dan kerjaanku baik-baik saja, semua berkat kau wuxian, jika saja dua tahun lalu kau tidak membantuku ntah apa yang akan terjadi denganku dan wen ning saat ini.. terima kasih” ucap wen qing tulus
“ Sudahlah semua sudah berlalu..tidak perlu diingat lagi..kau kan sahabatku..oh ya sudah dulu ya nasiku sudah matang nih” ucap wuxian seketika saat mendengar suara rice cookernya berbunyi yang menandakan yang dimasak sudah matang“ Baiklah..kau ingat ya kurangi minum alkohol dan makan dengan baik jangan hanya mie instant..perbanyak makan nasi dan sayur, dan jangan bekerja terlalu keras” ucap wen qing menasehati
“ Baik bu dokter” ucap wuxian dan begitulah video call berakhir.
Wei wuxian berjalan mendekati rice cookernya lalu dibuka penutup itu dan saat dibuka yang terlihat bukalah nasi melainkan mie instant yang sudah matang..diambil lah mie itu dan disantapnya diatas tempat tidur..sambil memakan mie instantnya wei wuxian melihat nanar ruangan yang saat ini ditempati“ Dulu ini bahkan seluas kamar mandiku saja “ batin wei wuxian dengan pilu
Terlihat kamar wuxian yang sempit sekali dimana satu ruangan ukuran 3 x 3 terbagi menjadi 3 tempat sekaligus yaitu tempat tidur, kamar mandi dan dapur.
Kasur dilantai, dan dapur minimalis dimana rice cooker hanya tergeletak dilantai dengan nampan berisikan 1 set alat makan serta kamar mandi yang berada didalam ruangan menambah sempit ruangan itu.
Sehabis menghabiskan makanannya wei wuxian segera mencuci bersih perabotannya dan menatanya kembali. Memang ruangannya kecil tapi bisa dilihat dirawat dengan baik. Segera wuxian mengambil jaketnya dan lekas keluar serta mengunci pintu.
“ Saatnya bekerja.. Semangat wei wuxian! “ ucap wuxian menyemangati dirinya sendiri.Wuxian tinggal di pelosok kota sebut saja daerah yiling bukan karena tanpa alasan, selain tempat tinggal sewa yang murah, karena disinilah tempatnya bisa beraktifitas tanpa harus merasa cemas akan seseorang / apapun.
Dan disinilah wuxian.. setiap malam bekerja di sebuah cafe terkenal di pusat kota jinlin, bertugas sebagai pelayan pencuci piring, tanpa lelah mencuci piring yang selalu terlihat menggunung. Saat tiba waktunya pulang boss cafe akan memberikan gaji bahkan bonus jika sedang ramai karna wuxian bekerja harian ditempatnya.“ Hati-hati saat pulang naiklah taksi, sudah kulebihkan untukmu wei wuxian ” ucap bos pemilik cafe
“ Terima kasih bos ” ucap wuxian sebelum akhirnya pamit untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth, Love, Family
FanfictionKisah perjalanan kehidupan wei wu xian sampai menikah dengan lan wangji yang seorang CEO dan keluarga terkaya nomor 1 di china dimana dirinya harus melalui segala rintangan dan penderitaan sampai akhirnya menikah dan mempunyai anak yaitu lan sizhui...