Haloo, apa kabar?
Kapan kalian baca part pertamanya?
Siap buat ramaikan komentar? Jangan lupa buat komen setiap paragrafnya ya😍
Happy Reading!
Setelah upacara berakhir, semua siswa-siswi langsung berlari ke kantin untuk menuntaskan rasa hausnya. Sebab, hari senin ini terlihat sangat panas, matahari pagi juga bersinar sangat terang saat upacara berlangsung tadi. Membuat keringat terus bercucuran di antara pelipis mereka.
Kumpulan anggota Geng Hynster sudah bertengger manis di kantin, saling bercanda satu sama lain. Ya, itulah mereka. Saudara, teman, sahabat, semuanya jadi satu. Kecuali pengkhianat. Sama seperti semua orang, ketua geng Hynster sangat membenci yang namanya pengkhianat. Menurut ketuanya, pengkhianat lebih rendah daripada sampah.
Kalau kalian berpikir cerita ini akan menceritakan sosok ketua geng Hynster, kalian salah. Karena cerita ini, menceritakan wakil ketua dari geng Hynster. Namanya, Jorgas Gavindra.
"Gas, beli minuman satu doang lo?" Gabriel Josè nama lengkapnya, orang-orang mengenalnya sebagai Gabi pemuda petentang petenteng tapi lemah juga kalau sudah bersama cintanya.
"Siapa lo? Seleb?" balas Jorgas dengan nada mengejek dan hal itu membuat semua penghuni kantin tertawa.
"Brengsek, orang pelit jodohnya bau kampret," sahut Gabi membuat Jorgas tertawa.
"Jorgas nggak pelit, dia kalau ngasih orang liat-liat kali. Lo 'kan anak orang kaya, masa beli teh pucuk doang minta dibeliin Jorgas, mintalah sama ketua kita. Dia lebih kaya dari Jorgas," timpal Atha, tepatnya Muhammad Ansa Athalanta si perokok aktif dan paling judes dari ke-empat temannya.
"Lo pikir gue jadi ketua cuma buat nafkahin lo doang?" Prabu Starta Adelard, ketua kelompok itu yang paling tengil.
"Beda konsep, Bos. Biar uang lo nggak rayapan mending buat neraktir kita," kini Ethan Arenza, dari sebuah perkumpulan selalu ada yang jamet bukan? Iya, si jamet Hynster itu Ethan.
"Bu, pecat aja lah dia jadi anggota. Bisanya cuma nyusahin lo doang, pecat aja buru pecat," ucap Jorgas memanas-manasi.
"Kalau gue pecat, nanti nanges," balas Prabu membuat semua anggota Geng Hynster tertawa.
"Sialan, bully gue aja kalian semangat giliran pelajaran Pak Botak aja lemes," ujar Gabi dengan tampang kesal.
"Capek gue ketawa, gue mau ke masadepan gue aja sama kalian suram banget romannya," ucap Prabu seraya terkekeh kemudian melangkah keluar kantin, menemui pujaan hatinya.
"Gue juga lah, takut ikut suram juga hahaha," sambung Jorgas bersiap untuk berdiri namun suara Ethan menahannya.
"Lah Prabu punya pujaan hati, lo mana Gas?" celetuk Ethan dengan tawa mengejek.
"Makanya gue pergi, mau dicari, kalau sama kalian terus yang ada nggak dapet-dapet gue," jawab Jorgas kemudian melangkah menjauhi teman-temannya.
Jorgas berjalan sendirian, dengan satu tangan yang dimasukan ke dalam saku celananya. Sesekali tersenyum manis saat orang-orang menyapanya. Lelaki itu memang sangat ramah, murah senyum. Makanya banyak sekali yang mengidolakannya, karena selain ramah, senyumnya juga menenangkan siapapun yang melihatnya.
Setelah berjalan menjauh beberapa meter dari kantin, entah kenapa Jorgas memberhentikan langkahnya di depan pintu UKS. Pintu UKS yang sedikit terbuka, membuat Jorgas dapat mendengar sesuatu yang ada di dalam sana. Ia menempelkan salah satu telinganya ke pintu, ingin membenarkan apa yang ia dengar tadi. Tidak salah lagi, pendengarannya masih berfungsi. Itu suara tangisan seorang gadis.
Kalau Gabi dan Ethan yang mendengar ini pasti dua cowok itu akan lari terbirit-birit, jangan salah walaupun mereka berdua ahli dalam bela diri. Namun, yang berhubungan dengan hal mistis dua lelaki itu sangat cemen.
Jorgas memberanikan diri membuka lebih lebar pintu UKSnya, ingin tahu apa yang telah terjadi di dalam sana. Ingin tahu yang menangis itu manusia atau sosok makhluk halus.
Saat pintu terbuka sempurna, yang tertangkap oleh matanya adalah di ujung ranjang ada seorang gadis yang memeluk dirinya sendiri dan menenggelamkan kepalanya pada lipatan kakinya. Seraya menangis. Dengan berani, Jorgas memasuki UKS, melangkah lebih dekat dengan sosok itu.
"Hei, Lo kenapa?" tanya Jorgas ketika tepat di samping gadis itu. Tangannya menyentuh bahu gadis itu. Bahunya bergetar hebat, entah apa yang terjadi dengan gadis di depannya ini sampai menangis sendirian di UKS.
"Lo butuh peluk?" tanya Jorgas sekali lagi, tanpa mendapat balasan dari pertanyaannya gadis itu lebih dulu memeluknya. Membuat Jorgas terkejut bukan main.
Jorgas membalas pelukan si perempuan, memberi ketenangan agar gadis itu berhenti menangis. Mengusap punggung dan rambutnya dengan lembut. Padahal kenal saja tidak, tapi kenapa Jorgas begitu baik memberi peluk pada sosok asing.
Perlahan tangis gadis itu mereda, bahunya tidak bergetar seperti tadi. Hanya saja masih ada suara sesenggukan dari gadis itu.
"Lo kenapa? Kayaknya lo takut banget tadi, ada yang gangguin lo?" suara Jorgas terdengar lembut di telinga gadis itu. Lelaki berbadan besar yang menjabat sebagai wakil ketua geng Hynster memang akan mengubah sikapnya 90 derajat ketika berhadapan dengan perempuan.
🪻🪻🪻
Hai semuanya, gimana part pertama dari cerita baruku? Kalian tertarik untuk melanjutkan bacanya?
Jangan lupa kasih jejaknya, vote dan komen kalian itu semangatku.
Oh iya, tolong bantu buat share DESTINY ke penjuru media sosial ya.
@adiraagn, jika berkenan follow, kita berteman🫵🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Teen Fictioncover by @chaygraphic "Kita nggak bisa hidup selamanya, Jia," kata Jorgas memandang Jingga yang menatapnya dengan sorot sendu. Seharusnya ketika dirinya mendengar itu, Jingga berhenti berharap pada "selamanya" yang selalu ia agung-agungkan, seharusn...