Like Father Like Son
Mobil hitam tak bergerak, di depan rel kereta api. Suasana malam yang dingin, guyuran hujan mendukung suasana hati yang mendung dan gundah kedua orang dewasa yang berada di dalam mobil.
Ting
Ting
Suara portal, kereta api hendak melewati jalanan yang menembus jalan raya.
Tatapan kosong, terlihat jelas di balik manik kedua manusia dewasa, yang duduk di kursi depan mobil. Sang wanita yang menyandarkan kepalanya di jok mobil, sedang di samping, san suami, bertumbuhan pada setir mobil. Tatapannya juga kosong terarah ke jalanan kereta api.
Bugh
Suara pukulan kaca, Sasuke meninju kaca mobil. Hal itu, sukses membuat Hinata menoleh ke arah suaminya. Bagi Sasuke, fakta yang mengejutkan ini, sukses membuat kehidupannya ikut porak poranda. Hingga ingin menghancurkan segalanya.
Sasuke kembali remas setir mobilnya, rahangnya mengeras, ingin rasanya ia berteriak. "Sekarang aku mengerti." Ucap Sasuke, tatapannya masih lurus ke depan. Namun atensi Hinata berada pada sang suami. Menunggu kalimat yang masih tergantung di bibir Sasuke.
Namun kalimat itu tertelan kembali, tak Sasuke ucapkan.
Juk
Juk
Suara kereta api melewati jalan raya, tepatnya di depan mobil yang Sasuke kendarai.
Gesekan roda kereta api bergesekan dengan relnya.
Ting
Ting
Ting
Pintu pembatas kereta mulai terangkat, yang awalnya memblokade jalanan.
🌼🌼🌼
Keita baru saja tertidur di kamarnya, Sasuke dan Hinata masih berada di ruang keluarga.
"Itu sebabnya aku bertanya padamu, apa rumah sakit daerah itu cukup aman." Ucap Sasuke, dari raut wajahnya pria itu nampak kesal. Bagaimana bisa hal ceroboh seperti ini bisa menimpanya.
"Ibu yang menyarankan untuk ke sana." Ucap Hinata, "Dan kakakku."
"Itu tak cukup." Sahut Sasuke, memijat pelipisnya. Hanya karena saran dari orang tuanya, lantas Hinata pikir tempat itu aman. Omong kosong.
"Kau saat itu sangat sibuk." Ucap Hinata, wanita itu tengah melihat foto masa kecil Keita sewaktu bayi. "Aku merasa kesepian. Setidaknya ibuku bisa datang menjengukku." Lanjut Hinata. Wanita itu memilih rumah sakit yang berada di daerah tempat tinggal ibunya. Ya, jika dibandingkan dengan tempat tinggal mereka. Rumah orang tua Hinata bisa dikatakan terpencil.
Sontak membuat Sasuke yang awalnya tertunduk beralih menghadap ke arah Hinata. Sasuke menghela nafas. Ya, saat itu memang ia sibuk, dan ia juga tak memikirkan perasaan istrinya saat-saat waktu persalinan.
"Bagaimana bisa aku tak menyadirinya?" Hinata bermonolog sambil melihat album foto putranya. Raut wajahnya nampak kecewa dengan dirinya sendiri. "Aku ini ibunya." Lanjut Hinata.
🌼🌼🌼
Waktu bergerak cepat, hingga tiba waktunya, Hinata dan Sasuke akan bertemu dengan keluarga yang tengah membawa putra kandungnya.
Pihak rumah sakit sengaja melakukan pertemuan kedua pihak keluarga untuk bertemu. Hal itu dilakukan untuk menukar putra kandung mereka ke masing-masing keluarga dan orang tua yang sesungguhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like Father Like Son (Sasuhina)
AcakSasuke Uchiha, seorang arsitek sukses yang kehidupannya digerakkan oleh uang. Kehidupannya berubah ketika mengetahui putranya tertukar dengan anak orang lain. Dipaksa untuk memilih antara anak kandungnya atau seorang anak yang dia besarkan sejak bay...