*"Ternyata benar, hidup tak semudah membalikkan telapak tangan"
*
"Rumah lo sebelah mana, Jen?" Tanya Kai.
"Eum berhenti di situ aja kak" pinta Jennie menunjuk ke dekat gang sempit pinggir jalan.
"Enggak, biar gue anterin. Rumah lo yang mana?" Tanya Kai lagi.
"Gua mau ada yang di beli duku kak jadi disitu aja" jawab Jennie menolak.
Akhirnya Kai memberhentikan motornya di tempat yang Jennie maksud itu.
"Makasih ya kak hehe, maaf udah ngerepotin" ucap Jennie sambil membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Iya sama sama, ngomong ngomong gue penasaran kenapa lo bisa kekunci di gudang Jen?" Tanya Kai yang banyak tanya.
"O-oh itu ya? Itu... Tadi, gua mau- ngambil bola diii gudang, terus tiba tiba pintunya kekunci aja gitu. Iya kekunci hehe" jelas Jennie terbata bata.
"Ohh gitu... Gue kira ada orang yang sengaja ngunciin lo" kata Kai sambil mengangguk paham.
"Enggak kok enggak" bohong Jennie.
Jennie tidak mau jika Kai tau kalau sebenarnya memang seseorang sengaja mengunci nya di gudang, terlebih Kai adalah seorang Ketua osis. Kalau Kai tau bahwa Lisa yang sengaja mengunci Jennie di gudang, bisa bisa Lisa terkena masalah.
Bukannya Jennie khawatir jika lisa akan masuk BK karna nya, tapi dia takut malah masalah ini tambah panjang dan Lisa akan membullyku lebih kejam lagi, dan ia tidak ingin Jisoo juga terlibat hal itu.
"Kaki lo masih sakih?" Tanya Kai melihat kaki Jennie.
"Udah mendingan kok" jawab Jennie sambil tersenyum kikuk.
Jennie tersenyum sanggung, "oh iya kak makasih ya tadi udah nolongin, kalo gada kakak mungkin gua balak tidur di gudang gatau sampe kapan"
"Iya sama sama santai aja" jawab Kai diiringi senyuman. "yaudah gue duluan ya, bye!" Lanjutnya berlalu.
*
Jennie tiduran di kasur dan menghadap langit atapnya. Jennie berpikir menjadi dirinya cukup melelahkan, dengan masalah yang datang setiap harinya. Dia lelah dengan dirinya yang selalu di bully dan diejek.
Memangnya salah jika Jennie dan sepupunya itu berpakaian sederhana, dirinya dengan rambut yang dikepang dan Jisoo dengan kacamata bulatnya? Itu kan normal. Lagi pula terserah seseorang ingin berpenampilan bagaimana.
Apa dia harus merubah penampilannya? Ah tidak, dengan begini bukankah dia bisa tau mana yang teman mana yang musuh? Dirinya sudah cukup bahagia mempunyai Jisoo dan sahabat seperti Irene yang selalu ada untuknya, mungkin V akan masuk dalam daftar teman.
Sekilas kisah, orang tua Jennie meninggal karena sebuah kecelakaan mobil yang menimpa mereka ketika Jennie masih bayi. Beruntungnya Jennie waktu itu bisa selamat dari peristiwa tragis itu dengan dirinya berada di pelukan kedua orang tuanya.
Jennie berniat melupakan semua nasibnya di sekolah dan beralih bermain game kesukaannya. Lama bermain game hingga tanpa sadar ia sudah tertidur karna lelah.
Jisoo yang baru saja pulang pun mendapati adik sepupunya di kamar yang sudah tertidur pulas. Di dekatinya Jennie dan dielusnya pelan pucuk kepala Jennie. Betapa ia sangat menyayangi Jennie, dialah alasan mengapa Jisoo bisa bertahan hingga sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
BULLY! (HIATUS)
Novela Juvenil"Menindas lo tuh menyenangkan!" - LM "Lo nyiksa gua!" - JK "Kenapa? Gue suka kekerasan" - RP "Tolong hentikan" - KJ BULLYING!... Futa Area!