Haloha!!! Jumpa lagi ...
Sekarang aku bawa cerita dengan tema anak SMA. Jarang-jarang loh ide buat cerita tentang anak SMA gini.
Kalo kalian tertarik, cus baca aja!!!
Harap kritik dan sarannya ya, man-teman!!
***
Seorang gadis cantik baru saja keluar dari ruang BK. Dengan wajah di tekuk, ia melangkah menuju kelasnya. Melewati koridor yang sepi. Jelas saja sepi. Karena sekarang semua siswa sedang belajar di kelasnya masing-masing.
Sebuah suara bariton mengintruksikan gadis itu agar berhenti.
"Sudah berapa kali gue ingatin lo untuk nggak buat ulah, Lun?" tanya laki-laki tampan itu seraya menatap gadis yang bernama Aluna itu dingin.
"Tapi Bran. Dia yang mulai dulu! Gue nggak bakal mulai kalo dia nggak cari masalah sama gue" kata Aluna kesal. Ia melipat kedua tangannya, dan membuang muka ke arah lain.
Abran menarik Aluna agar berhadapan dengannya.
"Lo lihat mata gue!" Pinta Abran. "Gue nggak bakal tertarik sama cewek lain. Lo nggak usah takut. Gue cuma sayang sama lo."
Blush
Pipi Aluna seketika memerah, mendengar perkataan Abran barusan.
"Beneran?" tanya Aluna meminta kepastian. Abran pun mengangguk tegas.
Aluna tersenyum-senyum sendiri mendapati perlakuan Abran yang selalu bisa membuatnya luluh kembali.
Abran mengacak-acak puncak kepala Aluna. "Dah, masuk kelas sana. Belajar yang bener" ujar Abran, memutar badan Aluna menuju ke arah kelasnya.
"Oke"
Aluna pun melanjutkan perjalanannya menuju kelas tercinta. Meninggalkan Abran yang tersenyum melihat kekasihnya yang moodnya sudah kembali membaik.
"Gue sayang banget sama lo, Lun. Dan gue juga udah janji buat selalu ada buat lo." Gumam Abran menatap punggung Aluna yang sudah menghilang memasuki kelasnya.
***
Maaf Prolognya singkat aja dulu ya. Biar nanti di setiap chapter aja di panjangin dikit alurnya 😌
Jangan lupa, tinggalkan jejaknya ya say :)
Typo bertebaran, harap maklum ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] My Boyfriend's Student Council President
Fiksi RemajaFollow dulu sebelum baca ^.^ Menjadi pacar seorang Abran Putra Adhitama si ketua osis ganteng, bukanlah hal yang menyenangkan bagi Aluna Putri Wijaya. Semenjak pacarnya itu menjadi Ketua Osis, Aluna merasa waktu Abran untuknya itu mulai berkurang...