Setelah drama air mata melepas kepergian Asa dan Gara pagi tadi, sekarang pasangan muda itu sudah berada di rumah Gara yg berada di Solo.
Menatap bangunan minimalis didepan matanya membuat Asa menghela nafas. Rumah baru dengan kehidupan yg baru pula.
Asa kembali berkaca-kaca jika mengingat momen perpisahan bersama kedua orangtuanya tadi pagi. Rasanya dia sudah rindu padahal belum ada 24 jam mereka berpisah.
Sekarang hidupnya benar-benar harus mandiri, tugas rumah yg biasa mamanya lakukan sekarang harus ia lakukan sendiri. Tanpa bantuan siapapun.
Asa lalu kembali mengingat wejangan dari Melisa dan Rita,ibu mertuanya.
Flashback on
"Jaga diri baik-baik ya, anak mama." Pesan Melisa ketika memeluk Asa.
"Asa dengerin mama. Sekarang Asa bukan remaja bebas lagi, Asa sekarang udah jadi istri, surga Asa sekarang sama suami Asa. Jadi Asa harus berbakti sama Gara, kemana-kemana harus ijin Gara dulu. Manut sama Gara jangan bantah sama Gara. Pokoknya Asa harus jadi istri yg baik buat Gara, oke sayang?" Pesan panjang Melisa, Asa hanya mengangguk-anggukkan kepala, dia hanya ingin memeluk mamanya kali ini. Jujur dia tidak mau meninggalkan rumah terutama orang tua nya yg sangat ia cintai.
Merasa cukup, Melisa lalu melepas pelukan Asa, dengan berat Asa melepas pelukannya. Lalu Asa berganti memeluk sang ibu mertua-Rita.
"Mama minta maaf sama Asa ya nak. Karena ini kamu harus mengubur impian kamu demi anak mama. Tapi mama minta tolong dampingi Gara dalam keadaan apapun, bantu bimbing anak mama,Gara. Sampai Asa benar-benar menyerah, Asa boleh bilang sama Mama. Tapi Mama harap jangan pernah nyerah ya nak untuk ngadepin sikap Gara." Pesan Rita pada menantunya ini, dia harap tindakannya ini benar. Dia yakin Asa adalah orang yg tepat.
"Mama sayang banget sama Asa, jangan sungkan buat tanya-tanya sama telepon mama ya." Ucap Rita membuat Asa tersenyum lalu mengangguk.
Diseberang terlihat Gara yg juga sedang diberi wejangan oleh Satrio dan Ageng.
Sebelumnya Asa juga mendapat wejangan dari sang ayah dan ayah mertuanya.
Melihat senyum dari sang ayah membuat Asa ingin kembali menangis, senyum itu akan selalu menjadi senyum paling indah bagi Asa. Senyum cinta pertama Asa, ayahnya.
Lamunan Asa buyar setelah mendengar suara kunci yg diputar, menarik kopernya Asa mulai berjalan kearah pintu setelah melihat Gara yg sudah masuk kedalam rumah, tak lupa Asa mengucap salam dengan suara lirih.
Asa terkejut saat ia melihat kondisi rumah, ia fikir rumah ini akan berdebu tetapi ternyata rumah ini bak kapal pecah. Banyak bekas bungkus makanan dan kaleng minuman soda yg berceceran dilantai ruang tamu.
Asa terlihat sangat shock, tanpa sadar dia menaruh koper didepan pintu lalu berjalan berkeliling melihat kondisi rumah ini.
Alhamdulillah, batin Asa saat melihat kondisi dapur yg tidak terlalu berantakan, tapi.. astaga banyak sekali piring dan gelas kotor dan bau? Sudah berapa abad cucian kotor ini tidak dicuci sih! gerutu Asa dalam hati.
Asa kembali ke ruang tamu dengan wajah yg masih terkejut, matanya masih aktif menatap sekeliling rumah. Menghiraukan Gara yg berdiri menatap Asa malas.
"Muka lo biasa aja." sindir Gara sinis.
"Kok berantakan banget sih kak, trus ini banyak banget sampahnya. Emang rumah ini siapa yg pake?" Omel Asa tanpa sadar.
Gara menaikan alisnya bingung, kenapa gadis didepannya ini malah memarahinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/273911955-288-k270722.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KANVAS (On Going)
Novela Juvenil(FOLLOW DULU BARU BACA!) __________ Julukan bad boy tertanam pada diri Kanigara Erlang Pati sejak dia menginjak SMP. Tingkahnya yg biang onar membuat keluarga dan orang sekitarnya geram. Hingga suatu hari tiba-tiba sang ayah meminta kepada Gara untu...