AWAL YANG PEDIH?

17 5 0
                                        

Selesai mencuci piring dan merapikan dapur, Asa berencana untuk membeli kebutuhan dapur sekaligus membeli cemilan.

Suasana rumah sepi karena Bagas dan Gara langsung menghilang setelah makan siang, sebenarnya Bagas sempat menawarkan bantuan pada Asa untuk mencuci piring namun Asa menolaknya dan setelah itu Bagas pergi entah kemana.

Asa masuk kamar untuk mengganti rok dan baju santainya menjadi gamis sekaligus mengambil masker.

Btw kamar Asa dan Gara berpisah karena adanya Bagas, tidak mungkin kan mereka sekamar saat Bagas satu rumah dengan mereka.

Asa sebenarnya juga tidak masalah, malah dia senang. Karena jujur dia belum siap untuk satu kasur bersama Gara.

Merasa sudah rapi, Asa keluar kamar lalu mencari Gara. Tujuan utamanya adalah kamar milik pria itu. Asa mengetuk pintu Gara beberapa kali dengan tempo pelan lalu  melangkah mundur saat merasa pintu yg ia ketuk akan terbuka.

Gara menunduk dengan alis terangkat satu saat melihat Asa didepan kamarnya dengan penampilan rapi.

"Mau kemana?"

"Mau ke Supermarket, belanja bulanan."

"Gue anterin?" Tawar Gara namun tetap dengan nada datar.

"Ga usah, aku bisa sendiri. Ada titipan?" Gara menggeleng singkat. Sebenarnya rokok miliknya habis namun ia rasa lebih baik dia sendiri yg beli.

Gara menyodorkan 5 lembar uang merah pada Asa. Membuat Asa mengerutkan alis bingung.

Gara mendengus melihatnya. Telmi banget. "Buat belanja. Lo fikir belanja ga butuh duit." Jelas Gara.

"Oalah bilang yg jelas napa"  Gerutu Asa didalam hati.

"Ga usah, aku masih punya tabungan." Tolak Asa halus.

"Pake, gue ga suka dibantah! Duit lo, simpen buat diri lo sendiri. Walaupun gue nikah kepaksa, lo tetep tanggung jawab gue yg harus gue nafkahin." Ucap Gara.

Asa melting sendiri mendengarnya, walaupun mulut Gara pedes kaya tante-tante tapi ternyata masih ada sisi malaikatnya.

Ia lalu mengambil uang ditangan Gara tak lupa mengucap terimakasih dengan pelan.

Setelah memasukkan uang yang diberikan Gara kedalam dompet miliknya,Asa langsung melangkah meninggalkan kamar milik Gara. Tidak ada drama mencium tangan, Asa tidak sebrani itu teman-teman.

***

Saat ini Asa sedang duduk diteras rumah sambil memandangi ponsel miliknya. Dia ingin memesan ojol untuk mengantarnya ke supermarket terdekat. Namun saat ia ingin memesan terdengar suara sepeda motor berhenti.

Terlihat Bagas yg turun dari motor kopling ya ia tunggangi.

"Cantik bener. Mau kemana, Sa?" Tanya Bagas.

"Mau ke supermarket kak, belanja bulanan sekalian ngisi kulkas." Jawab Asa.

"Gue anterin mau ga?" Tanya Bagas.

"Ga usah kak, ini aku udah pesen ojol." Asa menunjukkan ponselnya pada Bagas.

"Belum mesen kan? Sama gue aja, sekalian mau cari rokok. Tadi keliling warung habis semua." Mendengar itu membuat Asa menimang jawaban. Lumayan juga sih, jadi nanti ia tak perlu mengeluarkan ongkos pulang-pergi.

"Tapi gapapakan kak?" Tanya Asa memastikan.

"Santai. Gue pinjem mobil Gara dulu, pasti nanti belanjaannya banyak." Bagas lalu berlari kecil masuk kedalam rumah meninggalkan Asa.

KANVAS (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang