Suasana tenang menyelimuti rumah sederhana yang tengah dipakai untuk mengikat dua anak manusia dalam ikatan janji suci pernikahan.
Nampak seorang pemuda terus menggerakkan kakinya yg terasa kaku karena rasa gugup. Tak pernah seorang Kanigara merasa gugup sehebat ini walaupun kematian didepan matanya sekalipun.
Setelah duduk selama 15 menit,pak penghulu didepannya mulai mengambil mic lalu menyuruh Gara berjabat tangan dengan calon ayah mertuanya-Satrio. Belum hilang rasa gugup, sekarang detak jantungnya menggila saat kalimat sakral terucap dari mulut Satrio.
"Ananda Kanigara Erlang Pati Bin Agengdra Pati, Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya Asa Kirana Binti Satrio Dirja, dengan maskawin seperangkat alat sholat serta emas 500 gram dibayar tunai"
Sunyi,semua atensi mengarah ke Gara yg diam tidak membalas ucapan Satrio. Menimbulkan tanda tanya dibenak tamu undangan.
Sedangkan Gara berperang dengan pikirannya yg tiba2 kosong, hafalan ijab qabul yg ia ingat selama satu minggu tiba2 hilang entah kemana. Membuat keluarga besar Gara dan Asa ketar-ketir sendiri. Satrio menghela nafas pelan melihat Gara.
"Kita ulangi sekali lagi. Nak Gara tolong fokus dan dengarkan baik-baik." Ucap pak penghulu, lalu menyuruh Satrio menjabat tangan Gara lagi.
Mendengar itu Gara menarik nafas lalu mencoba fokus.
"Ananda Kanigara Erlang Pati Bin Agengdra Pati, Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya Asa Kirana Binti Satrio Dirja, dengan maskawin seperangkat alat sholat serta emas 500 gram dibayar tunai"
"Saya terima nikah dan kawinnya Asa Kirana Binti Satrio Dirja dengan maskawin tersebut dibayar tunai."
Mengangguk kecil, pak penghulu lantas menoleh kearah saksi nikah dan sekitar "Sah?"
"SAH." jawab saksi diikuti tamu undangan.
Gara menghela nafas lega dan tersenyum kecil, keluarga besar Gara dan Asa pun turut tersenyum lega.
Berbeda dengan seorang gadis yg sedari tadi menyaksikan Gara dibalik layar kaca tv, terbesit lega namun juga ada rasa kecewa. Diumurnya yg masih remaja ia harus menikah dengan seorang pria yg bahkan sama sekali tidak masuk dalam catatan hidupnya.
Ia punya banyak impian dan harapan namun harus pupus karena ikatan janji pernikahan.
Suara pintu yang dibuka menarik Asa dari kesedihannya, ia menoleh terlihat sang mama yg juga sedang menatapnya dengan senyum manis namun tak menutupi raut wajahnya yg sedih.
"Anak mama sudah jadi istri aja nih." terdengar tegar namun Asa tau ada kehancuran dibaliknya, menghambur kepelukan sang mama, Asa menangis.
"Maafin Asa, Asa belum bisa banggain mama sama papa."
Menggeleng pelan Melisa-mama Asa, mengeratkan pelukannya "Mama sama papa sudah bangga sama Asa, sekarang Asa sudah jadi istri. Jadi istri yg sholehah,berbakti sama suami ya nak." Melisa mengusap punggung anaknya. Berusaha untuk tegar dihadapan sang putri.
Bohong jika Melisa tak merasa hancur,ibu mana yg siap melepas anak perempuan satu-satunya untuk menghadapi kerasnya dunia pernikahan.
Namun ia harus kuat, karena siap tidak siap ia akan tetap melepas anak perempuan kesayangannya ini.
"Sudah jangan nangis, nanti ini eyelinernya beleber malah nakutin. Nanti Gara takut trus kabur kan ga lucu." Guyon Melisa cukup menghentikan isak Asa, membuat gadis chubby itu memberengut sebal.
"Uluh anak manja mama, sudah yuk kedepan. Gara udah nungguin." Melisa lalu menggandeng tangan Asa.
***
Semua atensi langsung tertuju kearah perempuan yg sedang berjalan ayu sembari digandeng sang ibunda, tak terkecuali Gara yg tak berkedip saat ia tau kekasih halalnya sudah datang.
Semua terpukau melihat kearah Asa,terlihat sangat cantik dan imut. Riasan yg sederhana dan hijab putih yg membalut wajah chubbynya membuat semua orang merasa gemas.
Asa lalu duduk disamping Gara yg sekarang sudah sah menjadi suaminya, terbesit rasa tak percaya jika sekarang ia sudah menjadi seorang istri diumur yg masih belia.
Sempat saling bertatap mata hingga terputus karena suara pak penghulu yg memanjatkan doa, lalu memberi arahan untuk Asa mencium tangan Gara yg dibalas ciuman dahi oleh Gara.
Keduanya saling menutup mata, meresapi perasaan yg entah tak terdeskripsi lagi oleh suatu untaian kalimat.
Dalam hati kedua anak manusia itu sama-sama berdoa, semoga semesta mendukung mereka dan mempermudah kehidupan baru yang akan mereka tempuh selanjutnya.....
***
Aku cuman berharap cerita ini tidak bernasib buruk seperti cerita aku yg lainnya, yg dimana mereka tidak bisa bertemu dengan kata TAMAT.
Bantu aku supaya bisa menjadi seorang penulis yg hebat teman-teman.
sampai bertemu di chapter selanjutnya... <3

KAMU SEDANG MEMBACA
KANVAS (On Going)
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA!) __________ Julukan bad boy tertanam pada diri Kanigara Erlang Pati sejak dia menginjak SMP. Tingkahnya yg biang onar membuat keluarga dan orang sekitarnya geram. Hingga suatu hari tiba-tiba sang ayah meminta kepada Gara untu...