Hari ini Lady Flowers akan menghadiri kelas pertamanya. Jangan terlalu kaku, ini kelas TK, pasti hanya bermain dan bercanda. Lady manis anak yang percaya diri, ia duduk di bangku bagian depan dan mendengarkan gurunya dengan baik. Mereka berkenalan, bernyanyi, lalu waktu makan tiba. Guru dan petugas makanan membagikan makanan untuk setiap anak, dan memastikan semua mendapat hidangannya.
"Now, we have to thank Father in heaven for this meals right. So, put your hands together and say it with me"
Guru muda itu cantik dan ramah, ia sangat menyukai anak-anak dan memperlakukan mereka dengan manis. Lady Flowers suka guru ini, ia suka orang-orang yang soft-spoken. Setelah selesai berdoa mereka mulai memakan makanan masing-masing. Beberapa anak sudah mulai akrab, mereka bahkan mengobrol saat makan. Namun Lady kecil kita tidak suka berbicara saat makan, ia menghargai waktunya dengan makanannya.
Selesai makan mereka melanjutkan aktifitas, kali ini mereka akan bernyanyi lagi. Mereka akan bernyanyi tentang jari dan belajar tentang bagian jari dan tangan. Bagi Lady Flowers ini semua mengasyikkan meski ia terdengar bodoh menyanyikan lagu tentang jari, tapi ia menyukainya. Berada di tengah anak-anak yang sebaya dengannya sesuai dengan dugaannya selama ini, sangat mengasyikkan.
Waktu istirahat akhirnya tiba, semua murid dapat bermain di luar ruangan maupun indoor playground. Lady Flowers keluar dari kelas sendirian, ia masih belum memiliki teman dekat meski ia sudah berteman dengan teman-teman sekelasnya. Ia memilih ayunan dan duduk disana menyaksikan semuanya bermain dengan gembira. Tiba-tiba ia mendengar seorang anak menangis, ia mencari tau asal tangisan itu, ternyata dari arah monkey bar. Seorang anak perempuan berambut keriting sedang menangis mengusap matanya, beberapa anak perempuan lainnya yang bertubuh lebih tinggi dan besar berdiri didepannya dengan wajah menyebalkan.
Lady Flowers sangat tidak suka anak nakal, ia akan kesana dan menasehati anak-anak itu.
"You shouldn't do that, you can ask her nicely if you wants to play here too" ceramah sang Lady sambil membantu anak yang menangis itu berdiri.
"I don't want to play here too, I play here" untuk seorang anak TK, Lady bisa menilai tingkat emosional berbahasa anak ini luar biasa.
"We better go, we shouldn't argue and fight with them" ajak Lady, anak perempuan itu menghapus air matanya dan mengangguk pada Lady Flowers.
Mereka berjalan menjauh dari tiga anak perempuan tinggi itu sementara ketiganya mengejek Lady dari belakang dengan menjulurkan lidah mereka. Lady tau ia tidak seharusnya membuat keributan, maka dari itu ia hanya akan menghibur anak perempuan yang baru saja mengalami hari yang buruk itu.
"I'm Flowers, how do I call you?" Tanya Lady setelah mereka duduk di bangku taman.
"I'm Frida, thank you Flowers"
"My pleasure. Hey, we're classmates, aren't we?" Lady mengenali wajah teman sekelasnya.
"Really? Ah ya, I think I saw you in the class" jawabnya masih mengingat-ingat.
"Frida, you don't have to be afraid anymore. I'm here as your friend, we're classmates, we can sit near to each other" kata sang Lady menawarkan.
"Really? You don't mind? I sat at the back because I was afraid that no one would want to be friends with me" ujarnya menundukkan pandangannya sedih.
"Hey, you don't need to be sad. Now you can sit with me in the front, we have empty seat" Frida tampak senang mendengarnya. Lalu Lady Flowers mengajak Frida untuk menemui guru mereka dan bertanya apakah Frida bisa duduk didepan di sebelah sang Lady.
"Yes, of course. I'm glad you guys have become close"
"Thank you, Miss" seru keduanya lalu berlari keluar ruang guru dengan bergandeng tangan.
Lady Flowers dan Frida akhirnya duduk bersebelahan, kini mereka akan bersih-bersih dan tidur siang sebelum akhirnya dijemput oleh orangtua masing-masing.
"You may lie next to me" ujar Lady yang manis itu.
Frida dengan senang hati menerimanya, dalam hatinya ia mengagumi bagaimana temannya ini memperhatikan perkataannya. Anak-anak itu akhirnya tertidur, mereka puas bermain dan bersenang-senang pada hari pertama sekolah. Lady Flowers akhirnya resmi memiliki teman sungguhannya hari ini, teman yang ditemukannya sendiri. Itu membuat Frida menjadi teman yang istimewa baginya.
Waktu pulang pun tiba, mereka dibangunkan setelah tidur siang selama 20 menit. Mengenakan kembali blazer dan sepatu mereka, anak-anak itu dengan rapi berjalan kembali ke kelas.
"Where's your pick up?" Tanya Lady manis.
"I'm not sure, I can't see them" sahut Frida.
Mereka berdiri bersisian didepan gedung sekolah, Frida belum dijemput orangtuanya. Jemputan Lady Flowers sudah tiba, itu adalah pamannya Hendrick Plum. Adik laki-laki ayahnya. Lady Flowers juga begitu dicintai di keluarga ayahnya, meski bukan keturunan langsung mereka, Lady Flowers adalah cucu bungsu dari keseluruhan 25 orang cucu sang ibu. Alias, neneknya dari pihak ayahnya. Tentu semua orang akan memanjakannya.
"Uncle, is it possible for us to wait a while longer that my friend's pick up arrives?" Tanya Lady Flowers dengan sopan pada pamannya.
"Sure little Lady" sahut pamannya dengan senyuman. Mereka menunggu sekitar 30 menit hingga akhirnya ayah Frida datang dengan wajah menyesal.
"I'm sorry darling, papa's car has flat tire" pria berkumis itu berjongkok didepan Frida.
"It's okay papa. My friend, Flowers, accompany me here with her uncle" pria berkumis itu kembali berdiri dan menjabat tangan Hendrick Plum.
"Thank you, sir. I really appreciate it. By the way, I'm Tegnan"
"Anytime Mr. Tegnan. I'm Hendrick Plum, we were afraid this little girl will cry alone here while waiting. They're close friends already" Hendrick memberitahu bahwa keponakannya berteman baik dengan putri pria berkumis itu.
"Thank you little Flowers"
"You're very welcome, sir"
Hendrick dan Ladynya masuk kedalam mobil dan melaju pulang ke istana Flowers, namun sebelum itu, mereka berdua punya kencan rahasia dan singgah ke taman di dekat danau dimana angsa putih berkumpul dan berenang.
"Who was it again? Your friend's name?' tanya Hendrick. Mereka sedang duduk di bangku di pinggir danau menyaksikan para angsa mengapung kesana kemari.
"It was Frida. She's my first friend that I earned by myself. I will protect her"
"That's good little one. So, you like the school?"
"Pretty much, except.. we just have fun there. I thought we will learn to read a book or learn numbers" ia terlalu berekspektasi tinggi terhadap sekolah.
"Oh you will, it's just first day, of course you had to have fun. You're just too smart to go to kindergarten my Lady, slow down, you're just 4 and a half" komentar Hendrick.
"I can't wait to go to school again tomorrow" seru Lady kecil itu.
"You sure will"
###############
Lady adalah panggilan gelarnya, dan Flowers adalah nama keluarganya. Lady Flowers sengaja tidak diberi nama begitupun beberapa karakter lainnya. Thanks for reading.

KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] Little Love
De TodoBukan cerita yang panjang, hanya.. bagaimana aku menemukan cinta pertamaku. Semua dimulai dari usia yang tak seorangpun menyangka. Bisakah disebut cinta? This, is the story of my first love. It's a little bit different, so be prepared. ######### Thi...