Minggu lainnya di sekolah Lady Flowers, ia sudah mulai memiliki banyak teman, tapi tentu saja Frida akan menjadi satu-satunya teman dekatnya. Sang Lady membawa Frida kemanapun ia pergi, sebaliknya Frida akan terus mengikuti Lady itu pergi karna ia begitu lengket pada gadis manis itu. Anak-anak yang menjahili Frida di hari pertama sekolah masih saja bertingkah berkuasa, mereka terus saja membuat anak-anak menangis atau berkelahi bahkan dengan anak laki-laki. Lady tidak pernah takut, ia akan membela Frida jika sahabatnya itu dijahili lagi.
"My Lady, they said we will have a new comer" kata Frida memberitahu.
"Is that possible? Someone can join the school this late? It's a week already" Lady manis yang baru datang duduk di kursinya di sebelah Frida.
"I don't know, but the kids said that they saw little girl without uniform with her mother at teachers' office. They said she was pretty" ujar Frida menambahkan pada akhir kalimat.
"I wonder how'd she looks like then" gumam Lady Flowers. "Well we don't know yet, maybe she's from the other classes" lanjutnya.
"They're assuming because they saw that girl's mother talk to Ms. Gilly, isn't that mean she will be in this class?"
Percakapan kedua gadis kecil itu terpotong karna bel masuk dan Ms. Gilly sudah tiba. Pagi ini Ms. Gilly terdengar tidak biasa, ia berbicara panjang tentang suatu hal. Dan setelah itu ia memanggil seseorang untuk masuk ke kelas. Ternyata Frida benar, seorang gadis kecil yang cantik dengan dress beludru berwarna hitam masuk ke kelas mereka.
"Class, this is Ms. Owen. She will join us in this class and I hope that we can be good friends with her. Shall we?" Mereka semua mrnjawab dengan semangat, Ms. Owen kecil diterima dengan baik disana.
Ms. Gilly keluar kelas setelah mengantar Ms. Owen kecil ke kursinya yang ada di belakang. Teman-teman didekatnya mentapanya dengan malu-malu, begitu juga dengan Ms. Owen kecil. Ia masih bingung dan takut, ini pertama kalinya ia berada di suatu tempat tanpa orangtuanya. Lady kita memperhatikan itu, namun ia hanya melihatnya saja dari jauh.
"She's shy" kata Frida berkomentar.
"She is, it's her first day here while we have already know each other's name" sahut Lady Flowers.
"Hey Ms. Gilly give us these before she left, let's make something" ajak Frida memperlihatkan adonan clay berwarna biru.
"Don't mix them, it will become terrible" larang sang Lady saat Frida hendak menyatukan claynya dengan punya Lady yang berwarna merah.
Frida sibuk membuat berbagai bentuk benda yang bisa dibuatnya dari adonan clay, ia ternyata anak yang cerewet saat sedang di sekitar Lady Flowers. Frida anak yang lucu dan tak jarang membuat sang Lady tergelak karna tingkah konyol Frida. Namun ia tidak bisa fokus, entah kenapa ia jadi selalu bertanya-tanya seolah khawatir. Bahwa ini adalah hari pertama Ms. Owen baru itu disini, dan juga ia merasa concern dengan bagaimana Ms. Owen kecil itu merasa tak nyaman karna satu-satunya yang tidak memakai seragam.
"We'll show it off to Ms. Gilly right?" Suara Frida membuat Lady Flowers memalingkan pandangannya dari Ms. Owen kecil.
"Yea.." gumam Lady Flowers.
"Then we must build something pretty" Frida terlihat sangat semangat membentuk clay, Lady manis memfokuskan pikirannya untuk membantu Frida.
Seisi kelas pun sibuk dan fokus dengan clay mereka, Lady Flowers dan Frida mencoba membuat gajah bersama. Meskipun tidak diinstruksikan bekerja sama, tapi Frida dan Ladynya selalu melakukan hal bersama. Mereka sudah seperti sahabat dekat di waktu yang singkat, dan tak sulit bagi anak kecil untuk akrab dan bergantung pada teman favoritnya.
Waktu istirahat tiba, seluruh anak berpencar ke penjuru sekolah. Mereka akan bermain hingga berkeringat dan kelelahan sebelum akhirnya jam tidur siang datang. Sekolah ini memang menerapkan jam tidur siang untuk anak-anak, karna di usia dini mereka masih sangat membutuhkannya. Lady Flowers menarik Frida untuk mendekati meja Ms. Owen kecil, ia akan berkenalan dengan gadis cantik itu. Frida terlalu pemalu untuk berjalan sendiri hingga harus ditarik paksa oleh sang Lady.
"You look anxious, must be uncomfortable being the only one without uniform. Don't worry, you will soon get your uniform. Anyway, I'm Flowers and she is Frida" dengan wajah takut dan malu Ms. Owen kecil menatap dua gadis yang berdiri di depan mejanya.
"I-I'm.. Agnes" jawabnya pelan.
"Ow you had nickname, nice to know you Agnes. We will be good friends, why don't you play outside?" Tanya Lady Flowers lagi.
"I'm not sure who I will play with, I don't know anyone"
"Now you know us, right Frida? We can be friends" Ms. Owen terlihat tersipu dengan kefrontalan gadis Flowers didepannya.
"Yea sure, I can share my Lady with you. Now, we are trio" Frida akhirnya berbicara.
Ms. Owen kecil merasa tersanjung dan sangat senang, di hari pertamanya sekolah ia tidak perlu sendirian. Karna, ia rasa ia bisa mempercayai gadis Flowers dan temannya Frida. Agnes tidak ingin ingin bermain diluar, ia tidak ingin jadi perhatian karna tidak memakai seragam. Dengan baiknya sang Lady dan temannya Frida menemani Ms. Owen kecil duduk di kelas dan bermain mainan yang ada di kelas saja.
"You're so kind" ujar Agnes.
"Wasn't Frida said that we're trio?"
"You don't want to?" Sambung Frida.
"Of course I want, I like to be friends with you two" jawab gadis Owen itu.
"We can play outside once you get your uniform" seru Lady Flowers.
"Sorry you have to sit here with me"
"We have fun playing inside too, right my Lady?" Frida terus menyusun balok warna warni didepan mereka.
"Why you call her Lady?" Tanya Agnes
"That's how most of people called me" kata sang Lady menjawab.
"Are you noble?" Tanyanya.
"Just call me Lady if you want, or Flowers like other friends. I don't know what do you meant beforehand"
"Hey, it's like her name. Just call her the way you want" Frida memajukan tubuhnya untuk menatap Ms. Owen kecil yang duduk di sebelah Lady Flowers.
"Alright Lady" katanya menurut.
Mereka bertiga selalu bersama, hingga pulang pun mereka menunggu jemputan bersama. Ms. Owen kecil tetap duduk di belakang meski ia ingin duduk di sekat Lady Flowers dan Frida, tapi tidak mungkin untuk menyuruh yang lain pindah hanya untuk dirinya. Lagipula ia bisa mengenal teman-teman semejanya saat mereka didalam kelas.
Kini ketiga gadis itu berdiri berjejeran di depan sekolah menunggu jemputan mereka, seperti biasa Lady Flowers akan meminta jemputannya untuk menunggu agar dua temannya dijemput lebih dulu karna jemputannya selalu datang sebelum bel pulang berbunyi. Hari ini supir neneknya lagi yang menjemputnya.
"Mr. Burton, we'll wait like usual"
"Sure My Lady" jawab tuan Burton dengan sopan.
Tak berapa lama, ayah Frida datang dan menyapa sang Lady dan teman baru mereka.
"Hello little Lady" ayah Frida selalu menyapa Lady Flowers dengan ramah saat menjemput putrinya.
"Papa, this is my new friend, her name is Agnes" Frida memperkenalkan teman barunya.
"She is an Owen" tambah tuan Burton, mereka lumayan kenal karna beberapa kali bertemu setiap tuan Burton menjemput Lady Flowers.
"Hello Ms. Owen, pleasure to meet you" ia menjabat tangan Ms. Owen kecil dengan senang setelah sebelumnya menaikkan alisnya.
"You sure got yourself pretty friends my darling" ujarnya lalu menggendong Frida dan ikut menunggu jemputan untuk Agnes karna biasanya jemputan Lady Flowers akan pergi setelah Frida dijemput.
"We should play visit and have tea sometimes" ujar Ms. Owen kecil menyarankan.
"That's nice, I will tell mama of inviting you guys to ours" sahut Frida.
"That would be nice" sahut Lady manis dengan senyum teduhnya.
###############
![](https://img.wattpad.com/cover/274611489-288-k403830.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] Little Love
CasualeBukan cerita yang panjang, hanya.. bagaimana aku menemukan cinta pertamaku. Semua dimulai dari usia yang tak seorangpun menyangka. Bisakah disebut cinta? This, is the story of my first love. It's a little bit different, so be prepared. ######### Thi...