"The Owen and Flowers?!" Ibunya terkejut bukan kepalang saat tau putri mereka berencana akan mengundang dua teman dekatnya di sekolah.
"Yea, they're my closest friends at school, we're like trio" katanya menjelaskan.
"You'll be the mud for the gems darling" wanita itu berbisik pada dirinya berharap putrinya tidak mendengar itu.
"So, is it ok?" Tanya Frida lagi karna ibunya belum menjawab pertanyaannya.
"Are you sure they want to hang out here? Are their parents ok about that?" Tanya ibunya dengan hati-hati.
"Hm, we just planning this before we went home, if you agreed to this I will tell them and ask if their parents ok with that"
"Alright, make sure you treat them nice when they're here, ok?"
"Will do!" Seru Frida memberi hormat dengan tangannya yang diangkat keatas alis.
Frida meninggalkan dapur dengan girang, ia berlompatan menuju halaman belakang dan bermain dengan sepeda kesayangannya.
"You got friends with Flowers daughter?!"
"Yea" jawabnya singkat sambil mengangguk.
"You know who they are?" Ibunya bertanya lagi.
"They? My friends?" Agnes sedikit bingung dengan pertanyaan ibunya.
"Ms. Owen, you don't know Flowers family?" Pertanyaan itu semakin membuat Agnes heran.
"They're noble" lanjut sang ibu.
"Aah that's why people refer her as Lady" gumam Agnes.
"If you want to hang out with her, I will never inhibit you Honey" ia mengangkat dagu putrinya untuk menatapnya dengan intens. "We're noble, but not like her. They are family with huge power in here, you gotta be nice to her. Understand?"
"Yes mom" jawaban tegas.
"I wonder which Flowers you got friended with" gumam ibunya berkacak pinggang.
Mrs. Owen memang seseorang yang sedikit frontal, ia juga sedikit maniak. Suaminya adalah seorang dari keluarga Owen yang terkenal di tenggara bagian, sistem disana berbanding terbalik daripada disini, itu makanya ia sangat membanggakan nama belakangnya setelah menikah sebagai Owen. Dulu ia seorang Lewis, keluarga biasa yang bertani disini. Ia lalu bertemu dengan suaminya dan menikah tanpa seorangpun tau. Kini, tuan Owen sedang dalam mengurus perpisahan mereka, itu mengapa Mrs. Owen dan putrinya kembali ke kampung halaman.
Mrs. Owen sangat menekankan pada putrinya bahwa mereka berasal dari keluarga terpandang dan bermartabat, berbanding terbalik dengan apa yang diajarkan pada Lady Flowers. Ia tumbuh apa adanya, keluarganya hanya mementingkan bagaimana putri kecil itu berpikir cerdas dan berjiwa stabil.
"You can play with them as you like, my child" jawab neneknya alias sang ratu.
"You don't mind?" Matanya berseri setelah mendapat izin.
"Just remember to be home before 5 and let Mr. Burton be with you"
"Sure will grandmother" sahutnya lalu memeluk neneknya.
Lady Flowers sehari-hari tinggal dengan sang ratu, orangtuanya sibuk dengan urusan mereka. Hingga sang Lady akhirnya lebih dekat dengan sang nenek daripada orangtuanya sendiri. Lady Flowers juga dekat dengan kedua bibi kembarnya, mereka mengasuh sang Lady dengan baik.
Waktu yang ditunggu ketiga gadis kecil itu akhirnya tiba, pada akhir pekan saat tidak sekolah mereka mengunjungi rumah Frida. Rumah dengan konsep sederhana yang lumayan besar, ayahnya adalah seorang arsitek dari Perancis yang pindah ke daerah sana dan menikah dengan ibunya seorang penduduk asli. Mereka membangun rumah yang nyaman untuk seorang anak tumbuh dengan kehangatan kedua orangtuanya.
"Wow.. I like your backyard" komentar Ms. Owen kecil.
"Agree, huge land needed for children to play. We can built tent and lay play mat" sambung Lady Flowers.
"We will" jawab Frida semangat.
Ketiganya bermain dengan tenang, mereka berteman dengan baik. Frida menepati janjinya pada ibunya untuk bersikap baik dan melayani tamu mereka dengan baik. Frida anak yang lucu, ia suka membuat lelucon dan banyak tertawa. Lady Flowers bermain dengan baik menanggapi kelucuan Frida, ia juga anak yang lucu disamping sikap pemimpinnya. Sedangkan Ms. Owen, ia tidak pernah benar-benar berteman dengan anak manapun, ia hanya ikut tertawa dan menyaksikan tingkah teman-temannya.
Mereka bermain boneka, kejar-kejaran, dan bermain rumah-rumahan. Terakhir, mereka mengadakan acara minum teh mini a la mereka. Ketiganya kini duduk di meja bundar kecil di halaman belakang dengan set teko dan cangkir mini untuk teh. Ibunya Frida juga sudah menyiapkan kue untuk menemani acara teh mereka.
"Today is so much fun" Frida menuangkan teh untuk Ladynya.
"Agree" sahut sang Lady lalu menyisip teh dengan anggun.
"You're pretty" komentar Ms. Owen kecil.
"You're the prettiest, Ms. Owen" balas Lady Flowers memperhatikan wajah Ms. Owen kecil.
Frida asik dengan kuenya, honey lemon cheesecake adalah kesukaannya dan sangat cocok untuk teman teh di sore hari. Ia tidak memperdulikan kedua temannya yang sedang saling memuji, baginya keduanya sangat cantik. Frida sedikit iri dengan hidung mancung Lady Flowers dan wajahnya yang proposional, dan mata indah serta kulit halus Ms. Owen kecil. Namun ia tidak dengki, hanya saja, jika saja ia secantik mereka.
Sedangkan gadis lainnya sangat senang memperhatikan wajah temannya yang lain, bulu matanya sangat lentik, ia suka menatap kedua mata indah itu. Yang ditatap hanya merasa malu karna tau ia diperhatikan sedari tadi. Gadis itu selalu membuatnya merasa tenang dan spesial, gadis yang menatapnya ini begitu baik dan mempesona sebagai anak kecil.
Ms. Owen kecil sangat kagum pada Lady Flowers, gadis itu terasa superior namun rendah hati. Lady Flowers selalu memperlakukan dirinya dan Frida dengan sangat baik. Lady kecil itu selalu berani dan ceria, ia sangat suka berada di dekat gadis itu. Baginya, Lady Flowers adalah temannya yang berharga, disamping Frida yang selalu bisa membuat mereka tertawa terhibur.
Lady Flowers sangat digemari oleh teman-temannya, ia tipe yang suka memimpin. Sang Lady bukan hanya suka bertindak memimpin, ia juga selalu melindungi temannya dari perundungan yang dilakukan oleh Christine dan teman-temannya. Di sekolah, tidak ada yang berani menentang ketiga anak perempuan berbadan bongsor itu kecuali Lady Flowers. Itu sebabnya teman-teman sekelasnya sangat respek pada sang Lady.
"Should we visit your house next Ms. Owen?" Tanya Lady Flowers.
"I will ask my mom for that, and sure I would love to have you two for our next playdate" sahutnya dengan senyum simpul.
Lady Flowers hanya tersenyum dan mengangguk sedikit pada pernyataan tersebut, ia suka memandang wajah Ms. Owen kecil yang tersenyum. Pipi chubbynya memiliki semburat kecil talangiektasia, itu selalu menjadi perhatian sang Lady. Di mata Flowers kecil, Ms. Owen kecilnya memiliki pribadi yang menarik. Riang namun tetap tenang, gadis kecil itu juga selalu berbicara dengan baik padanya. Tipe gadis yang anggun.
Mungkin Frida adalah teman yang paling berharga bagi sang Lady, tapi Ms. Owen kecil, adalah teman yang spesial di hatinya.
#################
KAMU SEDANG MEMBACA
[Completed] Little Love
De TodoBukan cerita yang panjang, hanya.. bagaimana aku menemukan cinta pertamaku. Semua dimulai dari usia yang tak seorangpun menyangka. Bisakah disebut cinta? This, is the story of my first love. It's a little bit different, so be prepared. ######### Thi...