16. Bincang Tegang

96 16 7
                                    

Happy Reading.

AKSA memasuki kamarnya. Sekedar informasi, hati lelaki itu sedang berbunga-bunga, tersenyum tiada henti hampir terlihat seperti psikopat.

Memang norak. Bertahun-tahun tak lama merasakan mencintai dan dicintai. Sekalinya jatuh pada hati seseorang, buta cintanya sudah seperti anak sekolah dasar. Retta, sih, sudah pernah merasakannya saat masih SMP. Cinta monyet biasa yang bertepuk sebelah tangan.

Namun disaat jiwanya masih terasa seperti anak SD menaruh hati, ada jati diri lain yang dewasa dan bertanggung jawab karna sudah ada hati yang harus ia erat.

Aksa sudah mengganti pakaian sekolahnya, berniat pergi berdua dengan Kalandra untuk menraktirnya makan. Saat itu Kalandra meminjamkan studio musiknya untuk Aksa, bukan?

Jadi sebagai rasa terima kasih, Aksa akan membelikan makanan-makanan enak untuk Kalandra.

Hitung-hitung, mengobati rasa rindunya makan bersama sang sulung.

Di jauh lerang hati Aksa masih terdapat rindu yang membekas. Ada juga rasa perih disana. Siapa yang tidak merasa perih, jika keluarga yang mereka cintai pergi untuk kesekian kalinya?

Rindu menyajikan makanan untuk sang sulung juga bungsu. Walau sang sulung kadang tidak menyentuh masakannya.

Rindu mengomel jika sang sulung ketahuan melakukan yang tidak-tidak.

Aksa rindu semua itu.

Setelah tubuhnya dibaluti dengan hoodie berwarna mint kesayangan, juga jeans hitam polos, ketukan dari luar pintu terdengar. Dan ia yakini itu adalah Kalandra yang sudah tiba.

Aksa yang baru saja selesai menyemprotkan aroma-aroma untuk sekitar tubuh langsung berteriak, menyuruh agar Kalandra menunggu sedikit lebih lama.

"Bentar, Bang!"

Ia mengambil dompet dan juga ponselnya, dimasukan kedalam kantung saku. Jam juga tidak lupa melekat di pergelangan tangan lelaki itu agar tidak terlihat terlalu kosong.

Aksa menjalankan kursi rodanya ke pintu utama. Membuka pintu itu. Menampilkan seorang laki-laki dengan cardigan berwarna lembut seperti coklat muda. Wangi laki-laki itu beraroma layaknya kopi pada kafe mahal di Mall Jakarta.

"Udah siap, nih?" Tanya Kalandra dengan kunci mobil di tangan kanannya.

"Lesgooo."

Keduanya tidak diam begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keduanya tidak diam begitu saja. Berlagak canggung seperti orang baru saling mengenal. Masing-masing dari mereka selalu saja mencari topik, tidak sulit bagi mereka melakukan itu.

"Jeffery ada dirumah, Sa?"

"Ada kali, Bang." Aksa sedikit bingung menjawab pertanyaan rumit itu.

Warkat Akasa 'Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang