7. Janji Kala Hujan

57 18 0
                                    

"Janji tak langsung yang diikat keduanya, menandakan kesiapan mereka dalam menghadapi keadaan kian rentan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Janji tak langsung yang diikat keduanya, menandakan kesiapan mereka dalam menghadapi keadaan kian rentan."

________________________________________

Happy Reading.

"HAI Akasa aku, hari ini libur. Semoga suratnya sampai dihari yang sama, biar suratnya bisa nemenin kamu sekarang. Aku lagi ada masalah, nggak apa-apa surat ini nggak terbalaskan untuk sekian kalinya. Udah 5 surat ya? Nggak kerasa. Intinya, jangan nggak makan, jangan begadang, dan aku mohon jangan sakitin diri sendiri. Oke?"


-pembantai stroberi.

"Lagi? Dia siapa, sih?" Gerutu Retta pada diri sendiri.

Sudah delapan surat terkumpul di kamarnya, memang surat itu tidak rutin di beri tiap hari, namun kini Retta semakin di buat penasaran karna surat telah terkumpul banyak.

Hari ini libur, Retta berniat untuk menaiki sepeda.

Sore ini dimulai dengan kegiatan olahraga pertamanya.

Sang ibu menghela nafas pasrah melihat anak gadisnya pergi keluar tanpa berpamit. Anak gadisnya itu keras kepala juga kekeuh dengan pendirian. Tetap pada pendirian memang hal yang bagus, namun jika hal itu membuat kita menutup telinga kepada pendapat orang lain, adalah egois juga keras kepala.

Sang ibu tau, kalau sikap ini menurun dari sang suami.

Retta berjalan keluar, mengeluarkan sepeda miliknya. Bukan sepeda dengan roda besar, namun sepeda lipat untuk berpergian, milik sang ayah.

Karna rute kali ini tidak terlalu jauh, helm ia kesampingkan dulu. Ribet katanya.

Sunyi dan hampa rasanya jika tidak ada alunan musik yang mengiringi, mendengarkan lagu favorite pilihan miliknya sudah cukup untuk menenangkan pikirannya sembari menikmati kota Jakarta.

Ia mulai mengayuh sepedanya, dengan earphone melekat pada kedua telinga.

Kayuh demi kayuh telah ia lakukan. Tempuhan selama perjalanan juga tidak bisa dibilang jauh maupun dekat.

Dan yang seperti Retta duga, gemuruh dari langit disertai awan gelap telah menyelimuti kota Jakarta. Akhir-akhir ini, hujan selalu saja mengguyur Ibu Kota pada sore hari.

Rintik belum kunjung menyentuh bumi, jadi Retta putuskan untuk mengayuh lebih jauh lagi.

Gemuruh terdengar lagi, namun kali ini disusul hujan yang turun semakin deras.

Warkat Akasa 'Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang